Chapter 27

2.5K 158 0
                                    

GALINA


Akhirnya pertandingan Inggris lawan Amerika akan segera dimulai. Mason dan Chris sama-sama menjadi line up pertandingan hari ini. Sebenernya aku tadi malem sempet kepo sih gimana tanggapan media ketika sesama pemain Jelsy FC itu akan bertemu di tim yang berbeda. Aku nggak nemuin yang aneh, nggak ada satupun berita yang bahas tentang hubungan Mason dan Chris yang nggak baik.

Pertandingan pun dimulai. Kami dengan heboh berteriak dan memberi semangat pemain Inggris. Permainan berlangsung ketat saat itu. Beberapa kali aku lihat wajah Mason yang berbeda setiap kali dia akan merebut bola dari Chris. Kalau yang gak tau sih ya biasa aja, namanya juga lawan. Tapi untuk aku yang tau ada something wrong, itu jadi keliatan beda banget.

Menurutku Mason mainnya agak sedikit kasar malah. Bahkan aku Deco beberapa kali menatap Mason sambil menggerakkan bibirnya seperti mengucap 'calm down' dan menggerakkan telapak tangannya naik turun.

Sampai babak pertama selesai, skor masih 0-0.


"Kamu gak lagi ada masalah sama Mase, kan?", tanya Theo padaku ketika kami sedang menunggu babak ke dua di mulai

"Nggak kok. Kenapa kamu tanya gitu?", tanyaku heran

"Aku emang udah lama gak ketemu Mase, tapi kayaknya ada yang beda sama dia hari ini. Dua pertandingan sebelumnya dia gak ngerebut bola dengan kasar kayak hari ini", ucap Theo sambil mengusap-usap dagunya


Nah kan.. Bukan cuman aku yang ngerasa ada yang beda sama Mason. Rasanya ingin sekali aku nyusul ke ruang ganti lalu memeluk Mason.

Pemain mulai keluar dan babak kedua pun di mulai. Permainan lebih intense dari sebelumnya karena masing-masing tim memburu gol. Beberapa kali pelatih dari kedua tim keluar dari bench dan berteriak memberikan arahan, pergantian pemain pun dilakukan.

Aku meremas kedua tanganku dengan gugup, aku berharap Inggris menang. Suara penonton mulai terdengar heboh ketika bola semakin mendekati kotak penalti Amerika. Aku dan seluruh pendukung Inggris berdiri dari kursi kami dan berteriak-teriak menanti pemain menendang bola ke gawang.

GOL! Inggris mencetak satu gol! Mason memberikan assist pada Zack dan Zack menendang bola itu memasuki gawang Amerika. Seluruh pendukung Inggris berteriak suka cita. Kami juga saling memeluk satu sama lain. Mason terlihat berlari ke depan tribun VVIP dan malambai pada kami. Aku menggerak-gerakkan tanganku seperti akan menggapai Mason sambil berteriak senang.

Tapi sayangnya 10 menit kemudian pendukung Inggris terdiam karena Amerika berhasil mencetak gol ke gawang Inggris. Wajah Chris terlihat sumringah sambil melakukan selebrasi bersama dengan timnya. Lalu Chris berlari mengitari lapangan dan tersenyum sambil melambai saat matanya nggak sengaja menatap mataku.

Seketika aku panik dan mencari keberadaan Mason. Mampus aku kalau Mason sampai lihat. Dannnnn... Rasanya aku mau pulang aja ke Bandung saat aku lihat muka Mason yang kayak nahan marah. Obviously he saw it. Shit!! Nggak ada yang nyadar emang, tapi tatapan tajam Mason padaku nggak bisa aku abaikan.

Aku nggak bisa konsentrasi menonton jalannya sisa pertandingan. Aku juga merhatiin kalau gak ada raut ramah dari muka Mason di lapangan sana. Beberapa kali sesama pemain Inggris menghampiri Mason seperti berbisik dan dijawab Mason oleh anggukan atau gelengan aja.

Pertandingan selesai dengan skor 1-1. Tapi walaupun seri, tim nasional Inggris dan Amerika berhasil memuncaki skor tertinggi di grup B dan masuk ke babak 16 besar.

Seperti sebelum-sebelumnya, setelah selesai pertandingan para pemain menghampiri kami di tribun. Mason emang memelukku sih, tapi dia nggak antusias. Malah aku ngerasa dia sedikit menjaga jarak sama aku dan memilih ngobrol sama Theo. Dia juga malah duduk di seberang sana, nggak duduk di sebelahku kayak biasanya.

Game in Play (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang