Prolog

163 11 0
                                    

Chika laura anastasya, itulah nama seorang gadis yang kini tengah menatap kagum seorang laki-laki yang ada diatas podium

Anaya putri salsabila, dia adalah sahabat chika dan kemanapun selalu dengan chika, baginya... Tiada hari tanpa bersama chika, kecuali hari libur

"eh nay, kak kean ganteng banget sih" ujar chika sambil menatap penuh kagum pada sosok keano dirgantara yang saat ini tengah berada diatas podium, kakak kelasnya itu tengah diwisuda saat ini

"cih, kak kean mulu pikiran lo, kayaknya pikiran lo harus dibersihin deh, kan sekarang kak kean udah lulus, kabarnya sih kak kean mau lanjut sekolah diluar negri" chika menekuk wajahnya lesu, mendengar ungkapan anaya benar-benar membuat hatinya sakit
Ah, apa benar dia harus move on??

"gini amat nasib gw" gumam chika, anaya yang mendengar itu langsung tertawa dan menepuk-nepuk pundak chika pelan, seolah menyemangati chika

"yaudah sih terima aja, laki-laki didunia ga cuma satu" chika mengangguk lesu, ia masih harus memikirkan cara move on yang paling cepat

Dan mulai hari itu, chika memutuskan untuk berhenti menyukai kean, ia pun belajar melupakan kean yang sejak ia masuk smp sudah ia kagumi

*

*

*

"yah, chika nebeng dong" ujar chika dengan mulut penuh nasi goreng, ayah chika pun langsung mengangguk

"emang motor kamu kemana???" tanya gisella anastasya, mama chika

"biasa mah, lagi pengen kebengkel dia" mendengar ucapan putrinya membuat pasangan suami istri itu tertawa

"oh ya mah, ini si bocil kemana?? Kok ga keliatan???" tanya chika, ia menyuapkan sesendok nasi goreng kemulutnya lalu meminum air putih dan mengakhiri sesi sarapannya

"lagi tidur, dia kan libur hari ini" chika hanya ber-oh ria dan berpamitan pada mamanya lalu berjalan keluar dengan ayahnya

***

Chika menyalami tangan ayahnya setelah itu ia mengedarkan pandangannya mencari seseorang, padahal ia sudah janjian disini, tapi tidak ada tanda-tanda orang itu akan datang

"masa gw datengnya kepagian???" gumam chika

Dor....

Chika terlonjak dan menatap tajam sang pelaku yang telah mengagetinya, anaya langsung merangkul chika dan menyeret gadis itu masuk kedalam sekolah mereka yang baru

"sorry ya chik gw ngagetin, tapi sumpah deh lo lucu banget tadi" anaya tertawa dan melepaskan rangkulan tangannya

"lucu pala lo peyang, untung aja jantung gw nggak copot" anaya terkekeh mendengar ucapan chika yang menurutnya aneh itu, masa iya jantung bisa copot (itu kan perumpamaan, anaya pinter!!!)

"abisnya mata lo kek mau copot gitu ahahaha..." tawa anaya kembali menggema, dan kini chika kembali menekuk bibirnya kesal, entah berapa lama lagi anaya akan terus menggodanya

"bagi seluruh siswa dan siswi baru harap segera berbaris dilapangan karena apel akan segera dimulai" suara dari speaker itu membuat chika dan anaya menoleh ketiang bendera, ternyata disana sudah ada panggung untuk menyambut siswa baru,
ah senangnya

"eh ayo kesana, gw ga mau kalo kita dibelakang barisnya" ujar anaya yang langsung menarik chika dan mencari barisan didepan, padahal didepan sudah ada yang menempati tetapi anaya dengan bar-barnya langsung menyuruh orang itu geser, benar-benar deh!

"baiklah, perhatian... Untuk semuanya siap grak!!!" seru pemimpin apel, chika tercengang menatap pemimpin itu jantungnya berdegup kencang, nafasnya pun memburu, kenapa ia ingin menangis??

"chik, chika... Lo oke kan???" bisik anaya, gadis itu agak mencondongkan badannya kearah chika

Lamunan chika terbuyarkan, gadis itu dengan cepat menoleh kearah anaya dan menggeleng

"tuhan...inikah skenariomu?? Kau membuatku bertemu dengannya lagi" batin chika, chika menghela nafas sepertinya melihat keano dirgantara menjadi pemimpin apel sangat berpengaruh pada dirinya, apalagi hatinya





Happy reading

*
*
*

Jejak Rasa (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang