Part 24

28 5 0
                                    

Satu hal yang pasti
Entah sejak kapan..
Gw mulai suka sama lo!

***



Ting

Plg, lo dicariin nyokap!

"siapa nih??" batin chika saat sebuah notifikasi sms masuk ke hp nya, bukan lewat aplikasi berwarna hijau, tapi memang sms

Dan chika yang tidak punya pulsa langsung menyalakan datanya yang sedari pagi ia matikan

Mama gisel -
75 pesan
108 panggilan tak terjawab

Ayah-
20 pesan
56 panggilan tak terjawab

Bocil rey-
2 pesan
5 panggilan tak terjawab
14 panggilan video tak terjawab

"mampusss" gumam chika, ia langsung mengirim pesan jika ia akan menginap dirumah sakit

Masih dengan kekepoannya, chika pun mengirim pesan pada orang yang tadi mengiriminya sms

lo siapa?


Send

Chika menghela nafas kasar saat bram sudah kembali dari ruangan dokter, ia pun menghampiri bram dan menyaliminya

"gimana om?" tanya chika

"gapapa, anaya cuma kecapekan dan telat makan, jadi lambung nya kumat, mungkin ini salah om yang terlalu memaksa anaya untuk belajar, maafin om ya chika, om malah mentingin ego om dan menyiksa anak om, bener kata kamu, gak semua orang punya kelebihan yang sama" ujar bram membuat chika tersenyum lebar

Akhirnya setelah perdebatan panjang mereka tadi bram sadar juga dan sekarang sepertinya pria itu sudah tobat, hihi

"makasih banyak om mau dengerin omongan chika tadi, maaf ya om kalo chika udah kelewatan, ga seharusnya chika kayak gitu" bram mengangguk, ia tidak masalah karena tujuan chika memang membuatnya sadar

"yasudah, kenapa kamu nunggunya disini? Kenapa ga masuk??" tanya bram tapi chika menggeleng disertai cengiran yang mengiringinya, mereka pun masuk kedalam dan mendapati anaya tengah tertidur lelap

Bram mengelus rambut anaya lembut lalu mengecup kening gadis itu lama
"maafin papa nay" lirih bram

Anaya menggeliat dari tidurnya dan membuka mata, ia terkejut saat bram mengusap kepalanya lembut

"p-papa?" ujar anaya sedikit linglung, mungkin efek baru bangun

"anaya... Maafin papa ya nak? Selama ini papa terus ngekang kamu dan beda-bedain kamu sama athaya" bram menatap sorot mata anaya yang penuh luka itu

"papa ngomong apasih, harusnya anaya yang minta maaf soalnya belum bisa jadi anak yang banggain papa, maaf pa, anaya ga bisa jadi kaya athaya" kini anaya mulai terbawa suasana dan meneteskan air matanya

Bram menggeleng lalu memeluk anaya erat "enggak naya, maafin papa" lirih bram

Chika yang melihat pemandangan kedua orang itu pun terharu dan memilih keluar darisana, tapi lagi-lagi notif di hpnya membuat ia mengerutkan kening

Turun, gw diparkiran!

***



"elo?! Ngapain lo?" sungut chika seakan tak terima dengan keberadaan pemuda dihadapannya

Pemuda itu berdehem dan menatap chika "ck, nyusahin!" balasnya tak kalah sengit, memang ya, chika sangat tidak bisa akur jika itu bersangkutan dengan deo

"gw ga pernah minta lo buat urusin hidup gw" ujar chika sambil menekankan tiap katanya, ia menatap deo nyalang seolah mengibarkan bendera perang

"nyokap lo minta gw kesini" jelas deo membuat chika memicing curiga

"terus, lo dapet nomer gw darimana?"

"nyokap lo"

"..."

Deo menarik tangan chika dan membawanya ketempat dimana mobilnya terparkir, 'tumben ni anak pake mobil' batin chika

"ngapain lo? Gw ga mau pulang ya!!" kesal chika tapi melihat aura deo yang sudah ingin membunuhnya membuatnya menurut dan langsung masuk ke dalam mobil deo

Deo mengendarai mobilnya dan memarkirnya dipinggir jalan tempat dimana para pedagang berjualan

"pilih yang lo pengen" ujar deo membuat mata chika berbinar tapi tak lama kemudian, chika menatap curiga pada deo

"lo—tumben baik, ada apa nih?" tanya chika curiga

Deo menghela nafas dan menatap chika teduh "gw tau lo belum makan dari pagi, gausah ge er, nyokap lo udah nitipin lo ke gw" ujar deo, chika memutar bola matanya jengah tapi tak urung ia memilih makanan yang ingin ia makan, kapan lagi coba bisa ditraktir ama nih bunglon

Pilihan chika jatuh pada soto ayam, ia saat ini sudah duduk dikedai soto ayam bersama deo yang duduk didepannya, diantara mereka terdapat sekat berupa meja

"nih neng pesanannya" ujar tukang soto sambil meletakkan semangkuk soto didepan chika

"makasih mang"

"emm, lo ga makan??" tanya chika dan dijawab gelengan dari deo, chika tak mempermasalahkan itu, ia enjoy aja, apalagi saat ada makanan didepannya

Deo mengambil tisu dan mengelap pipi chika yang terkena kuah soto membuat chika mematung

"ck, makan yang bener" ujar deo, chika terkekeh dan mengangguk saja

"besok ujian kalo lo lupa" ujar deo

"emm iya, gw gak lupa kok hehe.." chika masih fokus pada mangkuk sotonya sementara deo terus memperhatikan chika

"ga belajar?" tanya deo tanpa ekspresi

"enggak, mana pernah gw belajar, menurut gw belajar itu cuma asumsi buat menyiksa diri sih" deo tertegun, ternyata ada ya orang yang seperti ini, padahal ia saja mati-matian belajar agar nilainya bagus tapi chika??

Deo hanya menggeleng pelan lalu fokus menatap chika yang kini sudah memakan makanannya dengan khidmat











Tbc


Gimana nih guys?? Bintang nya loh jangan lupa hehe...

Kalo ada typo harap tandai, thx

Jejak Rasa (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang