Selamat membaca 🤗
***
Anaya membuka matanya perlahan dan menatap sekitar, dimana dia? Ahh dia sangat tau ini dimana, ini rumah sakit, lalu? Siapa yang membawanya kemari, padahal tadinya bram sibuk bertengkar dengan chika
Tak lama seorang perempuan cantik masuk kedalam kamarnya, anaya menampilkan senyum terbaiknya kala perempuan itu duduk dikursi yang ada disamping ranjangnya
"nay... Gw kesel banget tau gak?? Dasar aki-aki tua, kenapa sukanya bikin orang sengsara sih!!" geram chika, saking kesalnya sampai giginya bergemelatuk didalam mulutnya
Anaya tertawa dan menatap chika lucu "ada apaan sih? Eh btw yang bawa gw kesini siapa?" tanya anaya
"gw, kenapa? Puas gw, liat tua bangka itu nyesel, lagian dibilangin susah banget, sampe berbusa gw cekcok ama tu orang" anaya hanya tersenyum saat chika melontarkan segala kekesalannya, padahal ia tau jika papanya lah yang dijuluki chika 'situa bangka'
"chik, makasih..." ujar anaya tulus
"aaa.... Lo jangan gitu, gw jadi pengen nangis tau gak??" chika langsung memeluk anaya yang posisinya masih dalam keadaan berbaring, aneh? Emang gitu si chika
"alay banget" decak anaya kesal membuat chika memutar bola matanya kesal, lantas menyentil dahi anaya pelan, sangan pelan karena takut otaknya ikut geser
"awas aja lo nanti, btw ada darel noh didepan, boleh masuk gak?" tanya chika sambil menaik turunkan alisnya menggoda
"da-darel?? Ngapain?" tanya anaya gugup membuat chika makin semangat untuk menggoda anaya
"gw bilangin ah sama mas pacar lo, kebetulan masih stay noh didepan, bentar ya girlss" chika ngacir keluar kamar membuat jantung anaya berdebar, anaya rasa ada yang salah dengan dirinya
Tak lama seorang laki-laki masuk kedalam ruang rawat anaya, ia duduk ditempat tadi chika duduk, dan anaya langsung ikut duduk menghadap laki-laki itu
"hai an" sapa darel dengan senyum termanisnya, membuat hati anaya meleleh, eh
"lo ngapain??" tanya anaya, namun darel malah meletakkan telunjuknya dibibir anaya
"sttt.... Tuan putri ga boleh berisik, sekarang waktunya istirahat" ujar darel, anaya menepis tangan darel dan terkekeh pelan
"paan sih"
"bagus ya, baru aja masuk sekolah sekarang malah masuk rumah sakit, nanggung amat ga sekalian masuk kuburan" ledek darel sambil tertawa
"mulutnya... Minta difilter" anaya menggeplak lengan darel lumayan keras hingga sang empu meringis, jangan ragukan tenaga seorang anaya
Hening..
Sampai darel membuka suara "an, lo oke kan?" tanya darel, entah apa maksud darel bertanya begitu, tapi anaya hanya membalasnya dengan anggukan kecil
Terdengar hembusan nafas pelan dari mulut darel sebelum ia melanjutkan kalimatnya
"gw tau lo ga baik-baik aja an, gw siap kok jadi sandaran lo kapanpun lo mau" ujar darel membuat anaya tersenyum tulus padanya
"rel, gw baik-baik aja" bohong, kenyatannya anaya mengatakan itu dengan air mata yang menetes dipipinya membuat darel tak tega
"an... Please" anaya langsung ditarik darel kedalam pelukannya dan tangisannya kini malah makin menjadi
"sorry, kita emang baru kenal an, tapi gw ngerasa kalo kita udah lama kenal, dan jangan nganggep diri lo sendiri, ada gw yang selalu mau buat ngedengerin semua cerita lo"
"rel, makasih" ujar anaya lalu melepas pelukannya
"senyum dong, masa ana nya darel cemberut gitu, abis nangis lagi" ledek darel membuat anaya langsung melotot kearah darel
"bisa-bisa nya lo ngeledekin gw, bener-bener ngerusak suasana lo" anaya membuang wajahnya kearah lain, membuat darel tertawa terpingkal-pingkal
"lucu banget sih, pengen gw karungin" gumam darel sambil menggigit bibir bawahnya gemas
"awas lo macem-macem" peringat anaya mengacungkan telunjuknya kearah darel
"duhh ampun boss, bu bos galak deh jadi makin sayang"
"darel!"
"iya sayang, kuping gw ga budek kok, jadi gausah teriak - teriak gitu ntar yang diluar malah mikir yang aneh-aneh"
"serah lo deh rel, sana lo pulang!! Ganggu orang tidur aja" usir anaya, ia mendorong-dorong tubuh darel agar segera enyah dari hadapannnya, tapi nyatanya darel sama sekali tak berpindah dari tempatnya dan malah tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengusili anaya
"apasih, entar gw pulang lo kangen.." sindir darel, ya anaya akui jika ia pernah merindukan sosok darel yang beberapa hari lalu sempat menolongnya, ia juga tidak pernah absen bertukar pesan dengan darel semenjak itu
Jadi ya??? Gitu!
"gw balik deh, bokap nyariin, udah malem juga, gaenak sama camer" ujar darel sambil menaik turunkan alisnya
"elahh gaya banget lo, camer... Camer.." ledek anaya namun darel malah tertawa lantas mengacak rambut anaya pelan lalu berdiri
"gw cabut, jangan kangen, kalo kangen langsung telfon oke??"
"ih apasih gajelas" anaya salting woiii, haduh bisa-bisanya sidarel ini
Darel melampaikan tangannya canggung lantas keluar dari ruangan itu, saat darel keluar, wajah yang tadinya ceria langsung berubah datar
"lo ngapain aja didalem lama banget??" kini chika yang maju untuk interogasi, matanya memicing kearah darel yang barusaja keluar dari ruang rawat anaya
"apasih?!! Gw cabut, jagain anaya yang bener, awas lo kalo anaya kenapa-napa" peringat darel lalu pergi darisana, sementara chika sudah mengabsen para penghuni kebun binatang
Ting
Plg, lo dicariin nyokap!!
Tbc
Vote dulu ya guys 🙏 makasih.. Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Rasa (END)
RandomBukan salah chika jika hatinya jatuh pada seorang laki-laki famous disekolahnya, dia keano dirgantara, cowok yang menjabat sebagai ketua osis itu adalah kakak kelas chika saat ini bahkan dulu kean juga kakak kelasnya saat smp, dan semenjak smp itula...