Arsean sendirian. Abang-abangnya masih belum pulang dan mamanya sedang mengantarkan pesanan. Sebenarnya Eliana tidak ingin meninggalkan putranya. Namun karena sedari tadi tidak mendapatkan driver untuk mengantarkan pesanan, maka ia mau tak mau turun tangan. Berkali-kali ia berjanji pada Arsean untuk cepat pulang sesudah mengantarkan. Eliana bahkan memberi banyak wejangan sebelum mengantarkan pesanan.
Dan kini, Arsean menunggu di kamar papa dan mamanya karena Arsky telah memperingatinya untuk tidak sering duduk di ruang tamu. Meski kemungkinan orang dari luar tidak akan pernah tahu kondisi di dalam rumah, tapi Arsky hanya ingin berjaga-jaga jika ada orang nekat mengintip atau semacamnya.
"Kalau niatnya jadi mata-mata, pasti dia nggak akan menampakkan diri sejelas ini. Tapi beberapa orang udah sadar kalau orang itu hampir tiap hari disini. Apa dia cuma mau ngawasin dan baca situasi aja?"
Arsean bergumam. Orang yang sama kembali berada di depan rumahnya dengan membawa mobil yang berbeda seperti biasanya. Meski memakai kacamata hitam, Arsean tentu telah mengingat bagaimana bentuk wajah serta postur tubuh orang itu. Bagaimana tidak ingat jika hampir satu bulan orang itu mengawasi rumahnya. Tepat dua Minggu setelah keluarganya pindah kemari.
"Eh..."
Sebuah mobil yang dikenalnya datang dan menghadang mobil si pengintai sebelum berhasil kabur. Arsean bisa melihat Carel yang keluar dari mobil langsung menarik lelaki itu untuk keluar lalu menghajarnya. Karena khawatir, Arsean segera membawa kursi rodanya untuk keluar. Dia takut terjadi apa-apa pada abang tertuanya.
Ketika membuka pintu, Arsean bisa melihat beberapa orang kini tengah menahan Carel agar tidak lagi menghajar. Dia bisa melihat Eliana juga ikut menahan abangnya. Sementara keadaan si lelaki pengintai telah babak belur. Padahal Arsean hanya melewatkan sedikit waktu untuk pergi ke depan dan membuka pintu, tapi abangnya telah menghajar si pengintai hingga seperti itu.
"Kita bawa ke polisi aja mas kalau memang orang ini mengintai rumah keluarga mas." Ucap salah seorang tetangga yang ikut menahan Carel.
Si sulung Baizhan itu mengangguk. Di melepaskan perlahan cekalan sang mama pada lengannya dan membenarkan jasnya yang berantakan.
"Kalau boleh, saya minta tolong buat bantu saya bawa dia ke kantor polisi terdekat. Sekaligus saya minta tolong untuk jadi saksi kalau orang ini benar-benar sering disini untuk mengintai keluarga saya." Ucap Carel.
Untungnya tetangga itu mau membantu. Dan setelah menenangkan Eliana, Carel langsung membawa si pengintai dibantu dua orang tetangga lainnya ke kantor polisi terdekat.
Kerumunan yang sempat tercipta langsung bubar begitu Carel pergi. Beberapa ibu-ibu yang ada juga memberi sekedar ucapan penenang untuk Eliana. Karena masih bingung dan khawatir, Eliana hanya mengangguk dan berusaha tersenyum. Bahkan dia masih berdiri di sana sampai beberapa menit. Hingga akhirnya dia menoleh dan mendapati Arsean yang ada di teras kini tengah menatap khawatir padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Star
Fanfiction"Dia adalah bintang yang terlempar di antara dua galaksi dunia yang berbeda." ▶️ Saya hanya meminjam tokoh, namun nama dan ide cerita adalah murni dari pemikiran saya. ▶️ Cerita berpusat pada Arsean (Hyunjin). ▶️ Saya membuat cerita karena hobi, buk...