Bab 49

19 4 4
                                    

Pagi ini, sesuai agenda. Chika akan pergi keluar kota bersama Deo. Mereka sudah ada didalam mobil, tentu saja Deo yang menyetir.

Chika memutar musik didalam mobil untuk mengurangi kecanggungan, matanya melirik Deo yang sibuk memperhatikan jalan. Deo nampak sangat berdamage jika sedang menyetir seperti ini.

"Ntar gue ngapain?" tanya Chika memecah keheningan. Deo sempat menoleh sejenak padanya lantas kembali memperhatikan jalan.

Chika terdiam menunggu balasan Deo, tapi sepertinya cowok itu tidak berniat menjawab, karena tangannya malah terulur merangkulnya dari samping dan mengecup puncak kepalanya singkat.

"Lo disamping gue aja."

Chika manggut-manggut, itu artinya dia harus mengikuti Deo kemanapun kan? Oke, dia bisa kok.

Tapi nyatanya, Chika salah! Ia kini malah berada disamping ibu-ibu sosialita dan ditanya macam-macam.

Sedangkan Deo? Cowok itu sudah nangkring diatas panggung, memegang mikrofon dan berbicara entah apa karena Chika tidak mendengarkan. Tapi yang jelas, Deo sangat keren!

Chika berkali-kali memotret Deo dari berbagai angel, dan cowok itu nampak sangat tampan disemua angel. Pacar siapa sih? Chika dong!

"Neng cantik, ayo jadi menantu ibu aja. Kebetulan, ibu punya anak cowok yang udah kerja dan belum menikah. Pasti cocok sama kamu," ujar seorang ibu-ibu yang ada disamping Chika.

Chika tersenyum tipis menanggapi, "Maaf bu, saya udah punya pacar."

"Alah pasti gantengan anak saya daripada pacar kamu."

Chika hanya tersenyum, ia ingin memenggal kepala ibu-ibu banyak omong disampingnya ini, tapi ia masih punya hati nurani. Jadi, ia diam saja.

"Siapa sih pacar kamu?" tanya ibu-ibu itu yang bertepatan dengan ucapan Deo, kali ini ucapannya tertuju pada Chika.

"Saya kesini bersama seseorang yang sangat penting dihidup saya, bertemu dengannya membuat saya tau akan arti cinta sebenarnya. Dia, Chika. Ayo Chika sini dong temenin saya. "

Ucapan Deo dihadiahi gelak tawa dari orang-orang yang ada disana, kecuali ibu-ibu yang ada disamping Chika. Kena ulti tuh!

Chika segera beranjak dan memenuhi panggilan Deo, ia mendadak merasa gugup. Ditatap oleh orang satu studio membuatnya tremor jika tidak dipegangi oleh Deo, pasti dia sudah terjungkal dari panggung.

Chika hanya memasang senyum formalitasnya, sedangkan Deo sudah merangkulnya dan melanjutkan seminarnya. Ini adalah acara seminar yang dihadiri oleh beberapa influencer, termasuk Deo. Meskipun Deo agak pendiam, tapi sosial media dia itu banyak pengikutnya.

"Terima kasih, lain kali saya akan datang lagi. Tentu saja jika diundang." ucapan itu sekaligus penutup dari acara, karena Deo yang tampil paling akhir.

Deo bersalaman dengan beberapa orang yang ada diatas panggung, berasa simulasi resepsi dah.

"Sekarang kemana?" tanya Chika, tangannya menggamit lengan Deo erat sambil berjalan keluar studio.

"Ke hotel," bisik Deo tepat ditelinga Chika, membuat Chika merinding.

"Ngapain? Lo jangan aneh-aneh!!" peringat Chika, ia segera melepaskan tangan Deo dan menyilangkan tangan didepan dada, melindungi aset berharganya dari tatapan datar Deo.

"Gue capek, mau tidur. Bukan mau aneh-aneh! Pikiran lo tuh yang aneh." Deo segera merangkul Chika masuk kedalam mobil, mereka segera menuju hotel yang sudah didepasn oleh Deo.

"Ya gue kan cuma nebak aja, soalnya kebanyakan cowok kalo bahas hotel ya gitu akhirnya." Chika mendengus, tangannya mengambil seatbelt dan memasangnya dengan nyaman.

"Gue bukan cowok kayak gitu, Chik."

Pipi Chika memanas, suara deep Deo sangat berbahaya untuk jantungnya. Apalagi jika cowok itu sedang serius begini. Rasanya ia ingin melayang.











Tbc


Jangan lupa votmennya, thx

Jejak Rasa (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang