Star-37

238 52 5
                                    

Menunggu adalah sesuatu yang sangat Carel benci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menunggu adalah sesuatu yang sangat Carel benci. Apalagi menunggu kabar dari dokter yang menangani papa dan adiknya.

Meski segera dibawa ke rumah sakit untuk segera mendapatkan penanganan, Chandra cukup kehilangan banyak darah akibat luka tembak yang didapatkannya. Apalagi mereka sempat terjebak macet selama beberapa menit. Juga hampir ditangkap polisi karena melanggar lampu merah. Untungnya setelah menjelaskan keadaan, polisi tersebut ikut bantu mengawal mobil yang membawa Chandra dan Arsean ke rumah sakit.

Kondisi Arsean juga tidak lebih baik. Setibanya di rumah sakit, si bungsu telah tidak sadarkan diri. Entah sejak awal perjalanan atau selama perjalanan. Kini keduanya sedang mendapatkan penanganan. Yang bisa mereka lakukan hanya menunggu. Seperti Eliana yang kini sedang menyender pada Carel. Tak ia pedulikan bajunya yang merah karena terkena noda darah. Pikirannya sekarang hanya penuh dengan Chandra dan Arsean.

Carel juga sama. Perasaannya selalu buruk ketika ada anggota keluarganya yang sakit. Apalagi kondisi Chandra dan Arsean yang ia tahu tidak baik-baik saja. Dalam hatinya tak henti merapalkan doa. Ia tak siap jika kehilangan salah satunya.

Tidak.

Carel menggeleng pelan. Tak seharusnya ia berpikir demikian. Harusnya ia yakin adik dan papanya akan membaik kondisinya dan sembuh seperti sedia kala. Beruntung ia juga memiliki sahabat seperti William yang siap sedia membantunya. Seperti saat ini, dia hanya bisa mempercayakan adik-adiknya yang lain pada William. Carel tidak mungkin membiarkan si kembar tiga sendirian di rumah tanpa pengawasan orang dewasa. Apalagi Jonathan masih bisa berkeliaran dengan bebas. Bukan tidak mungkin orang itu melakukan hal-hal buruk lagi pada keluarganya.

"Permisi, dengan saudara Arbyan Carel Baizhan?"

Eliana yang sejak tadi menyandarkan tubuhnya pada Carel kini memperbaiki duduknya. Beberapa orang berseragam polisi berdiri di depan mereka.

"Kami mendapatkan laporan dari saudara William-..."

"Untuk kesaksian dan semacamnya, tolong beri kami waktu sampai besok. Papa dan Sam sedang mendapatkan penanganan. Mama tidak mungkin ditinggal sendiri. Sekretaris saya juga sedang menjaga adik-adik saya di rumah. Sekretaris saya akan secepatnya menghubungi anda semua."

Carel bukan bermaksud tak sopan. Tapi tak mungkin ia meninggalkan mamanya sendirian di rumah sakit. Bisa-bisa Jonathan mengambil kesempatan dan melakukan hal yang tidak diinginkan.

"Baiklah. Kami paham. Maaf mengganggu waktu saudara Arbyan."

Carel tak menjawab. Begitu semua pergi ia berdecak kesal. Sedikit kesal karena mereka harus meminta keterangan diwaktu yang tidak tepat. Kemana saja para polisi itu ketika adiknya hilang? Membuat laporan saja banyak prosedur yang harus ia lakukan. Giliran ditanya kapan akan dilakukan tindakan, jawabnya hanya dijawab segera dan secepatnya. Namun hingga hampir dua Minggu adiknya menghilang, tak ada kabar dari mereka. Dan daripada meminta keterangan padanya, bukankah lebih baik menangkap Jonathan lebih dulu?

Little Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang