TV layar lebar di depan Mahaka yang satu-satunya menjadi hiburannya di rumah. Malam kali ini benar-benar terasa sunyi meski maid beberapa kali lewat menunjukkan diri sibuk mengerjakan tugas malam sebelum beristirahat.
Tidak ada yang menarik, termasuk tayangan TV. Selepas dengan kegiatan makan malam tanpa Vouz yang belum kembali, Mahaka dilanda kebingungan untuk melakukan kegiatan mengisi waktu kesepiannya. Biasanya, Mahaka akan menunjukkan diri di ruang kerja Vouz, entah untuk sekadar menemaninya atau menginginkan teman. Vouz bahkan belum memberikan kabar pada Mahaka sama sekali. Membuat gadis itu mengambil pikir akan kesibukan Vouz yang benar-benar besar.
Benda layar lebar itu Mahaka pilih untuk dimatikan. Menatap tampang dirinya yang terduduk dengan wajah datar pada layar hitam yang redup gelap. Namun, perhatiannya teralihkan setelah suara bising ponselnya yang berada tidak jauh di samping.
Sebuah ruang obrolan kelas yang terlihat begitu ramai. Angka merah yang terus bermunculan tiada henti dengan jumlah yang kian meningkat. Ibu jari Mahaka lantas menekannya.
Deretan pesan yang tiada henti bermunculan dengan cepat, Mahaka sampai harus menahan tempat dirinya yang belum sempat selesai membaca pesan-pesan sebelumnya.
'Haka dan Maha berada di Asgar.'
'Apa ada pertandingan malam ini? Hari ini hari apa?'
'Kalian semua pikun! Sekarang jadwal balap anak kelas 11-3 dengan sekolah sebelah'
'Oh! Jaiden! Bagaimana aku bisa lupa kalau jadwalnya malam ini? Aku segera ke sana!'
'Tentu tidak boleh dilewatkan.'
Mahaka menekan tombol keluar dari obrolan grup. Beranjak dari tempatnya menuju kamar. Menyambar jaket dengan sembarangan dan kembali bergegas turun.
"Nona, mau ke mana malam begini?"
Mahaka berhenti. Tepat sekali ingin mencari seorang maid untuk meminta kunci.
"Aku ingin keluar mencari angin sebentar. Apa aku bisa meminjam motor?"
"Nona sudah meminta izin dengan Tuan Vouz?"
Kelopak mata Mahaka turun beberapa kali. "Oh, ya. Sebentar."
Benda pipih itu kembali di keluarkan dari balik saku jaket. Menekan beberapa nomor untuk melakukan panggilan hingga sambungan akhirnya terhubung.
"Halo, Mahaka? Ada apa?"
"Aku ingin keluar, jalan-jalan."
"Malam begini?"
"Ya."
"Sendirian? Atau Haka mengajakmu?"
"Sendirian."
Terdengar hening semenit sebelum Vouz kembali membuka suara. "Ke mana?"
"Asgar," jawab Mahaka singkat.
Vouz yang tengah sibuk menatap lembaran dokumen di depannya lantas mendongak. Mendapat Nick yang juga ikut menatapnya dengan pandangan bertanya.
"Apa yang ingin kau lakukan di Asgar?"
Mendengar nama Asgar, Nick menggunakan kedua kakinya sebagai dorongan untuk membuatnya mendekat dengan Vouz. Mencondongkan badan berniat untuk menguping pembicaraan.
"Jalan-jalan," balas Mahaka.
Vouz tersenyum tipis. "Asgar bukan tempat untuk jalan-jalan, Mahaka. Kau tahu itu atau, kau baru tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHAKA [Markhyuck]✓
Narrativa generaleNamanya Mahaka. Gadis entah berantah datang dari mana yang ingin mengubah alur kehidupan orang tuanya. Ps. much naration than dialogue