Chapter 43

2.8K 189 1
                                    

GALINA


"Apa maksud kamu ngomong kayak gitu?", tanya Mason tajam

"Karena dia ngerebut kamu dari aku, aku harus melakukan sesuatu untuk nyingkirin dia kan? Haha.. Perempuan malang", kekeh Harper

"You're ruthless!! Did you just say you killed your own sister??", geram Mason

"I didn't kill her. Aku cuman motong kabel rem mobilnya", ucap Harper santai seakan-akan itu bukan masalah besar


Aku memekik kaget. Gila! Ini bener-bener gila!!


"What?!", teriak Mason kaget

"Kok kamu kaget gitu sih? Biasa aja dong, Mason. Karena dia udah pergi jadi nggak ada halangan lagi untuk kita waktu itu", Harper menatap penuh damba pada Mason

"Dasar perempuan gila!", geram Mason

"Tapi ternyata sekarang muncul satu lagi halangan. Aku harus menyingkirkan dia juga", Harper menyeringai ketika mata kami bertemu

"Psycho!", maki Mason. Refleks aku meremas baju Mason dan menyembunyikan wajahku di punggung Mason. Mason mengeratkan pelukan tangannya di punggungku. Wajah Harper berubah menjadi lebih gelap.


Harper mengambil pisau yang ada di counter. Dia tersenyum sambil menatap pisau itu.


"Put that down!", perintah Mason

"After I kill her", ucap Harper tenang sambil menunjukku dengan pisau itu


Mendengar ucapan Harper, air mataku mengalir dengan deras. Demi Tuhan aku takut banget! Orang kayak Harper tuh gak bisa di tebak.

Harper berjalan maju dengan perlahan. Selangkah Harper maju, selangkan juga aku dan Mason mundur. Kami mengelilingi counter top di dapur Mason.


"Harper, put the knife down", pinta Mason kali ini dengan suara lebih rendah

"Aku cuman mau menyingkirkan penghalang kita aja kok, Mason", ucap Harper sambil mengintipku yang bersembunyi di belakang Mason. Tubuhku bergetar ketakutan.


Tiba-tiba terdengar suara banyak orang di luar dan berlarian masuk ke dalam rumah Mason sambil mengacungkan pistol. Ada sekitar 10 polisi yang mengacungkan pistol dari berbagai arah.


"Drop the knife and hands up!", teriak salah seorang polisi


Harper menatap Mason dengan tatapan nggak percaya.


"You call the police?! How dare you!! I'm not a criminal!", teriak Harper

"I have no choice, Harper. Kamu udah keterlaluan", ucap Mason hati-hati

"Keterlaluan? Ini karena aku cinta sama kamu, Mason! Aku hanya ingin mewujudkan impian kecil kita", teriak Harper

"Kita?? Harper, itu nggak real! Itu hanya omongan anak kecil yang gak bisa kamu percaya. Aku bahkan nggak inget kalo aku pernah ngomong kayak gitu sama kamu!"


Setetes air mata jatuh di mata Harper. Aku sedikit terkejut melihatnya nangis kayak gitu. Ketika Harper sedang lengah seperti itu, aku dan Mason melihat beberapa polisi secara diam-diam mendekati Harper dari belakang.

Game in Play (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang