Bab 50

31 4 3
                                    

"Nyengir aja lo, buruan mandi!" teriak Deo saat cowok itu keluar dari kamar mandi sambil bertelanjang dada, semalam mereka memperdebatkan tempat tidur hingga Chika tidur terlambat. Ya meskipun pada akhirnya mereka tetap tidur satu ranjang. Ingat ya, cuma tidur kok. Mereka kan masih SMA.

"Iya iya bawel!" Chika masih mode nyengir langsung ngacir kekamar mandi, sedangkan Deo sudah geleng-geleng kepala melihat tingkah Chika.

5 menit berlalu, Chika keluar dari kamar mandi dengan tubuh terbalut kimono. Ia mengeringkan rambut dengan hairdryer didepan cermin.

"Udahan nyengirnya, kering tuh gigi." Deo duduk ditepi ranjang sambil memainkan hpnya. Chika sempat menoleh tapi kemudian kembali fokus pada rambutnya.

"Selama masih bisa senyum, kenapa nggak senyum?" balas Chika.

Deo mengerutkan keningnya, "Omongan lo seakan gak bakal bisa senyum lagi," ujar Deo heran.

"Heh! Mulut lo!" Chika melotot tajam, tapi Deo malah terkekeh. Deo adalah Deo, meskipun es nya mencair dan sifat bunglonnya membuatnya jadi manis, tapi wajah datar adalah andalannya.

"Gue kayak ngerasa apa yang pengen gue lakuin harus gue lakuin sekarang sebelum terlambat." Chika menghampiri Deo dan duduk disampingnya.

"Gue ga mau kehilangan lo, ya meskipun kita baru aja pacarannya. Tapi, gue ga mau lo pergi ninggalin gue," ujar Chika, kepalanya ia sandarkan dibahu Deo yang
sandar-able.

Deo agak merasa aneh dengan perubahan sikap Chika, tapi ia abaikan dan mulai mengelus rambut Chika yang setengah basah itu.

"Jangan ngomong gitu, gue ga bakal pergi kok."

"Let's go, jalan-jalan!" Chika segera masuk kamar mandi lagi dan berganti baju, beberapa menit setelahnya ia keluar dari kamar mandi dengan setelah sweater berwarna peach dan jeans.

"Ayo!" Chika segera menarik tangan Deo agar mengikutinya.

"Eh ke toko itu yuk? Gue mau nyoba bakmi yang viral itu," ujar Chika saat dilobi, tangannya menunjuk toko yang ada diseberang jalan.

"Hmm."

Mereka berjalan bergandengan untuk menyebrang, saat dirasa sudah sedikit sepi, mereka pun menyebrang.

"DEO AWAS!!"

Ciittt BRAK!!

Chika mendorong Deo saat mereka hendak ditabrak mobil yang melaju kencang dari arah kanan, tubuhnya terpental beberapa meter dari tempat kejadian.

Deo yang barusaja membuka mata terkejut melihat Chika diujung sana dengan keadaan bersimbah darah, dia takut!

Deo berlari menghampiri Chika, ia meletakkan kepala Chika diatas pangkuannya. Perlahan, air matanya turun membasahi wajah Chika yang kini berlumur darah.

"Chika, bangun. Heii are you okay? Dengerin gue Chika! Ayo buka mata lo, plis gue mohon... Lo bilang kalo lo ga bakal ninggalin gue, jangan gini!"

Tepat saat itu, semua orang yang ada disana mengerumuni korban tabrak lari itu. Tapi Deo tak peduli dan tetap memeluk Chika-nya.

"Cepet panggil ambulans! Chika, lo ga boleh gini, ayo buka mata lo Chik. Chika!" Deo mengelus kepala Chika, ia menyingkirkan rambut Chika yang menghalangi wajah cantiknya.

Deo mengecup kening Chika lama, sampai ambulans datang dan mengangkut Chika beserta dirinya untuk dilarikan kerumah sakit.

Deo berharap ini hanya mimpi, ia terlalu takit untuk kehilangan Chika. Waktu yang mereka terlalu singkat menurutnya, tapi tuhan malah memberi cobaan seperti ini.


***


Deo membuka matanya, ia mengusap wajahnya kasar. Dan mengedarkan pandangannya. Sial! Dia tertidur!

Ah ini bukan mimpi rupanya, ia berada didepan ruang UGD menandakan jika semua kejadian ini nyata.

Disampingnya sudah ada keluarganya dan keluarga Chika, untung saja tidak ada yang menyalahkannya atas kejadian ini.

"Keluarga Chika Laura," ujar seorang suster perempuan yang menangani Chika, kepalanya menyembul dari pintu UGD.

"Iya sus?" sahut Gisel, wanita itu beserta semua yang ada disana langsung masuk kedalam setelah dipersilahkan masuk.

"Pasien ingin bertemu dengan keluarganya, tolong jangan membuat keributan. Dokter akan menjelaskan keadaan pasien sebelum kalian bertemu pasien," ujar suster itu lantas mempersilahkan semua orang disana untuk masuk kedalam.

Dokter sempat memberitahu keadaan Chika sebelum mereka diijinkan bertemu dengan Chika. Gadis itu, kini tengah terbaring lemah diatas kasur.

Senyum Chika mengembang menatap semua orang menunggunya, ah dia baper!










Tbc

Jangan lupa votmennya, thx

Jejak Rasa (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang