GALINA
"You what??", pekikku nggak percaya
Sambil sarapan kami sambil ngobrol ngalor ngidul. Bahasan kami sampai ke kehidupan Deco. Aku kaget banget kalau ternyata Deco udah punya tunangan dan tunangannya itu lagi hamil.
"Yea. I'm expecting a child", ucap Deco dengan bangga
"Wow! I didn't expect that'', ucapku
"Me too actually. Laura sama aku udah temenan dari kita kecil. Dia tetanggaku di Kingston. Kita sekolah bareng sampai akhirnya tahun lalu aku ngelamar dia, dan sekarang dia mengandung anakku"
"It's crazy", ucap Mason
"I know. I'm so happy tho", wajah Deco terlihat cerah
"Keliatan kok dari muka kamu. Udah tau perempuan atau laki-laki?", tanyaku sambil tersenyum pada Deco
"It's a boy. Baru bulan lalu kami tau"
"Wow! Pasti seru banget", ucapku
"Kamu suka anak kecil ya?", tanya Mason padaku
"Banget", ucapku sambil tersenyum
"Pantesan...", ucap Mason lalu meminum jus jeruk
"Hah?", tanyaku bingung. Mason sedikit tersedak jusnya
"Euh.. Mungkin maksud Mason, pantesan kamu excited banget pas ngomongin ini", ucap Deco sambil menepuk-nepuk punggung Mason
"Ah I see", ucapku
Setelah selesai makan, gantian aku dan Mason yang pamit untuk mandi sedangkan Deco dan Flo membersihkan dapur dan mencuci piring.
Tepat jam 12 siang, kami berempat sudah berkumpul lagi di ruang TV rumah Flo.
"Aku bisa pulang pakai Tube kok. Gak usah di anter", ucapku pada Flo yang keukeuh mau nganter aku ke flat
"Tapi kan aku yang ngajakin kamu nginep. Harusnya aku juga yang anter kamu pulang", kata Flo
"Tapi buang-buang waktu, Flo. Kamu keluar cuman buat nganter aku terus balik lagi ke rumah"
"Mm guys, sorry to interrupt your conversation. Emangnya Gal tinggal dimana?", tanya Mason padaku dan Flo
"Aku sewa flat di daerah Paddington", jawabku
"Hmm.. I can drive you home if you want", tawar Mason
"Gak usah. Beneran gak apa-apa, aku bisa naik Tube", tolakku halus
"Kayaknya bener kata Mase deh. Lagian Paddington sih bisa diitung searah sama rumah Mase", sambung Deco
"Nah gitu aja. Aku lebih tenang kalau Gal ada yang nganterin pulang", kata Flo
Aku menatap ketiga pasang mata yang sedang menatapku dengan pasrah. Akhirnya aku mengangkat tangan tanda menyerah.
"Fine. Kamu beneran gak apa-apa anter aku pulang, Mase?", tanyaku pada Mason
"It will be my honour", ucap Mason sambil tersenyum
Setelah diskusi itu, aku pamit untuk mengambil tasku di lantai atas. Aku memastikan nggak ada barang yang ketinggalan sebelum kembali turun ke bawah dengan membawa ransel dan tas selempangku. Ternyata Mason mengungguku di ujung tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Game in Play (END)
RomanceGALINA KEMALA SOEMANTRI Aku gak tau kalau ternyata di negara ini aku malah menemukan seseorang yang bisa membuat aku merasa berharga. Aku gak tau kalau ternyata ada orang yang bisa mencintai aku sebesar cintanya padaku. Aku gak tau kalau ternyata se...