Star-47

297 43 10
                                    

"Papa akan ganti semuanya nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa akan ganti semuanya nanti."

"Hm?"

Carel yang sedari tadi fokus pada laptopnya kini mengalihkan perhatian pada sang papa yang baru saja tiba. Chandra membawa nampan berisi dua cangkir coklat hangat untuk dirinya dan si sulung.

"Mama nggak bolehin kita minum kopi, jadi malah dibuatin ini." Jelasnya.

"Nggak masalah. Papa aja yang repot-repot bikinin."

Carel memang ikut tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan adik-adiknya atas permintaan sang mama. Mereka resmi pindah dari rumah yang sebelumnya ke rumah yang baru setelah Arsean diperbolehkan untuk pulang. Carel memaksa dengan alasan keamanan di perumahan mereka yang baru lebih baik. Dia hanya tak ingin kejadian seperti sebelumnya kembali terjadi. Apalagi yang ingin menyakiti keluarga mereka tentu bukan hanya Jonathan.

"Papa akan ganti semuanya."

"Ganti apa sih pa?"

Carel mengernyit karena tidak paham dengan bahasan yang dibawa Chandra.

"Pembicaraan kemarin malam. Tentang rumah ini."

"Apanya yang mau diganti? Ini rumah kita, rumah papa dan mama, rumah adek-adek juga."

"Tapi Carl-..."

"Uang yang aku pakai untuk rumah ini juga yang papa. Jadi apa yang perlu diganti?"

Kini ganti Chandra yang bingung. Rumah ini tentu berharga miliaran. Darimana ia punya uang sebanyak itu? Sedangkan gaji dan simpanannya saja habis untuk membeli rumah kecil mereka sebelumnya.

"Itu gaji papa. Semua keuntungan perusahaan yang nggak pernah papa ambil selama bekerja di sana."

"Tapi Carl. Itu memang bukan hak papa. Itu punya kamu."

"Ya karena itu punyaku, makanya sekarang aku kasih ke papa. Itu hak papa."

"Carl..."

"Kalau papa takut nenek marah, itu nggak akan pernah terjadi. Karena semua juga atas persetujuan nenek. Bahkan rumah ini juga nenek yang kasih rekomendasi ke aku."

Chandra sedikit linglung. Memproses semua yang Carel ucapkan. Nenek yang dimaksud Carel itu...nyonya Suhadi, kan?

"Nenek yang kamu maksud..."

"Ya nenek."

Carel meletakkan ponselnya dan sepenuhnya mengabaikan pekerjaan di laptopnya. Ia kini fokus pada Chandra yang kebingungan dan membutuhkan penjelasan. Lagipula dia tak bisa menyembunyikan banyak hal pada papanya. Jadi lebih baik ia ceritakan sekarang saja.

"Daripada papa bingung, aku ceritain semuanya. Tapi aku harap nggak ada protes atau apapun selama aku bercerita."

"Carl..."

Little Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang