Star-7

408 67 7
                                    

Kedip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedip.

Kedip.

Kedip.

Bukan sapaan atau pertanyaan yang terucap, kedua orang yang baru saja bertemu itu malah saling tatap. Bahkan pelayan yang masih ada tak jauh dari mereka kebingungan karena kedua tuannya hanya saling memandang.

"Mbak...ini kan Sam ya?"

"Iya mas. Ini mas Samantha."

Tapi mata tajam serupa rubah itu masih memicing tak percaya. Sedangkan Arsean yang ditatap seperti itu menjadi salah tingkah. Jangankan mengenal, wajahnya saja tidak familiar.

"Kok dia jadi ganteng gini sih? Tapi kurus kering. Lo dikasih makan Cece nggak?"

Namun bukan jawaban yang ia dapatkan, melainkan geplakan sayang di belakang kepalanya. Si mata rubah hanya cengengesan kala kakaknya berdiri di belakang sambil berkacak pinggang.

"Halo Cece ku..."

Namun Eliana langsung menghindar saat sang adik melebarkan tangan bersiap untuk memeluknya.

"Jahat banget sih ce. Masa adeknya kangen malah nggak mau dipeluk?"

Memasang wajah teraniaya adalah andalannya. Namun si kakak tidak akan terpedaya. Sudah terlanjur biasa dengan banyak tipu daya yang di keluarkan oleh adiknya.

"Nggak usah sok teraniaya. Kamu sendiri yang minggat nggak balik-balik. Ngapain kamu balik? Hamilin anak orang ya? Makanya sekarang mau minta bantuan."

Semakin keruh wajah sang adik mendengar tuduhan yang kakaknya lontarkan.

"Jahat banget sih. Emangnya gue sejahat itu apa? Gue ke luar negeri kan nyari duit, aduduhhh..."

Yang lebih muda langsung berusaha melepaskan tangan yang kini sekuat tenaga menjewer telinganya. Sementara Arsean yang tak tahu apa-apa justru merasa terhibur dengan drama yang tersaji di hadapannya.

"Apaan gua gue? Ngomong gitu lagi tak tendang kamu. Kamu kira kakakmu ini nggak tau kamu di sana ngapain aja? Nggak sekalian aja pindah ke Korea, apa ke Zimbabwe, kutub sana sekalian sekalian biar kamu main sama pinguin."

Bibirnya dimajukan. Tapi bukannya menggemaskan, Eliana malah semakin bernafsu untuk kembali menggeplak kepala adiknya. Dasar tidak ingat umur.

"Tapi kan emang aku kerja." Gumamnya.

Eliana menghela nafasnya. Sedikitnya ia memang rindu pada adiknya. Tapi perasaan kesalnya lebih banyak. Apalagi adiknya baru saja ingat pulang setelah sekian lama.

"Ce..."

"Nggak usah panggil aneh-aneh Je."

"Nunaa~..."

Eliana kembali bersiap menghajar adiknya. Memang sepertinya makin lama adiknya makin tak benar otaknya.

"Betewe...ini beneran Sam? Kok dia lupa sama aku sih? Perasaan nggak lama lama banget aku minggat nya."

Little Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang