Star-5

516 84 14
                                    

Satu lagi hari asing Arsean lalui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu lagi hari asing Arsean lalui. Suasana hening yang hanya dihiasi denting alat makan itu memang pernah ia rasakan, namun tidak seperti ini.

"Sam...nggak suka ya?"

Eliana bertanya karena sedari tadi putra bungsunya hanya menatap piring yang telah ia sajikan tanpa berniat menyantapnya.

"Ah...suka kok."

"Ambil aja yang kamu mau."

Arsean mengangguk. Tangannya dengan asal akan mengambil lauk sebelum ditahan oleh Carel.

"Itu ada udangnya, nanti alergi mu kumat."

"O-oh..."

Arsean menarik kembali tangannya dengan canggung. Carel mengamati adik bungsunya sebelum menyodorkan lauk lainnya.

"Mau yang ini aja?"

Arsean memandang Carel dan nampan berisi lauk itu bergantian sebelum akhirnya mengangguk. Eliana tersenyum. Carel tetap Carel yang sayang dan perhatian pada adik-adiknya.

"Ini juga enak kok, Sam. Ayam goreng buatan mama itu paling enak."

Felix ikut merekomendasikan lauk kesukaannya pada sang adik. Maka keheningan seketika berubah. Chandra tidak menegur selama mereka tidak baku hantam di meja makan. Lagipula yang ramai hanya Hanzel dan Felix. Arsean hanya menanggapi kakak-kakaknya dengan senyum. Sedangkan Arsky makan dengan anggun seperti biasanya.

"Ayo makan lagi." Bisik Chandra seraya menyentuh pelan tangan istrinya.

Eliana tersenyum. Maniknya sedikit berkaca-kaca entah karena apa. Namun melihat pemandangan hangat diantara putra-putranya membuat dirinya merasakan bahagia hingga haru terasa.

Hingga semua menyelesaikan sarapan paginya dan bersiap untuk memulai aktifitas, Arsean masih berusaha memikirkan semuanya. Ia memandang semua aktifitas itu dengan perasaan rindu.

Dulu saat kedua orang tuanya saat menjadi Harsa masih hidup, ia juga pernah merasakannya. Disaat ayahnya masih bekerja sebagai buruh pabrik dan ibunya berjualan kue kecil-kecilan. Hidup mereka sederhana dan bahagia. Namun semua berubah kala sang ayah dipecat dari pekerjaannya.

Kebutuhan mereka yang hampir sebagian besar bergantung pada gaji sang ayah makin hari makin tak terpenuhi. Makan bisa jadi sekali sehari. Uang sekolah menunggak hingga hutang dimana-mana. Ayah jadi jarang pulang karena berusaha mencari uang dan ibu mulai sakit-sakitan. Hingga tak berapa lama ibunya meninggal karena penyakit lambungnya dan sang ayah semakin terpuruk atas kepergian istrinya. Tak lama kemudian ayah juga menyusul ibunya pergi ke surga setelah overdosis mengonsumsi obat sakit kepala. Harsa sebatang kara dan harus diasuh paman serta bibinya karena masih di bawah umur. Namun dirinya kembali menelan kecewa ketika dibuang ke panti asuhan dengan alasan tak memiliki biaya.

Arsean menggelengkan kepalanya yang tiba-tiba terasa pening. Ia memandang Eliana yang kini sibuk membereskan meja makan dibantu oleh pelayan. Meskipun seorang nyonya di rumah ini, Eliana tak pernah dengan semena-mena menyuruh pada pelayan. Wanita itu akan melakukan pekerjaan yang sekiranya mampu ia lakukan walaupun pelayan tetap siap sedia membantunya.

Little Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang