Part 2

49 7 0
                                    

Cinta itu
datang dengan sendirinya
Tanpa alasan
-chika-

Chika merebahkan dirinya dikasur, ia memandangi foto kean yang ia potret dulu ketika kean wisuda, senyum dari wajah tampan itu yang membiusnya
Ah... Dia benar-benar jatuh cinta pada kean

"anak mama ngapain senyum-senyum sendiri gitu???" chika tersentak, saat mendapati gisel, mamanya, tengah meletakkan setumpuk baju dimeja riasnya

"mama apaan sih?!" ujar chika, gadis itu bangun daari tidurannya dan mengisyaratkan pada gisel agar wanita itu duduk disampingnya

"abis kamu senyum-senyum gitu kan mama jadi curiga"

"curiga apa??"

"curiga kalo tiba-tiba anak mama jadi gila!" ujar gisel diakhiri tawa, sementara itu chika merengut kesal, masa iya dia dikatai gila?! Sama mamanya lagi!

"mama doain chika??!" geram chika

"nggak kok" gisel menggeleng sembari terus tertawa, ah rasanya chika ingin mengusir mamanya sekarang juga dari kamarnya

"mah, chika mau cerita. Tapi mama jangan ketawa ya" gisel hanya mengangguki ucapan chika dan menanti ucapan chika selanjutnya

"chika ketemu lagi sama kak kean" gisel terpaku mendengarnya, pasalnya.. Chika sudah lama tidak bercerita tentang kean, terakhir adalah ketika chika naik kelas 8, dan itu adalah hari kelulusan kean

"dia sekolah di SMA kamu???" tanya gisel, chika pun mengangguk semangat

"dia ketua osis disana, kak kean banyak berubah mah, dulu dia cuek, sekarang dia ramah banget, chika makin suka deh" gisel mengelus puncak kepala chika, jujur saja.. Gisel ikut senang jika putrinya senang

"kamu boleh pacaran, asalkan...." belum selesai kalimat gisel namun chika menyelanya

"ga mengganggu waktu belajar, dan ga berlebihan" ujar chika sambil nyengir

"duh pinter banget, anak siapa sih ini???"

"anak mama dong" bangga chika lalu memeluk erat mamanya, ketahuilah jika sifat chika sangat manja dengan orang yang ia sayangi terutama mamanya

"doain chika ya mah, biar chika bisa dapetin kak kean" lirih chika masih dalam dekapan mamanya

"pasti dong!"

***

Chika tersadar dari lamunannya saat seseorang menepuk pundaknya, chika tersenyum kearah orang itu

"ngapain sendirian disini?" tanya kean namun chika segera menggeleng

"lagi pengen" kean hanya ber-oh ria mendengar jawaban chika, pria itu tersenyum dan menatap sekitar, sangat sepi

"lo sering kesini?" tanya kean penasaran, karena setahunya disini memang jarang ada orang, lagian siapa yang mau duduk disamping parkiran

"ya lumayan sih, kalo lagi suntuk"

"jadi lo lagi suntuk??"

"eh, ga gitu maksudnya"

Kean tertawa karena mendapati raut muka chika yang terkejut "hahhahh.... Lucu banget lo"

Chika menunduk malu, jadi seperti ini rasanya bersama dengan orang yang disukai?

"paan sih kak!" ujar chika malu-malu, yang membuat kean semakin tertawa keras

"eh sorry-sorry, gw gada niatan ngejek lo kok, cuman menurut gw lo lucu aja" chika tersenyum menatap kean, hingga sebuah suara membuatnya mengalihkan pandangan dari kean

"kean!! Aku nyariin kamu kemana-mana ga taunya malah berduaan sama pelakor disini!!" ucap tina manja, gadis itu sudah menarik kean untuk berdiri dari duduknya dan menggamit lengan pemuda itu

Tanpa mengucap sepatah katapun kean mengikuti tina yang menarik tangannya pergi, ada rasa tidak rela dalam diri chika saat kean dibawa pergi tapi ia sadar jika ia bukan siapa-siapanya kean, lagipula ia harus menghindari kean saat ini, ia tidak mau dicap menjadi pelakor seperti apa yang diucapkan tina tadi





££££





Chika kini sudah siap diatas motornya, ia menunggu anaya yang ijin ketoilet

Tak lama seorang perempuan cantik menghampirinya dan langsung naik diatas motornya

"jalan gih" ujar anaya, chika hanya menurut saja, kebetulan mereka akan jalan-jalan sebentar karena katanya anaya belum ingin pulang kerumah

"eh nay, ntar kalo lo dimarahin lo telpon gw ya?? Gw ga mau lo dimarahin gara-gara gw" ujar chika gadis itu melirik kaca spion yang kini memperlihatkan wajah anaya

"iya iya, padahal gw baik-baik aja, tapi lo lebay banget!" ledek anaya

"enak aja lebay!! Gw tuh perhatian, per-ha-ti-an! Denger tuh" anaya tertawa mendengar ucapan chika, baginya chika adalah satu-satunya orang yang mengerti dirinya, ia beruntung memiliki chika

"iyain aja deh"

"hmm, eh nay liat deh, ayo beli itu yuk!!" chika menunjuk es buah dipinggir jalan, melihat anaya mengangguk dari kaca spion membuat chika segera menepikan motornya

"bang, es nya 2 ya" ujar chika dengan senyum yang tak oernah luntur dari bibirnya

"siap neng" penjual itu segera membuatkan pesanan chika dengan gesit

"ini neng" chika menerima es buah itu setelah membayarnya lalu mengucapkan terimakasih

"pegangin,gw mau nyupir" chika memberikan es nya pada anaya lalu naik keatas motor

"gw abisin ahh..." ujar anaya seolah akan meminum es milik chika, melihat itu chika langsung menjitak kepala anaya

"enak aja, lo abisin es gw, nyawa lo melayang" peringat chika lalu menjalankan motornya

"sadis banget bun" tawa anaya mengudara kala chika menarik es nya, kini terjadilah adegan anaya menyuapi chika es dari belakang, namun anehnya anaya sama sekali tidak keberatan dibabukan oleh chika

Tak lama motor chika pun berhenti didepan sebuah yang cukup besar, rumah berlantai dua itu adalah rumah anaya

"kalo ada apa-apa langsung telpon gw" ujar chika yang diangguki anaya, saat chika pergi barulah anaya masuk kedalam rumahnya

PLAK!!!

suara itu menggema diseluruh penjuru rumah, tubuh anaya mematung merasakan panas yang menjalar dipipinya

"anak tidak tau diri!!! Darimana kamu?!! Ngejual diri, kamu??!!! Jawab!!"




Tbc

Jejak Rasa (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang