Tandai typo!
Budayakan memberi vote setelah membaca, biar saya semangat update nya, makasih banyak
Selamat membaca 🤗
***
Chika menyusuri koridor dengan langkah cepat, ia harus segera bertemu anaya, apalagi setelah insiden semalam
Hati chika mencelos saat melihat kursi anaya masih kosong, ada perasaan khawatir pada anaya
Tak meneruskan langkahnya, chika berbalik dan menuju kelas bahasa, dimana kelas athaya berada, athaya itu saudara kembar anaya
"nyari siapa?" tanya seorang laki-laki yang hendak keluar kelas
"eh anu, nyari athaya" ujar chika kikuk, laki-laki itu pun meneriakkan nama athaya dan gadis bernama athaya itu keluar dari kelas
"mau apa lo??!!! Oh gw tau, lo nyari sigoblok itu kan? Kaga ada, dia ga masuk" ujar athaya seakan tau isi hati chika
"kenapa?" tanya chika
"emang gw emak nya apa?!!" sungut athaya membuat chika tak habis pikir, padahal mereka saudara tapi kenapa tidak pernah akur
"gw serius ath" ujar chika memelas
"bukan urusan gw" athaya mendorong bahu chika kasar hingga chika terduduk lalu ia masuk kembali kedalam kelas
Chika menghela nafas, tapi ia mendongak saat sebuah tangan terulur didepannya, dia—deo
"thanks" ujar chika lalu berdiri
"it's okay"
Dan disinilah mereka berdua terdampar, karena bel masuk masih 10 menit jadi mereka memilih untuk duduk dikantin, dimeja paling pojok
"lo gapapa?" tanya deo khawatir, dan dibalas gelengan oleh chika
"gausah dipikirin, athaya emang gitu" ujar deo membujuk, hampir saja chika lupa kalau deo jurusan bahasa, pantas saja ia bertemu dengan deo
"iya"
"btw, lo tumben nyamperin athaya?" tanya deo, chika mendengus, kenapa sekarang deo cerewet? Bukannya deo itu cool ya?
"gw nanyain anaya" jawab chika ala kadarnya
"emang ke—"
Brak!!!
Belum selesai ucapan deo tapi meja didepannya sudah digebrak oleh seseorang dengan kasar, dan pelakunya malah duduk disamping chika
"anaya mana?" tanya darel, ya pelaku kekerasan tadi adalah darel
"bisa gak sih lo gausah ngagetin, bikin jantungan mulu perasaan" kesal chika
"gw nanya serius elah..." ujar darel, mereka sama sekali tidak peduli dengan orang yang duduk disebrang mereka yang sudah menatap tajam seperti ingin membunuh
"kamu nanya???" chika geram, sejak awal ia memang sudah kesal dengan darel dan sekarang malah seperti ini
"wah...gw serius anjir!" kesal darel
"diem!" ujar deo membuat kedua manusia itu langsung diam, deo menatap tajam pada darel
"lagian gw nanya serius malah dibercandain" kesal darel, ia melirik chika, mengibarkan bendera perang
"anaya ga masuk!! Puas lo?!" ujar chika tak selow
Deo menghela nafas pasrah, meskipun ia turun tangan kedua orang ini tidak akan akur jadi ia memilih diam daripada ceramah sampe berbusa
"ngomong dong daritadi" sungut darel
"nyenyenye" ledek chika membuat darel makin naik pitam
"ngajak gelut lo?!"
"apa lo?!!!"
"gw nanya baik-baik ya daritadi!"
"salah sendiri ngeselin"
"lo yang ngeselin!!"
"lo!"
"lo!"
"lo!"
"DIEM!!!" mereka langsung kicep saat suara datar itu menyambar, sedangkan sang pelaku malah menarik chika pergi darisana
"ngeri woi" darel bergidik lalu pergi darisana
***
Deo menarik chika hingga kekelas gadis itu lalu melepas tautan tangannya
"gw anter kerumah anaya nanti" ujar deo, cowok itu mengacak rambut chika sambil tersenyum lalu pergi darisana
Chika menegang, ia sampai berhenti bernafas gara-gara perlakuan deo 'apaan itu woiii!!!' batin chika berteriak
"deo kesambet apaan dah? Pas gw sakit tu tembok juga njenguk gw, bawain coklat lagi, plis deh chika, lo gaboleh baper, dia itu kulkas seribu pintu hih" batin chika, ia bergidik lalu segera masuk kedalam kelas karena bel masuk sudah berbunyi
***
Chika dikejutkan oleh pemandangan seorang laki-laki yang bersandar di depan tembok kelasnya, ia masih mengingat perlakuan deo tadi
Chika ingin menghindar tapi sepertinya itu pupus saat deo menoleh, ia langsung menyengir dan menghampiri deo
"jadi???" tanya deo dan chika hanya mengangguk saja, mereka berjalan beriringan menuju parkiran, kebetulan pagi tadi chika nebeng ayahnya jadi ia tidak membawa motor
"pake" ujar deo, ia menyodorkan helm nya pada chika namun chika malah menatap helm itu, helm nya cuma satu, kalo chika yang make terus deo make apa?
"ck, lama!" kesal deo, ia pun memakaikan helm itu dikepala chika lalu naik keatas motor
"naik" mungkin otak chika ngeblank, tapi ia benar-benar kaget dengan perubahan sikap deo, kan sudah chika katakan, deo itu kayak bunglon!
Deo pun menjalankan motornya saat chika sudah naik, ia menarik tangan chika dengan tangan kirinya dan melingkarkan tangan chika diperutnya
"ya ampun, so sweat banget... Eh sadar chika! Dia itu bunglon, kalo besok dia jadi macan gimana? Pokoknya lo ga boleh baper titik!!!" batin chika, ia menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha mengusir pikiran aneh yang merasuki otaknya
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Rasa (END)
RandomBukan salah chika jika hatinya jatuh pada seorang laki-laki famous disekolahnya, dia keano dirgantara, cowok yang menjabat sebagai ketua osis itu adalah kakak kelas chika saat ini bahkan dulu kean juga kakak kelasnya saat smp, dan semenjak smp itula...