Part 3

40 5 0
                                    

"anak tidak tau diri!!! Darimana kamu?!! Ngejual diri, kamu??!!! Jawab!!"

Anaya menangis, pertahanannya runtuh begitu saja saat suara familiar itu menyapa gendang telinganya, dia raka, ayah anaya

"jawab ana,papa tanya sama kamu!!!tiap hari selalu aja keluyuran gak jelas, contoh dong athaya, dia pulang sekolah langsung belajar, makanya pintar, lah kamu?? Bukannya belajar malah main terus"

"apa yang sudah kamu dapatkan dari bermain anaya, berhenti ngecewain papa, kenapa kamu ga bisa jadi kayak athaya???!!!" bentak ayah anaya, pria itu mengusap wajahnya kasar lalu mendorong anaya hingga terjatuh kelantai

Anaya hanya diam sambil menunduk, ia tak bisa melakukan apapun jika seperti ini, karena ia memang tidak sepintar athaya-kembarannya

Diujung tangga athaya tersenyum puas melihat saudara kembar tak identiknya dimarahi ayah mereka

"mulai sekarang, kamu ga boleh keluar rumah kecuali sekolah, belajar sana sama athaya!!!" ujar raka lalu melangkah pergi meninggalkan anaya yang kini sesenggukan ditempatnya

"kapan sih papa bakal buka hati?? Anaya beda sama athaya pah, kita emang kembar... Tapi gak menutup kemungkinan kita beda, tapi papa selalu aja nuntut anaya buat jadi kayak athaya, anaya ga bisa pa, maaf"




¢¢¢




Angin malam berhembus menerpa wajah cantik chika, malam ini gadis itu tengah berdiri dibalkon sambil memakan lolipop kesukaannya

"kak, pinjem laptop lo dong" bocah berumur 10 tahun itu menepuk lengan chika pelan, sang empu pun menoleh karena kaget

"buat apaan dah??!" tanya chika sewot

"ya buat nonton anime lah" sahut rey tak kalah sewot, dia ini memang wibu garis keras, tapi ayahnya tidak membelikannya laptop karena alasan dia masih kecil, dan laptop chika yang selalu menjadi sasaran

"dih manusia gepeng gitu demen" cibir chika, tenang saja ia hanya bercanda kok

"wahhh ngejek lo, gw doain biar lo jadi wibu!!" ujar rey membuat chika membelalakkan matanya tanda tak terima

"amit-amit dah gw, lo mau laptop kan???" tanya chika, rey pun mengangguk semangat "noh diatas meja belajar, nanti balikin gw mau bikin tugas" lanjut chika

"iya kak, makasih... Love you kak!!!" teriak rey yang sudah lebih dulu ngacir kedalam, bocah itu mengambil laptop chika dan keluar dari kamar gadis itu, dan semua itu tak luput dari pantauan seorang chika

Chika terlekeh melihat tingkah adiknya itu, ia sangat suka menjahili adiknya hingga menangis, tapi akhirnya dialah yang membujuk rey

Kini chika mengingat kean, sedang apa lelaki itu saat ini? Apa sudah tidur? Ia melirik jam yang menggantung didinding kamarnya, pukul 8 lewat 15, mungkin kean masih nongkrong

Pipi chika bersemu, kenapa pula ia harus memikirkan kean?? Chika menggeleng pelan, berusaha menghilangkan pikiran kotor dari otaknya, gadis itu berjalan masuk kedalam kamar karena sudah merasa bosan dibalkon







$


Chika menatap anaya penuh selidik, karena sedari ia berangkat anaya sama sekali tidak berbicara padanya, ia harus apa coba??

"eh nay, diem mulu lo, ngomong dong sama gw" ujar chika yang sudah tidak tahan dengan kediaman anaya

Anaya menghela nafas panjang, barulah gadis itu angkat bicara "papa marah, gw ga dibolehin keluar, kecuali sekolah" anaya meringis pelan

"ck, seenak jidat tuh bapak lo nay, perlu gw ngomong??" tawar chika namun anaya lebih dulu menggeleng

"huh, trus acara lo minggu depan gimana??" tanya chika yang dibalas gelengan lemah dari anaya

"gw bantuin kabur deh" chika merangkul pundak anaya, namun anaya malah melepasnya membuat alis chika bertaut bingung

"tenang nay, ada gw urusan lo pasti beres" ujar chika yang diiringi gelak tawa

"dih, songong" gerutu anaya, kemudian keduanya tertawa, hingga tak sadar jika guru pelajaran pertama sudah masuk kedalam kelas








$








Chika tersenyum miris melihat kean yang kini sedang merangkul tina, ia memang tidak punya hak untuk sakit hati, tapi ketahuilah... Air matanya ingin menetes sekarang juga

"sesakit ini ya cinta bertepuk sebelah tangan" gumam chika lalu menaiki sepeda motornya dan cepat-cepat pergi darisana






Tbc

Jejak Rasa (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang