🎩25

4.1K 243 10
                                    

HAPPY READING 🍁

***********
.
.
.
.


Sudah dua hari Jimin tertidur setelah mengalami demam tinggi, bahkan dokter yang dipanggil Yoongi sudah memeriksanya 3 kali sehari untuk memastikan kesembuhannya. Sejak dua hari itu juga dia tidak pernah meninggalkannya walau untuk sejenak, karena tidak mempercayai orang lain dia dan dokter pribadinya lah yang mengurusnya selama dua hari ini.

Pukul sudah menunjukan pukul dua pagi tapi dia masih terjaga didepan laptopnya. Dua hari ini dia tidak datang ke markas karena harus menjaga Jimin dirumah jadi perkerjaan banyak sekali yang harus segera dikerjakan. Jujur dia sedikit merasa lelah karena harus mengurus jimin dan perkerjaannya yang menumpuk, tapi sedikitpun dia tidak pernah mengeluh dan menyesali apa yang sudah dia lakukan.

 Jujur dia sedikit merasa lelah karena harus mengurus jimin dan perkerjaannya yang menumpuk, tapi sedikitpun dia tidak pernah mengeluh dan menyesali apa yang sudah dia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya terasa berat dan mengantuk tapi dia tahan karena besok pasti akan kesulitan mengurus perkerjaan karena harus mengurus jimin. Mau tidak mau dia harus menyelesaikannya malam ini agar bisa tidur walau hanya satu jam karena nantinya dia harus langsung merawat keperluan Jimin.

Sementara itu, Jimin pelan pelan membuka matanya walau masih terasa sangat berat. Samar samar dia melihat punggung Yoongi yang sedang mengetik dilaptopnya, dia melihat keruangan sekelilingnya yang tampak sangat asing.

"Aku dirumahnya?" Batin Jimin

Tubuhnya terasa sangat kaku karena sudah terbaring selama dua hari, tangannya yang terasa berat itu dia angkat untuk menggapai bahu Yoongi. Begitu tersentuh dia langsung menoleh menatapnya.

"Eoh? Kau akhirnya bangun? Kupikir aku akan menyiapkan pemakamanmu jika kau tidak bangun malam ini." Celoteh Yoongi yang berbeda dengan hatinya.

Meskipun mulut berkata lain dia justru sangat senang melihat Jimin kembali sadar, dia sangat senang hingga rasanya ingin langsung memeluknya dengan erat, tapi karena terhalang gengsi dia tidak akan melakukan semua itu.

"Maafkan aku bos.." ucap Jimin dengan suaranya yang masih serak.

"Jangan bicara omong kosong, kau yang biasanya tidak akan mengatakan hal seperti itu" ketus Yoongi.

"Tapi, apa kau sungguh sudah sembuh? Apa masih ada yang terasa sakit?" Tanya Yoongi meletakan tangannya didahi jimin untuk memastikan kekhawatirannya.

"Tapi, apa kau sungguh sudah sembuh? Apa masih ada yang terasa sakit?" Tanya Yoongi meletakan tangannya didahi jimin untuk memastikan kekhawatirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kau Rumahku -Yoonmin° [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang