Bab 42

21 4 0
                                    

Hari ini jadwalnya kimia, dan chika suka hal itu, bukan karena pelajarannya, tapi karena jadwalnya ke laboratorium bersamaan dengan jadwal deo olahraga, kan bisa curi-curi pandang kelapangan

Chika menatap deo yang sedang melakukan peregangan, itu tandanya kelas deo barusaja akan memulai, dan chika juga baru akan berangkat ke laboratorium

"liatin terus sampe copot tuh mata" sinis anaya, chika meringis ia memang belum menceritakan soal hubungannya dan deo

"hehe... Apasih nay, gajelas lo!" chika nyengir dan berjalan lebih dulu

"gue curiga lo ada hubungan sama tuh cowok, ngaku lo?!" desak anaya, oke chika memang tak punya pilihan selain menceritakannya

"iya, gue pacaran sama deo—

"HAH?!!!" reflek chika menabok mulut anaya yang masih terbuka itu, malu-maluin! Semua orang bahkan melihat kearah mereka berdua

"lo ngapain teriak anjir?!" kesal chika anaya malah nyengir

"ya gue kaget aja, yang dulunya anti banget sama deo, sekarang malah pacaran ama tuh cowok, abis nolak cowok yang ditaksir lagi" bertepatan dengan itu, mereka malah berpapasan dengan kean yang barusaja masuk keruang osis

Chika tersenyum singkat, sayangnya kean hanya menampilkan raut datar, ia tau jika kean masih benci karena ia menolak cowok itu

"elo sih pake ghibahin segala, muncul kan orangnya" gerutu chika, anaya malah tertawa tidak jelas

"ngakak banget anjir!! Lo kok bisa sih chik? Kan gue udah bilang" anaya beralih berbisik pada chika "kak kean tuh ga baik buat lo"

"bukan ga baik nay, emang dia nya yang jahat" ucapan chika sontak membuat anaya membenarkannya

"nah tuh tau!!" akhirnya mereka tiba diruang laboratorium paling akhir, apa karena keasyikan mengobrol?
Masak sih?



***

"nih" chika menyodorkan air mineral pada deo yang kini duduk dipinggir lapangan, nafasnya terlihat memburu bahkan tubuhnya sudah dipenuhi keringat

Deo tersenyum, bukannya mengambil air yang disodorkan chika, deo malah menarik tangan chika hingga gadis itu duduk disebelahnya, barulah ia mengambil air itu dan meminumnya

"lagi minum aja ganteng" batin chika terpesona, ia berdehem untuk mengusir kecanggungan ini

"lo kenapa gak pake kaca mata?" tanya chika penasaran, pasalnya biasanya orang itu akan memakai kacamata, minus mungkin

"lagi olahraga, ntar jatuh" jawabnya menjelaskan rasa penasaran chika

"lo gak minus kan? Pas lo kerumah gue pernah tuh ga pake kacamata" oke, bukan chika namanya jika tidak menggali informasi sampai akarnya

"emang" chika melongo, jadi benar dugaannya selama ini jika deo hanya memakai kacamata untuk gaya-gayaan

"trus ngapain lo pake?"

"biar bergaya" chika mendengus kesal sedangkan deo sudah terkekeh pelan, untung saja tak banyak orang disana, bisa-bisa chika diserbu oleh para fans deo, kan gak lucu!

"enggak bergaya tuh" sungut chika kesal

"pengen aja, emang gak boleh? Biar keliatan pinter gitu" chika menggigit bibir bawahnya, menahan untuk tidak berteriak saat deo mengacak rambutnya pelan sambil tersenyum manis

"bukan keliatan, emang dari sananya udah pinter" cibir chika, ia memutar bola matanya malas menghadapi kenarsisan deo yang tiada habisnya

"udah napa sih, kenapa kesel gitu gara-gara gue pake kaca mata hm?" tangan deo mengelus puncak kepala chika dan menariknya untuk bersandar dibahunya

"ya gapapa sih" gak mungkin kan kalo chika bilang jika ia cemburu pada wanita yang suka dengan deo, apalagi yang memuji saat deo pakai kacamata katanya, kejeniusan deo makin terlihat, dan tambah berkharisma, apalagi saat memimpin sidang ekskul jurnalistik

"yaudah" oke, chika sabar! Dari dulu deo emang ngeselin, lo gak boleh mencak-mencak, seenggaknya jangan sampai deo tau semua aib lo

"hm terserah deh, lo gimanapun juga banyak yang naksir" lirih chika tapi deo dengar karena kepala chika bersandar dibahunya, oke orang bucin mah beda

"gue kan ganteng wajar kalo banyak yang naksir" deo memang spesies manusia yang pas pembagian percaya diri ia maju paling depan, jadi jangan heran dengan tingkahnya ini

"iyadeh iya sipaling ganteng" deo tertawa pelan, ia merangkul chika makin erat, ia suka membuat chika kesal. Karena wajah kesal chika sangat lucu menurutnya

"gue emang ganteng kok" lebih baik kamu diam saja chika daripada berdebat dengan manusia narsis ini, ga akan ada habisnya!

"ikut gue!!" chika dan deo sama-sama menoleh kesumber suara, tangan chika sudah ada digenggaman orang itu, dan orang itu menarik chika menjauh tanpa memberikan penjelasan pada deo

Gini amat nasib orang mau pacaran!





Tbc

Jejak Rasa (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang