20 | Si Gadis Ringkih

37 10 0
                                    

Sebenarnya ada banyak kebohongan yang terjadi dalam setiap waktu. Salah satu sifat yang sangat sulit bagi setiap manusia hindari. Di saat keadaan memaksa otak untuk berkehendak mengeluarkan sebuah ilusi. Tapi terkadang, tak semua kebohongan mengantar pada keburukan, beralaskan perlindungan misalnya.

Vouz melakukan hal itu untuk melindungi Mahaka. Lebih jelasnya, lelaki pengendali dunia dua masa itu menghabiskan waktu sibuknya berada di sebuah kamar dalam rumah sakit menjaga seorang gadis; Mahaka di masa depan.

Vouz masih belum cukup berani untuk mengungkapkan semuanya. Pasal apa yang dia lakukan ketika Mahaka memilih pilihannya. Bisa dibilang, Vouz takut mendapat reaksi Mahaka yang akan terkejut dan takut secara bersamaan. Orang yang melihat hal itu tidak melepas kemungkinan akan berpikir kalau Vouz adalah orang paling keji dan tak berperasaan.

Tapi semuanya bertajuk untuk perlindungan. Mahaka memang koma, namun Vouz tidak bermaksud dalam. Hanya raganya yang dibiarkan beristiahat sedangkan jiwa, Vouz membawanya ke masa lalu. Tempat di mana Mahaka kini menghabiskan waktu menjadi murid baru.

Pintu ruangan terbuka. Nick kembali muncul dengan mulut yang tak pernah absen mengunyah sesuatu. Kali ini permen karet rasa blueberry menjadi pilihannya.

Lelaki itu tidak mengambil tempat duduk. Sekadar berdiri dan menepuk bahu Vouz dengan sebuah map tebal hingga membuatnya menoleh.

"Untuk saat ini kondisinya normal. Kemarin-kemarin memang hanya sebuah penanda dia membiasakan jiwanya. Jangan khawatir," ungkap Nick.

Vouz menerima map itu dan ikut meneliti isinya. Tidak berniat menjawab sama sekali sementara Nick masih mengunyah seraya menatap Mahaka.

Nick menhirup napas dalam dan bersedekap. "Aku benar-benar penasaran, apa yang membuatmu sampai sangat berjuang melakukan ini?"

Map tertutup, Vouz ikut menatap Mahaka yang masih terbaring tenang dengan segala alat bantu yang menempel di tubuhnya.

"Maksudku, apa sesuatu hal yang spesial kau temukan padanya hingga ... Setelah hampir seratus tahun? Entahlah, kau melakukan ini lagi. Kau sudah bersaksi di depan Dewan Masa untuk berhenti kalau kau sudah lupa."

Nick melirik Vouz dengan diam. Ada banyak pertanyaan yang berkecamuk di dalam kepalanya pasal lelaki dengan perangai anehㅡmenurutnyaㅡkembali melakukan pekerjaan merepotkan ini setelah menaruh janji di depan yang berkepentingan.

Awalnya, Nick hanya mengira kalau Vouz sekadar ingin mengetahui tanpa niatan untuk membantu. Maksudnya, Vouz hanya menjadi pendengar bagi orang-orang yang memiliki kalut gelap, kehilangan arah dalam hidupnya dan dipeluk dalam oleh rasa penyesalan. Sebagaimana dalam keterangan yang Vouz sebutkan dalam saksinya, hanya ingin menjadi seseorang yang biasa untuk menghabiskan sisa hidupnya.

Tapi, siapa yang sangka? Nick bahkan harus menyiapkan beberapa alasan yang berbeda kala para bahawan Dewan datang menanyai pasal Vouz. Lelaki itu ikut berbohong, sialnya makin lama, Nick makin dibuat keringat dingin dengan timpaan hukuman yang akan dia dapatkan jika ketahuan.

"Vouz, kau tidak melibatkan perasaanmu dalam hal ini, kan?" selidik Nick.

Hal ini bukan menjadi masalah karena tidak banyak dari kasus-kasus sebelumnya terjadi seperti ini. Tapi sekali lagi penegasan, mereka adalah dua manusia yang berbeda. Sangat sedikit kemungkinan mereka akan bisa hidup bersama. Dan Nick sudah dari lama menaruh prasangkanya soal ini.

"Vouz—"

"Entahlah, Nick. Tapi, memang harus pekerjaan seperti ini mengikutcampurkan perasaan. Bukan begitu?" sela Vouz.

"Ya, aku tahu. Tapi maksudku bukan perasaan yang itu. Aku tahu kau paham, jadi jangan berpura-pura. Cukup katakan ya, atau tidak."

Vouz menyibak helaian rambut ke belakang telinga Mahaka. Setelahnya, turun menggenggam jari-jari kecil yang nampak lemah tak berdaya.

MAHAKA [Markhyuck]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang