"CHIKA!!! LO GAPAPA KAN?!!!" teriakan itu membuat seluruh atensi berpusat pada menusia yang barusaja masuk kedalam ruang rawat chika
"hehehe sorry tante, om, soalnya anaya khawatir sama chika" ujar anaya cengengesan lalu ia menghampiri chika
"oh ya, gue udah laporin tu nenek lampir ke polisi, biar diproses sekalian terus kapok deh" lapor anaya, chika menatap tak percaya pada anaya, benarkah?
"makasih ya anaya, oh ya emang gimana kejadiannya kok chika bisa luka gini?" tanya gisel, chika diam saja, ia malas berbicara, punggungnya masih sakit untuk berbicara, apa hubungannya? Kan yang ngomong mulutnya??
Dan berakhirlah anaya yang bercerita tentang kejadian dicafe, tapi tidak bisa menolong karena masih bernyanyi
" —maaf tante saya gak bermaksud buat ngebiarin chika dan gak mau nolongin, cuman sayanya lagi nyanyi jadi agak susah buat ninggalin panggung" jelas anaya
"it's okay nay, gausah ngerasa bersalah gitu, gue gapapa" sahut chika tenang tanpa beban
"gapapa gimana jelas-jelas lo luka gini" cibir anaya tak terima, ia melihat perban yang melilit tubuh chika dengan raut kasihan
"pasti sakit ya chik?" tanyanya
"sakit darimana? Orang sepanjang perjalanan kesini aja dia masih bisa ngomel-ngomel" sahut deo yang masih fokus pada hp nya
Chika mendelik kesal, apa-apaan deo ini, kenapa malah membuatnya malu?
Semua orang tertawa mendengar ucapan deo, terkecuali deo, pria itu beranjak dan menghampiri chika lantas mengelus kepalanya lembut
"cepet sembuh" bisiknya lalu pergi darisana meninggalkan semua orang dengan tanda tanya
"itu beneran anak kita yah?" tanya kayla pada suaminya, pasalnya anaknya itu sangat berbeda kali ini
Kemarin saat rey sakit saja, deo ogah dijodohkan dengan chika, tapi kenapa sekarang semanis ini?
"kayaknya ada kemajuan nih, bisa dong kita besanan" gisel tersenyum senang, tapi nampaknya chika malah tekanan batin gara-gara kedua wanita itu yang kini berpelukan
"tumben gak sama darel" tanya chika basa-basi, toh ia juga tidak mengharapkan manusia nyebelin satu itu untuk menjenguknya, apalagi ini sudah larut malam
Raut anaya berubah sendu saat mendengar pertanyaan chika tentang darel, ada hal yang belum ia katakan pada chika tentang darel, dan saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengatakannya
"gapapa gue ga mau ngerepotin dia" anaya berusaha tersenyum, tapi hal itulah yang justru membuat chika makin penasaran
"alahh.. Biasanya juga ngerecokin mulu" kalo ada lomba temen ter-gak peka maka chika pasti akan dapat juara satu saking tidak pekanya dengan keadaan chika saat ini
"sibuk kali" kali ini chika diam, ia tidak bertanya cukup jauh, mungkin anaya butuh waktu?
"yah, chika mau eskrim dong" pinta chika pada andre, mumpung ia sedang sakit jadi harus memanfaatkan keadaan ini
"eskrim ya?? Minta deo sana" balas andre, membuat semua orang yang ada disana terkikik geli kecuali chika yang merengut kesal
"paan sih yah, ayah mah gitu sama anak sendiri, mah... Ayo dong, chika mau es krim" kini chika berpindah pada gisel, ia menatap gisel dan mengeluarkan jurus puppy eyesnya agar gisel luluh
"kamu sembuh dulu, nanti beli es krim nya biar sama deo" ucapan gisel benar-benar tak sesuai ekspetasi chika, sudahlah lebih baik diam saja daripada ia makin menanggung malu
"padahal deo pasti mau kalo disuruh beliin kamu es krim, kan kamu pacarnya" kini kayla ikut mengompori, padahal chika niatnya mau diam
"paan sih tante, bukan pacar chika kok" sanggah chika, pipinya memerah, ia benar-benar malu menjadi bualan dua keluarga ini
"wah kode nih biar cepet-cepet ditembak, tenang ya chika... Nanti tante bilangin ke anaknya biar kamu cepetan ditembak" chika melotot tak percaya, ini kenapa kayla makin menyudutkannya?
"nah bener tuh tante, bilangin tuh sama si deo biar cepetan resmiin hubungannya sama chika,emang ga capek apa digantung terus?" anaya ikut nimbrung, padahal chika sudah menatapnya tajam agar tak ikut-ikutan tapi apalah daya! Orang sakit macem chika memang selalu ternistakan!
"parah banget anak tante malah gantungin chika" kayla geleng-geleng kepala dan chika makin frustasi mendengarnya
"itu anak kamu loh" balas gisel
"ya biarin aja, nanti kubuat perhitungan sama dia" kayla geregetan mengingat betapa anehnya kelakuan sang anak
"mah, chika kayaknya udah sembuh deh, pulang yuk" ajak chika,sontak semuanya tertawa, terlihat sekali jika ia tidak nyaman dengan obrolan ini
"kita pamit dulu ya, udah malem nih, kalian pulang aja kan ada deo yang bakal jagain chika" pesan kayla sebelum pergi bersama suaminya
"mama sama ayah pulang ya? Kasian rey sendirian dirumah" bujuk gisel yang pada akhirnya chika luluh dan mengijinkan
"anaya temenin dulu ya chikanya sampe deo dateng, udah tante chat nih, katanya masih dilantai satu" gisel berpamitan pada anaya lantas pergi darisana bersama andre
Chika menatap heran, perasaan orang tua diluar sana ga bakal ngijinin anak perempuannya sama laki-laki, tapi ini kok? Apalagi chika sedang dirumah sakit, ya meskipun ia tidak sakit parah sih, cuma kena pecahan kaca dari gelas dan piring yang pecah, tapi tetep aja gitu loh!
"chik, gue pulang dulu ya? Bokap nelfon suruh balik, katanya dia sendirian dirumah, lo kan tau kalau athaya ga ada dirumah" pamit anaya
Oke! Tinggalkan saja chika sendirian! Memang tidak ada lagi yang peduli padanya, ish!
"eh si athaya betah banget di luar negeri—
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Rasa (END)
RandomBukan salah chika jika hatinya jatuh pada seorang laki-laki famous disekolahnya, dia keano dirgantara, cowok yang menjabat sebagai ketua osis itu adalah kakak kelas chika saat ini bahkan dulu kean juga kakak kelasnya saat smp, dan semenjak smp itula...