Chapter 46

2.8K 196 4
                                    

GALINA


Mason kembali melanjutkan ceritanya. Katanya semenjak tunangan sama Harper, Harper bener-bener berubah, nggak kayak Harper yang Mason kenal sebelumnya. Harper jadi super clingy banget, posesif, dan suka ngatur. Awalnya Mason biasa aja, tapi lama-lama dia gerah juga. Mana Harper nggak mau ikut orang tuanya pindah ke Amsterdam, jadi Mason dan Harper tinggal bareng di rumah yang Mason sewa.

Ternyata Mason sama Harper pernah berantem gara-gara itu semua. Mason bilang dia mau putusin pertunangan mereka karena Mason nggak nyaman sama kelakuan Harper, tapi Harper nangis-nangis dan bilang dia bakalan berubah dan kembali ngingetin Mason tentang pesan terakhir dari Jane. Tapi udah beberapa lama, Harper nggak juga berubah. Makanya Mason akhirnya ngehubungin orang tua Harper supaya mereka bujuk Harper untuk pindah ke Amsterdam sama mereka.

Awalnya tentu aja Harper gak mau, tapi akhirnya dia terpaksa pindah ke Amsterdam setelah ayahnya sakit dan ibunya terus menerus nyuruh Harper untuk ikut mereka. Mason katanya super lega banget bisa lepas dari Harper. Nggak lama setelah Harper pergi, Mason ganti nomor ponselnya, blok semua media sosial Harper, dan pindah dari rumah yang disewanya dulu ke rumah lainnya yang dia sewa juga sebelum beli rumahnya yang sekarang. Mason juga mulai kencan sama cewek-cewek sebagai pembalasan atas kebebasannya yang dikekang oleh Harper selama ini. Muka Mason pas cerita bagian ini merah banget kayak kepiting rebus. Kayaknya sebenernya dia gak mau ngomongin bagian dia suka kencan sama cewek lain deh.

Dan bagian yang paling mencengangkan adalah ternyata Jane nggak minta apa-apa di saat-saat terakhirnya. Harper cuman manfaatin itu supaya dia bisa tunangan sama Mason. Dan segala hal yang dia bilang tentang Chris juga bohong, dia ngomong gitu supaya Mason mutusin Jane. Dasar emang cewek gila! Dia udah bikin pertemanan Mason sama Chris hancur dan sampai tega bunuh kakaknya sendiri cuman gara-gara dia terobsesi sama Mason. Ngeri banget!!

Mason tau ini semua dari Harper langsung ketika Harper di interogasi sama polisi.


"Kamu tau satu hal?", tanya Mason

"Apa?", tanyaku penasaran

"Kejadian ini ngebuat aku sadar kalau ternyata selama ini aku nggak pernah cinta sama Jane", ucap Mason sambil menggenggam tanganku

"Hah?", aku nggak ngerti

"When Jane died, I felt like I lost a sister, you know. Aku baru sadar kalau ternyata selama aku sama Jane, aku itu sayang sama dia sebagai saudara, karena kami udah terbiasa bareng-bareng. Bukan sebagai laki-laki dan perempuan. Tapi ketika kemarin pecahan kaca itu ada di leher kamu, rasanya aku kayak mau mati. Aku takut banget! Aku gak akan kuat kalau kamu sampai pergi. Saat itu aku bener-bener sadar kalau aku bukan cuman cinta sama kamu, tapi kamu adalah duniaku, kamu itu kayak udara, aku gak bisa hidup kalau gak ada udara. Aku gak bisa hidup tanpa kamu", Mason menatap mataku dalam

"Mase...", aku terharu

"Aku minta maaf karena aku nggak jujur dari awal sama kamu. Aku tau kamu. Kamu pasti bakalan pergi kalau tau aku udah punya tunangan. Tapi I swear to God, aku bener-bener gak punya perasaan apa-apa sama Harper. Dan kalau Harper gak bohong soal permintaan terakhir Jane, aku gak akan pernah mau tunangan sama dia. Aku udah batalin pertunangan aku sama dia dan aku nggak sudi untuk berhubungan apapun lagi sama dia"

"Mase, semuanya udah berlalu. Apa yang udah terjadi kita jadiin pembelajaran aja. Dan kamu gak boleh nyalahin diri kamu sendiri lagi. Oke?"


Mason tersenyum padaku. Tiba-tiba wajahnya seperti salah tingkah.


"What is it?", tanyaku curiga

"Aku mau mulai semuanya lagi tanpa ada satupun rahasia dari kamu. Tapi aku punya satu rahasia lagi yang belum aku kasih tau ke kamu", ucap Mason pelan

"Oh my God.. What is it?", tanyaku ngeri

"Jangan gitu dong mukanya. Ini bukan sesuatu yang nyeremin kok hehe..", wajah Mason memerah

"Ya udah cepet kasih tau", aku bener-bener penasaran


Mason mengambil sesuatu dari saku jaketnya. Sebuah kotak yang kayaknya aku nggak asing. Kotak persegi panjang warna merah dengan tulisan Cartier emas di atasnya. Mataku terbelalak. Ini kan...


"Ini... Kenapa kotak ini bisa ada di kamu?", tanyaku penasaran. Ini gelang yang sama dengan yang ada di laciku kan?

"Pas kamu pergi kemarin, aku sempet ke flat kamu. Somehow aku liat satu laci yang kebuka dan liat kotak perhiasan ini. Kotak perhiasan yang dulu aku kasih untuk kamu", Mason menatap mataku

"Hah?!", pekikku kaget. Gimana bisa??

"Setelah ketemu kamu di taman hari itu, gak tau kenapa aku kepikiran terus sama kamu. Aku ngerasa ada satu koneksi yang bikin aku nggak bisa lepas dari kamu. Kadang malah aku sampe mimpiin kamu. Karena aku nggak tahan, akhirnya aku dateng ke kota kamu untuk ketemu kamu. Tapi ketika aku liat kamu lagi, aku malu. Itu sesuatu yang baru buat aku, bisanya aku yang dideketin duluan sama cewek, jadi aku nggak tau gimana caranya untuk deketin kamu duluan. Aku takut salah langkah, malah kamu lari. Jadi aku cuman bisa parkir deket flat kamu, terus ngikutin kamu ke kampus, ngikutin kamu belanja, ngikutin kamu volunteer di panti jompo dan panti asuhan pas kamu gak ada jam kuliah. Ngeliat kamu tuh aku jadi kayak nemuin bagian yang selama ini aku cari. Aku mulai suka minta tolong stranger untuk ngasih sesuatu buat kamu.."

"Drinks, snacks, foods", sambungku tercengang

"Yup, those things", Mason terlihat malu-malu


TUNGGU!!! Berarti tiket pertandingan bola itu...


"Jangan bilang tiket pertandingan waktu itu...", aku bahkan nggak sanggup nyelesain ucapanku

"Hehe.. Dari aku juga. Aku inget kok aku liat kamu duduk sendirian pake kaos item celingukan kayak anak ilang. I believe it was when Jelsy versus Manchu, am I right?"

"Iya!! Oh my God!!! After all these years! Mason Hills!!!", aku bener-bener nggak percaya

"It was a hint for you, tho. Aku undang kamu ke pertandingan Jelsy", ucap Mason sambil tetawa

"Siapa yang bakalan ngira sih, Maseeee", ucapku gemas

"Hahaha..."

"Dan kamu juga yang nyuruh orang ngasih bunga dan gelang ini ke aku pas aku wisuda!", pekikku

"Yes. It was Dec who gave it to you, by the way", ucap Mason santai


WHAT?!?! I was really blown away! Ini terlalu mengejutkan.


"Dec?? Oh God... Tapi kok aku nggak inget sama muka dia ya?", aku bingung

"We were younger that time. We have no beards and our body not as bulky as today, and obviously our hair style changed", ucap Mason sambil terkekeh


Iya juga.. Pantesan aku nggak asing pas pertama kali kenalan sama Deco dan ketemu Mason lagi pas aku diajakin nonton pertandingan Toren Ham lawan Jelsy sama Flo. Dan aku ingat rambut Mason dulu itu lebih panjang dari sekarang dan bergelombang karena gak pakai gel.

Aku memukul lengan Mason agak keras.

Aku memukul lengan Mason agak keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Game in Play (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang