Bab 35

25 3 0
                                    

Chika duduk dihalte bus, malam ini kebetulan ia ingin pergi kesuatu tempat, tapi motornya malah ngambek jadi ia memutuskan untuk naik angkutan umum

"lo chika kan??" chika menatap orang itu dengan tatapan bertanya, pria itu duduk disebelah chika dan mengulurkan tangannya

"zaynn" ujarnya lantas melepaskan tangannya dari tangan chika

"lo—kenal sama gue??" tanya chika penaasaran, ia meneliti pria dihadapannya dari atas kebawah, membuat pria bernama zaynn itu terkekeh pelan

"enggak, tapi sahabat gue selalu nyeritain lo ke gue" kekehannya berubah menjadi senyum manis, zaynn menerawang kedepan, wajah tampannya kini berubah serius

"sahabat? Siapa??" tanya chika

Zaynn menoleh "jangan-jangan dia ga pernah nyeritain gue ke lo?? Wahh parah sih, ntar gue bejek-bejek tuh muka songongnya" kesal zaynn

Chika terkekeh, pria aneh ini kenapa malah melucu disini? "siapa nama sahabat lo??"

"deo, nadeo abraham, lo kenal kan?? Jangan bilang lo gak kenal, boong kan tu anak" sungutnya

"lo sahabatnya deo??" zaynn mengangguk semangat "gue baru tau kalo dia punya sahabat modelan lo" chika tertawa melihat zaynn yang makin merengut kesal

"chika" seketika chika dan zaynn menoleh ke sumber suara, chika mengerutkan keningnya saat mendapati deo berdiri tak jauh darinya, perlahan pria itu berjalan mendekatinya dan duduk disampingnya

"ngapain?" deo melepas jaketnya dan memakaikannya pada chika, chika menggeleng sambil meringis apa apaan orang ini?

"ceilahh, giliran ama yang bening aja perhatian, sama gue aja kayak patung berjalan" sinis zaynn membuat chika terkekeh, sementara deo malah mengedikkan bahunya acuh, ia tak peduli pada keberadaan zaynn disana

"gue mau ke cafe" ujar chika berusaha mencairkan suasana

"ayo" deo beranjak dan menggandeng tangan chika, tapi chika malah menatap tangannya yang digenggam tangan yang lebih besar darinya itu, tangannya nampak tenggelam digenggaman deo

"heh! Mau ngapain lo?!" suara zaynn menginterupsi membuat chika meringis dan segera menyentak tangannya yang digenggam deo, tapi deo malah mengeratkan genggamannya dan tetap bergeming

"lo pulang aja" zaynn melongo tak percaya mendengar ucapan deo, fix ini si deo beneran bucin sama chika kayaknya

"eh nggak-nggak, kalian pulang aja lo apa-apaan sih" kesal chika, ia menatap tajam deo, sedangkan deo malah menatap tajam zaynn

"oke gue pulang" ujar zaynn menyerah lantas berlari darisana entah pergi kemana

"eh kok pergi sih, elo gimana sih?!! Kasian itu sahabat lo" geram chika ia menyentak tangannya dan melepas jaket deo yang tersampir di pundaknya, lantas mengembalikannya pada sang empu

"gapapa, ayo gue anter ke cafe" chika menggeleng

"enggak, gue bisa sendiri" tolaknya sambil menepis tangan deo yang hendak meraih tangannya

Deo menatap chika datar, tak ada ekspresi apapun disana, bahkan saat chika berjalan pergi meninggalkannya

"dibilangin ngeyel banget" deo lekas menarik chika dan mengantar gadis itu kecafe yang dimaksud

***

"thanks" ujar chika hampir tidak terdengar karena ramainya pengunjung cafe

"hm"

Chika mengedarkan pandangannya, ia melihat kedalam cafe yang terlihat karena kacanya tembus pandang, didalam sana terlihat anaya tengah menyanyi diatas panggung kecil yang ada disana

"ayo" deo menggenggam tangan chika dan menariknya masuk kedalam, ia tidak mau jadi tukang parkir dadakan disini, gara-gara terlalu lama berdiri diparkiran

"eh eh"

Deo melirik chika yang nampak antusias, beberapa kali gadis itu berteriak menyemangati sahabatnya yang tengah konser diatas panggung

Deo tersenyum tipis, ia suka senyum ini, ia suka melihatnya, dan ia selalu berharap agar ia selalu bisa melihat senyum itu

"eh gue kesana dulu bentar" pamit chika, ia menghiraukan deo dan menghampiri seorang laki-laki paruh baya yang berdiri dikasir, pria itu nampak sibuk memberikan wejangan untuk karyawannya

Deo memperhatikan semua gerakan chika, tanpa sadar kakinya malah melangkah sendiri menyusul chika

"halo om" sapa chika ramah, laki-laki itu menoleh dan tersenyum pada chika, ia menyuruh karyawannya untuk pergi kedalam

"eh lo ngapain ikutan kesini" bisik chika saat disampingnya tiba-tiba ada deo, tapi deo hanya diam

"wahh chika, siapa ini? Kemarin anaya kesini bawa cowok, sekarang kamu yang bawa cowok, udah gak jomblo nih ceritanya" sindir haikal, laki-laki itu adalah pemilik cafe ini dan memang sudah akrab dengan chika

"iya nih om hehe.." chika nyengir, sementara deo sudah tak bisa menahan senyumnya yang ingin terbit, itu artinya chika menganggapnya sebagai pacar?

"duduk sana, om sibuk, kamu sekali-kali nyumbang lagu dong, masa cuma anaya yang nyanyi" chika mendelik kesal, enak saja! Nanti hancur mikrofonnya jika ia yang menyanyi, definisi merendah untuk meroket sih

"ah enggak om makasih, yasudah chika duduk dulu" pamit chika, ia segera menarik lengan deo untuk pergi sebelum haikal memaksanya menyanyi

Bruk... PRANG!!!

"awshh" ringis chika, tangannya berdarah terkena pecahan kaca, ia mendongak menatap siapa yang menabraknya

"elo?!!!"








Tbc

Jejak Rasa (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang