Chika mengedarkan pandangannya, sepi, tak ada siapa-siapa disini, hah! Seharusnya ia tidak terlalu berharap pada kean, apalagi ia sudah sering diberi harapan palsu oleh kean, lalu sekarang? Apa yang ia harapkan??
Chika melangkah dan melihat pemandangan dari rooftop "harusnya gue ikut deo aja tadi, eh" chika menggelengkan kepalanya
Apasih yang ada dipikirannya? Kenapa malah berharap pada deo sekarang?
"kalo aja deo disini eh apasih chika! Sadar ih! Lo mikir apaan coba?? Hih" chika bergidik, berusaha mengenyahkan pikirannya yang malah dipenuhi wajah deo, dasar!
"siapa—deo??" chika terlonjak dan segera berbalik badan, ia meneguk ludahnya kasar saat mendapati kean tengah berdiri dihadapannya dengan wajah penuh tanya
"eh bukan siapa-siapa kok kak hehe.." chika meringis, berusaha menutupi kebodohannya, semoga saja kean percaya
"sorry gue tadi urusan bentar, lo udah nunggu lama ya??" tanya kean, chika segera menggeleng, ia malah merasa bersalah karena sudah berpikir yang tidak-tidak tadi
"enggak kok kak, kak kean ada acara apa sampe ngasih undangan kaya tadi??" chika terkekeh mengingat undangan yang diberikan kean tadi
Kean menutup matanya sejenak, sebelum membukanya lagi dan menghela nafas pelan, ia mengembangkan senyumnya, lantas merogoh sesuatu dari saku celananya
Kean menyodorkan sebatang cokelat pada chika, chika yang terpaku hanya bisa memandangi cokelat itu dalam diam
"gue emang ga bakat ngungkapin perasaan gue, soalnya gue biasanya ditembak, bukan nembak" kean terkekeh mengingat ucapannya yang sedikit aneh, mungkin?
"tapi gue pengen ngerubah itu karena satu orang, dan orang itu lo chika, gue ga tau gue kenapa... yang jelas, gue selalu pengen ada disamping lo, gue selalu pengen ngeliat lo tersenyum, dan gue ngerasa sakit pas lo sedih" ungkap kean, chika malah ingin menangis sekarang, kenapa hatinya gelisah sekarang?? Ia malah berharap deo yang berkata demikian padanya eh..
"chika... Gue tau, pdkt kita emang ga lama, dan malah terkesan baru, tapi kenapa gue punya keinginan buat milikin lo??" kini kean berdiri dan menatap manik chika teduh, sangat teduh bahkan chika sampai ingin menangis sekarang
"lo mau kan jadi pacar gue???"
Damn...
***
Sepasang kekasih itu saling menatap, menyalurkan kasih sayang mereka lewat tatapan, sang lelaki mulai memetik senar gitarnya tanpa melunturkan senyumnya sedikitpun
Anaya mulai meresapi petikan gitar itu dan mulai bernyanyi diiringi instrumen gitar yang dimainkan darel
Ya, mereka memang mendaftar untuk tampil diacara pentas seni malam ini, dan itu semua karena ulah chika yang mendaftarkannya
Ngomong-ngomong soal chika, daritadi anaya sudah mencari chika kemana-mana tapi tak menemukannya, ia makin khawatir saat mendapat pesan dari chika jika gadis itu dijemput kean, perasaannya tidak enak, dan ia ingin segera turun dari panggung ini
Anaya sangat meresapi lagu yang ia nyanyikan, ia menatap darel seolah sedang mengungkapkan isi lagu itu pada darel
Tepat setelah lagu selesai dinyanyikan, anaya langsung turun dari panggung karena melihat seseorang yang amat familiar berada dirooftop, sementara darel menyusul dibelakangnya
***
"chika... Chika... Setelah semua yang gue lakuin buat ngedeketin lo, ternyata gini balesan lo?! Heh! Banyak cewek diluar sana yang mau jadi pacar gue, bahkan mereka yang nembak gue duluan, tapi lo???" kean menggeleng tak percaya mengingat jawaban chika tadi
" maaf kak... Gue belum bisa ngasih jawaban" lirih chika disela tangisnya
Kean meraup wajahnya kesal "lo ga yakin?? Kenapa?? Tinggal jawab iya aja susah amat, gue tau kok kalo lo selama ini ngedeketin gue, chat lo masih bisa tuh jadi bukti" kean tersenyum miring hendak membuka hpnya tapi chika segera menggeleng, apalagi saat melihat anaya yang ada dibelakang kean dan ada darel juga disana
"maaf kak, gue gabisa...mungkin gue cuma kagum sama lo kak" ungkap chika, membuat anaya mengerutkan keningnya, kagum??
"oke fine kalo itu keputusan lo!!!" kean segera berlalu pergi meninggalkan chika yang kini sudah luruh dengan tangisan yang makin menjadi, chika tidak tahu perasaan apa yang ia rasakan, ia merasa lega tapi ia juga merasa sakit
"chika... Are you okay??" anaya segera memeluk chika yang kini terduduk ditanah, ia tahu chika tidak baik-baik saja sekarang, ia paham, jadi ia tidak akan bertanya macam-macam sekarang
"ayo pulang" ajak chika yang diangguki anaya
Anaya memapah chika dan mengkode darel supaya mengikutinya, ia butuh darel untuk jadi supir sekarang hehe..
***
Saat chika menuruni tangga, ia tak sengaja menabrak seseorang dan terjatuh bersama orang itu, sementara anaya sudah berteriak heboh dan menolong chika
"heh lo apa-apaan sih, main nabrak-nabrak orang aja" marah anaya, tapi ia sangat terkejut saat chika malah memeluk orang itu, what? Chika sehat??
Darel tersenyum penuh arti dan merangkul anaya yang masih bertanya-tanya ada apa ini, ia membawa anaya pergi darisana, menyisakan chika yang masih menangis dipelukan deo, ya orang tadi adalah deo
Deo mengangkat sebelah alisnya, tapi tak urung membalas pelukan chika, ia tidak tega apalagi saat ini chika sedang menangis
Tbc
Jangan lupa vote dan comennya thx
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Rasa (END)
RandomBukan salah chika jika hatinya jatuh pada seorang laki-laki famous disekolahnya, dia keano dirgantara, cowok yang menjabat sebagai ketua osis itu adalah kakak kelas chika saat ini bahkan dulu kean juga kakak kelasnya saat smp, dan semenjak smp itula...