Putih.
Bau khas obat.
Antiseptik.
Desinfektan.
Rasanya kenal tapi tidak familiar. Kelopaknya masih mengerjap-kerjap. Menyesuaikan dengan cahaya terang di sekelilingnya.
Ini surga?
Bukan.
Surga tidak mungkin berbau obat. Dan tak mungkin di surga ada alat berbunyi seperti ini.
Kepalanya berusaha menoleh meski dengan susah payah. Belitan selang-selang dan alat entah apa namanya itu membuatnya sulit untuk bergerak. Apalagi ada sebuah beban yang mengunci tangannya.
"Eungh..."
Erangan kecil terdengar ketika ia berusaha menggeser tangannya sekuat tenaga. Rupanya sedari tadi ada sosok yang menindih tangannya hingga tak bisa digerakkan. Netra keduanya akhirnya bertemu pandang. Tatapan sayunya bertemu dengan mata kucing wanita dewasa yang memandangnya dengan aneh.
"Lohh...Sam...kamu udah bangun?"
Wanita itu bangun dan memastikan apakah benar seseorang di atas pembaringan itu benar-benar telah bangun.
"Puji Tuhan Sam...akhirnya...dokteeerrrr...."
Dan ketenangan itu berubah seketika. Grasak-grusuk yang selanjutnya terjadi membuatnya kembali pusing dan memilih untuk memejamkan mata. Kelopaknya terasa berat. Dia memilih untuk kembali ke alam mimpi tanpa peduli lagi apa yang terjadi.
"Dia cuma tidur. Jangan khawatir."
"Tapi...hiks...tapi..."
"Maaf pak dokter. Istri saya terlalu khawatir."
Dokter itu hanya tersenyum. Dia paham bagaimana wanita di depannya begitu ketakutan karena putra bungsunya kembali memejamkan mata. Mengira jika putranya kembali jatuh koma. Padahal hanya tertidur saja.
"Sean hanya tertidur, Pak Chandra, ibu Liana. Tidak masalah karena itu efek obat juga untuk membantu pemulihannya. Kondisinya semakin membaik dan semoga tetap stabil. Disarankan untuk jangan dijenguk oleh banyak orang terlebih dahulu, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Star
Fanfiction"Dia adalah bintang yang terlempar di antara dua galaksi dunia yang berbeda." ▶️ Saya hanya meminjam tokoh, namun nama dan ide cerita adalah murni dari pemikiran saya. ▶️ Cerita berpusat pada Arsean (Hyunjin). ▶️ Saya membuat cerita karena hobi, buk...