Part 9

24 4 0
                                    

Sayang lo banyak-banyak
Tapi sayangnya..
Lo ga sayang sama gw

Wajah chika tertunduk lesu saat melihat kean tengah bermesraan dengan tina, sudah putus apanya! Yang ada hubungan mereka seperti lem saja sekarang

Chika menendang-nendang kerikil sambil berjalan menunduk menuju parkiran, ia berhenti saat matanya melihat sepasang sepatu berada didepannya, ia pun mendongak menatap pemilik sepatu itu

"eh elo??? Ehehehhh....." chika nyengir kuda saat tau yang dihadapannya adalah deo, aish dia lupa kalau dia harus menerima hukuman dari deo sekarang

"napa lo?? Senyum-senyum gitu, ga waras lo??!!" deo menempelkan punggung tangannya didahi chika namun gadis itu segera menepisnya kasar

"paan sih, elo yang ga waras!!" sungut chika, entah kenapa jika bertemu deo bawaannya dia selalu ingin emosi, sepertinya ia harus jauh-jauh dari deo jika tidak ingin terkena darah tinggi


"lo kali yang ga waras" kini deo tak mau mengalah dari chika, pria itu terlihat sedang mengibarkan bendera perang pada chika

"lo kok lama-lama jadi nyebelin sih!!" chika geram ingin rasanya ia menginjak kaki deo seperti waktu itu tapi itu gak mungkin, bisa-bisa si deo dendam terus nambahin hukumannya

"gw harap lo ga pikun sama urusan kita" ujar deo membuat mata chika melotot tajam, sudah dibuat kesal sekarang dijatuhkan pula apes banget

"eng-enggak kok.... Lo kira gw udah tua pake acara pikun segala" deo tersenyum dan menarik chika, rencananya ia akan memberikan hukuman pada gadis itu agar jera, tipe seperti chika ini enaknya dikasih apa ya biar jera??


Tibalah deo dan chika disebuah tempat yang sangat asing bagi chika, entah kenapa berada disini malah membuatnya ingin lari

"ayo masuk...." ajak deo, namun chika malah menutup matanya dan menggeleng, deo yang sudah lelah langsung menarik paksa chika agar ikut dengannya, jika tidak begitu maka chika tidak akan pernah mau

Chika kini sudah duduk disebuah meja yang ada disana, ini adalah sebuah perpustakaan, wajarlah jika seorang chika tidak biasa masuk ketempat ini, ia memang suka membaca novel tapi tidak suka dengan perpustakaan, ia saja kalau membeli novel harus online karena ia pusing melihat buku yang berjejer rapi di toko buku

"hukuman buat lo biar ga ngeremehin orang lain, belajar bikin puisi biar lo tau perjuangan buat bikin tulisan yang lo bilang alay itu" tekan deo membuat chika menatap deo horor, mana mungkin ia belajar membuat tulisan alay itu?? Cih yang benar saja!

"nggak"

"nih...." deo memberikan beberapa lembar kertas pada chika dan meninggalkan chika sendiri sementara itu ia pergi mencari buku untuk dibaca, itung-itung belajar biar ga sia-sia pergi ke perpustakaan kota

"aishh... Gw harus nulis apa coba?? Aha gw nulis tentang tu bocah songong aja, salah siapa nyebelin... Kena kan lo!" chika pun mulai menulis dikertas kosong itu, ia malah lebih leluasa menulis karena banyak kata yang ia ungkapkan untuk manusia macam deo, harusnya ia menulis tentang kean tapi kok malah???

" nahhh udah kan... Chika kok dilawan, untung otak gw ga lemot-lemot amat kalo dibikin mikir hihihi" chika beranjak dari duduknya dan berniat mencari deo untuk menyerahkan kertas itu

Chika mulai mencari deo diantara para rak buku yang menjulang tinggi itu, chika malah merasa jika perpustakaan ini mirip labirin, gimana kalo dia tersesat dan tidak bisa keluar? Kan berabe!!

Cup...


Chika membulatkan matanya melihat hal itu dadanya bergemuruh, sakit dan sesak bercampur jadi satu, air matanya pun lolos seketika, dan detik berikutnya ia memeluk seseorang yang menepuk bahunya, hingga orang itu syok atas tingkah chika








Tbc

Jejak Rasa (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang