Bab 39

23 4 2
                                    

"deo!! Gue ikut" teriak chika membuat langkah deo terhenti, pria itu berbalik dan menatap chika dengan sebelah alisnya yang terangkat

"gue ikut" ulang chika

"ga usah, lo disini aja" chika merengut kesal saat deo menolaknya mentah-mentah

"enggak! Gue mau ikut" oke! Chika memang kepala batu, tapi kalo gini sih kayaknya chika bakal kalah deh, auranya deo nyeremin cuy, auto pingsan chika mah

"enggak, lo belum boleh banyak gerak, ntar jahitan lo kebuka lagi, bentar lagi ada suster yang bakal kasih lo suntikan" chika menatap deo cengo, itu adalah kalimat panjang tanpa ada unsur menjengkelkan dari deo, wow patut diapresiasi

"ihhh gue ikut, lo tega ngebiarin gue sendirian disini? Ntar kalo gue digondol setan gimana? Lo mau kehilangan orang semanis gue—

"enggak" batin deo, tapi tak mungkin ia mengucapkannya, bisa-bisa chika kepalanya jadi membesar dan meledak, kan bahaya

—lo tega banget sih!" gerutu chika panjang lebar, tapi deo malah melangkah dan duduk disofa

"kok lo malah duduk? Ayo pergi" kesal chika

"gue gajadi pergi" bagai disambar petir dipagi bolong, chika syok! Trus buat apa dia ngerengek tadi kalo akhirnya sama aja! Gajadi keluar, ngeselin!

"kok gajadi?" sungut chika

"daripada lo ikut? Mending lo duduk manis disitu" saran deo yang makin membuat chika jengkel, tapi chika tetap menurutinya dan duduk dibrankarnya sambil memainkan hp

"ihh ganteng banget..." chika terkikik geli sambil menatap layar hp nya, deo yang merasa terusik pun mendekat dan mengambil hp chika, sang empunya pun melotot tak terima

"balikin!! Ngapain sih lo ambil hp gue? Ga ada kerjaan lo?! Lagi asik juga" gerutu chika, sumpah deh dia tidak mau lagi seruangan dengan deo, yang ada ia bukannya makin sembuh dari sakit malah ketambahan penyakit berupa darah tinggi! Deo itu makhluk ngeselin, tapi tetep ngeselin darel sih.. Tapi tetep aja!

"gausah haha hihi makanya, ayo keluar" deo melihat arloji ditangan kirinya lantas mengulurkan tangan kanannya pada chika

Chika menatap diam uluran tangan itu tanpa berniat menerimanya, ia terkekeh sinis "ngapain? Tadi katanya gajadi" sindir chika

"daripada lo haha hihi kaya orang gila? Gue ga mau seruangan sama orang gila kaya lo" deo menatap chika datar

"daripada lo! Ngeselin!" sungut chika tak terima, sebelum chika makin mengeluarkan sumpah serapahnya, ia buru-buru menarik tangan chika dan membawa infus gadis itu, lantas mendudukkannya diatas kursi roda yang ada diluar ruangan

Mungkin jalan-jalan kekantin sambil mencari sarapan asik juga, ah ia lupa jika kali ini ia tidak sendiri. Deo tersenyum menatap chika yang kini merengut didepannya, meskipun chika duduk membelakanginya, ia tau jika saat ini chika tengah kesal setengah mati gara-gara dia

"lo mau bawa gue kemana sih? Perasaan jauh amat, gak nyampe-nyampe" hobi chika memang menggerutu dan mengeluh, tapi kali ini ia memang merasa ada yang tidak beres dengan jalannya

"kok lo berhenti?" tanya chika pada deo yang tiba-tiba menghentikan langkahnya

"tunggu, gue lupa jalannya" chika menepuk jidatnya pelan, jadi maksudnya, dia sedang nyasar gitu? Bareng deo? What the hell? Gak ada yang lebih baik apa?

"lo yang bener dong! Ayo balik lagi aja keruang rawat" kesal chika, ia bahkan hendak memutar rodanya sendiri tapi deo mencegahnya

"gue lupa, bentar gue inget-inget" deo mengecek hpnya dan kembali mendorong kursi roda chika

Chika was-was, jangan sampai dia nyasar lagi!

Sedangkan didalam hati deo sudah tertawa puas karena berhasil mengerjai chika, mana mungkin dia nyasar? Semalam saja deo keluar dan bisa kembali dengan selamat, lagipula, ia juga sering kesini gara-gara setiap keluarga atau kerabat yang sakit pasti dirawat disini

Tapi sayangnya chika yang kelewat bego itu percaya-percaya saja dengan tipu muslihat deo yang benar-benar tidak masuk akal

"gue pengen banget misahin kepala sama badan lo!! Dosa gak sih??" batin chika saking kesalnya, karena ia diajak berputar-putar lagi oleh deo, dengan dalih masih nyasar






Tbc

Jejak Rasa (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang