46 | Percaya dan Tidak

49 14 0
                                    

Langkah Vouz begitu buru-buru. Menyusuri lorong kamar rumah sakit menuju ruang Mahaka. Beberapa kali sempat tersendat dan bertubrukan dengan para petugas medis yang lain.

Kisaran beberapa meter mendekat, di depan pintu nampak Nick dengan wajah gusar penuh kalang kabut. Beberapa kali berteriak memanggil suster dan yang lain. Hingga mata mereka akhirnya saling bertemu, Nick menunjukkan raut lebih gusar. Vouz menebak, dengan sedikit kilasan kesal.

"Nick—"

"Apa yang kau lakukan, bodoh?!"

Bahkan, lelaki itu sudah lebih dulu menarik kerah bajunya sebelum selesai berbicara.

"Apa kau gila?! Apa kau sudah berniat untuk menyelesaikan semuanya, hah?!"

"Nick, tenang. Biarkan aku menjawab."

Lelaki itu mendengkus. Melepas cengkraman dengan sedikit hentakan. Membuka pintu ruang dengan tergesa, masih dengan raut kesal. Vouz mengekor di belakang dan lantas melambungi Nick begitu tampilan Mahaka yang tengah berbaring tertangkap oleh matanya.

"Sial," ucapnya kemudian.

"Benar. Kau benar-benar lelaki sialan. Itu tidak salah," sambung Nick. Lelaki itu mengambil map, dijadikan alat untuk memukuli kepalanya. "Kau baca ini, sialan."

Sementara Vouz mengamati laporan yang sedang terjadi, Nick memutari kasur Mahaka dan berhenti di samping monitor.

"Aku tidak tau apa yang sedang terjadi di sana tapi, yang jelas, kau pasti melakukan sesuatu hal yang bodoh," tuturnya. "Aku sedang menikmati makan siangku sebelum suara monitor sialan yang panjang membuatku panik hingga hampir terjatuh dari kursi. Apa kau juga berniat untuk membuatku terkena serangan jantung?"

"Kita berbeda dari manusia, Nick," sela Vouz dengan sedikit mengambil curi pandang.

"Kau benar. Kita memang tidak seperti manusia. Namun, bukan berarti aku tidak bisa merasakan jantungku yang pindah ke usus, bodoh!"

Vouz terkekeh membalas. Lain Nick yang makin bertambah kesal menatapnya.

"Jadi, apa yang terjadi?"

"Menurutmu?" Raut Nick terlihat menjengkelkan sekarang. Vouz memaklumi. "Kau membuatnya hampir mati. Itu singkatnya."

"Kau benar," kata Vouz cepat mengiyakan. "Aku juga tidak bisa menahannya karena ... dia di luar kendaliku."

Sebelah alis Nick terangkat. "Lalu?"

"Menurutmu?" balas Vouz. Membuat Nick kembali jengkel. "Aku bercanda. Maaf tapi, itu benar. Menurutmu apa yang membuat gadis itu kembali lebih baik?"

"Orang tua-nya?"

Vouz mengangguk singkat. "Ceritanya panjang tapi, kau cukup tau siapa yang membuatnya menjadi seperti ini. Kita sudah membicarakannya kemarin."

Nick menjauh dari monitor. "Oh? Si anak ingusan itu?"

"Sekali lagi, benar."

Nick tidak mengintrupsi lagi. Dirinya berlalu pada sebuah lemari besi. Membukanya dan mengeluarkan sebuah papan berisi beberapa jenis suntik dan cairan dalam botol kaca kecil.

"Apa kondisinya masih buruk?" tanya Vouz.

"Ya tapi, ini lebih baik. Suhu tubuhnya saja yang masih di kondisi tidak stabil," jawab Nick tanpa menoleh. Menaruh fokus penuh pada benda-benda yang baru dia bawa tadi.

Cairan berwarna bening yang dihisap melalui suntik kemudian disalurkan pada Mahaka melalui selang infus. Tidak hanya satu, melainkan dengan satu jenis cairan yang lainnya berwarna biru.

MAHAKA [Markhyuck]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang