Bab 43

18 4 0
                                    

"ngapain narik-narik sih, gue bukan tali maen tarik-tarik aja" kesal chika, ia menatap manusia didepannya dengan sengit, tapi manusia ini malah memberikan tanda peace sambil nyengir

"ada apaan?" tanya chika tak selow

"gue mau curhat chik" anaya duduk dibangku yang ada dirooftop dan chika pun duduk disebelahnya, ya manusia itu anaya, makanya deo diam saja saat pacarnya ditarik anaya, karena ia tau jika anaya takkan menyakiti chika

"paan? Tumben lo galau, diapain darel lo?" chika mulai serius, ia menatap lekat anaya yang mulai menghela nafas panjang nan beratnya

"ga diapa-apain sih" anaya menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil meringis pelan, tapi senyumnya malah miris, kasihan sekali kau nay!

"trus?"

"darel mau ninggalin gue chik, dia mau kuliah diluar negeri hiks.." pertahanan anaya runtuh, ia menangis dipelukan chika, chika hanya diam dan mengusap punggung anaya pelan

"dia bilang papanya yang nyuruh, dan lo tau kan kalo gue takut ldr, tapi gue ga mau putus, gue cuman mau dia kuliah disini aja, apa salah? Apa gue menghalangi mimpinya dia? Cih bahkan itu bukan mimpinya—

Darel bilang, kalo gak bisa ldr dia bakal milih opsi putus yang mestinya nyakitin kita berdua, gue harus gimana chik?" anaya makin sesenggukan didalam dekapan anaya, walaupun tubuh chika lebih kecil daripada anaya, tapi chika tetap berusaha menjadi sandaran anaya

"nay, heii... Darel harus bahagiain orang tuanya dulu baru bisa bahagiain lo, keputusan dia buat nurutin atau nggak, itu hak dia, kalo emang dia mau nurutin, itu berarti dia juga pengen gapai mimpinya dan nemuin lo disaat kalian udah sukses" chika melepas pelukannya dan menatap anaya dalam

"kalo lo milih ldr, berarti lo harus siap dengan segala konsekuensinya, tapi kalo lo milih putus, lo bisa nyari pengganti darel, mungkin darel bukan orang yang tepat buat lo" chika tersenyum tapi itu malah membuat tangisan anaya makin histeris

Alhasil, chika memeluk anaya lagi "gue ga tau chik, dia baik sama gue, meskipun hubungan kita masih baru, tapi gue nyaman sama dia" ujar anaya

"masih ada waktu 6 bulan lagi sebelum darel berangkat, eh bentar kok gue baru tau ya kalo darel kakak kelas, gue kira dia angkatan kita" chika terkikik geli

"ihh ngeselin lo" anaya mendengus, lagi serius tapi chika malah bercanda

"eh gue kan cuma bilang apa yang gue rasakan" chika makin tersenyum lebar membuat anaya makin kesal

"lo niat kasih solusi gak sih?" sungut anaya

"enggak, jiahhh" chika terbahak, dan langsung dapat hadiah jitakan keras dikepalanya

"ampun nay, yaampun kdrt mulu lo ma gue" ringis chika sambil mengelus kepalanya, anaya tersenyum miring, enak saja anaya kok diremehin

"serius chika, inituh gue lagi serius, tapi lo malah bercanda, kesel gue"

"uluh uluh, iya nih gue serius, mending lo kasih darel kenangan yang gak bakal dia lupain, dan setelah dia lulus, bisa aja dia langsung nyamperin lo, atau malah pas liburan lo disamperin" usul chika mulai serius, anaya nampak berpikir

"bagus sih,ntar gue coba deh atau mungkin dia mau ngomong sama papanya kalo mau kuliah disini aja, itu lebih baik sih" anaya meringis, ia tau jika itu tidak mungkin terjadi, karena keputusan darel adalah, sekali iya, ya iya

"mungkin sih, udahlah nay, ngapain galau gara-gara cowok, masih banyak kali cowok dimuka bumi ini" anaya langsung memukul lengan chika yang seenaknya sendiri, dikira jodoh tinggal tunjuk apa?

"udah deh ngomong sama lo bukannya nyelesain masalah malah nambah pusing gue" anaya beranjak dan meninggalkan chika disana sendiri

Chika tersenyum menatap kepergian anaya "gue tau lo gak baik-baik aja nay, tapi gue tau lo kuat seenggaknya.. Lo harus hidup meskipun tanpa darel" chika ikut beranjak dan mengikuti anaya dengan berlari

"tungguin!!!" teriaknya






Tbc

Jejak Rasa (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang