Bab 41

17 4 0
                                    

Chika menutup wajahnya yang dibelai angin, ia suka suasana tenang ini, apalagi pemandangan dari sini benar-benar indah

Yup, chika berada dirooftop, ia menemani deo yang sedang melakukan revisi dengan editornya, fyi, editor deo seorang cewek yang bohay aduhai, bikin chika iri banget, tapi yasudahlah

Dan yang bikin greget adalah, cewek itu malah mengusir chika, katanya chika ganggu proses revisian lah, padahal kan chika cuma diem disana, bilang aja kalo mau berduaan sama deo, cih

Dan disinilah chika saat ini, menyendiri dirooftop untuk menghindari dua manusia yang kini sedang ada dilantai satu, untung saja cafe ini membiarkan rooftopnya dikunjungi

"gue gak nyangka bisa nemenin deo dengan status kaya gini, padahal dulu gue benci banget sama tuh orang" chika menatap langit yang dihiasi ribuan bintang, hingga tak sadar ada tangan yang melingkar dipinggangnya lalu membalik badannya

"ish, ngagetin ajasih" kesal chika, ia berusaha lepas dari deo, tapi deo malah makin mengungkungnya

"diem dulu dong" deo merengkuh tubuh mungiil chika, menyembunyikan kepalanya diceruk leher chika yang beraroma bayi

"lo kenapa sih?" deo hanya diam tak membalas ucapan itu

"gue seneng ada lo" deo tersenyum, matanya menyelami netra chika yang amat teduh itu, ia suka chika yang kalem begini, tapi yang galak lebih menantang

"heh! Emang revisiannya udah selesai? Ntar novelnya ga jadi terbit lo nyalahin gue lagi!" gerutu chika, deo mengacak rambut chika gemas

"enggak jadi emang" ucapan deo membuat chika langsung mendorong deo agar melepaskan pelukannya

"kok gajadi?!" chika syok, yang benar saja, masa udah tahap revisi malah gajadi

"gue batalin, lagian itu bukan yang biasanya ngeditorin gue, biasanya editor gue laki-laki seumuran ayah, gue udah ngomong sama pihak sananya buat ganti editornya kayak yang biasa aja, gue ga mau yang tadi" jelas deo panjang lebar membuat chika melongo, ada ya manusia seribet ini

"kenapa lo ga mau? Cantik gitu kok" oke, chika memang kekanakan, ia tidak suka cara cewek editor itu memandang deo yang bermaksud menggoda

"dia ngegodain gue, gue cuma ngejaga hati pacar gue" yaampun, deo! Bisa-bisanya bikin anak orang baper kayak gini

Chika berdecih sinis berusaha agar tidak terjerumus dalam gombalan tidak bermutu deo

"gausah drama lo! Bilang aja lo seneng digodain" kesal chika, ia sudah kesal karena diusir dan kini deo malah menggombalinya

"kalo lo yang godain jelas gue seneng" ungkapnya membuat chika syok, deo benar-benar bunglon, Bisa-bisanya dia jadi bucin gini!

"enggak! Ngapain ngegodain lo, tanpa godain aja lo udah nembak gue, gimana kalo gue godain?" chika tersenyum miring

"oh gitu?"

"iyalah! Ayo pulang aja, gue ga mau kesini lagi, ntar ketemu cewek itu lagi! Hih" chika bergidik ngeri mengingat cewek editor itu

"hahahah iya" deo mengacak rambut chika dan merangkulnya keluar dari cafe, dilihatnya cewek editor itu tergopoh-gopoh menghampiri mereka diarea parkir

"mas nadeo, kita bisa bicarakan soal revisinya lagi, maaf jika saya membuat kesalahan, novel mas nadeo harus terbit" ujar cewek itu

"novel deo bakal terbit kok, tapi bukan lo yang ngeditorin" ujar sarkas chika membalas ucapan cewek itu, cewek itu menatap chika garang

"maaf, saya tidak punya urusan dengan pengganggu" jawabnya lantas beralih pada deo "ya mas nadeo? Anda tidak benar-benar membatalkannya kan?"

"saya sudah menghubungi atasan anda, jadi? Saya tidak punya urusan lagi dengan anda, ayo sayang" deo kembali merangkul chika dan berjalan meninggalkan cewek itu yang masih mematung dengan gejolak amarah yang sudah diubun-ubun

"ngakak banget anjir" chika tertawa terbahak-bahak saat sudah duduk diatas motor deo, ia memukul-mukul punggung deo saking gelinya

"kenapa ketawa?" tanya deo dengan wajah datarnya

"lo ga liat tadi muka mbaknya? Kayak mau nahan berak gitu, aduhh perut gue sakit hahahhh" deo buru-buru menjalankan motornya, membiarkan chika terus tertawa

"udahan ketawanya, makin sakit nanti" sejak kapan deo perhatian? Oke, itu sih udah lama, apalagi pas dirumah sakit, deo malah membiarkan chika tidur dipelukannya, dan pasti sangat pegal tidur diposisi itu

"iya mas nadeo" sindir chika membuat deo menepuk pelan pahanya, chika terkekeh melihat respon deo

Bisa-bisanya dia suka deo
Bisa-bisanya dia pacaran dengan deo
Dan bisa-bisanya, deo menarik tangannya untuk melingkari perut deo

Oke, mereka sudah tidak waras, tapi chika berharap agar momen tidak waras ini akan terus berlanjut hingga mereka tua, kan estetik kalau rambut mereka sudah putih dan masih naik motor boncengan gini, berasa vibesnya haha



Tbc

Jejak Rasa (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang