Star-19

319 67 7
                                    

Chandra memandang sekitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chandra memandang sekitar. Barang-barang telah tertata rapi di tempatnya. Terkesan penuh karena memang perumahan yang sekarang mereka tempati adalah perumahan kelas menengah. Hanya ada tiga kamar tidur, satu ruang tamu, ruang makan dan dapur yang menjadi satu, serta ada sedikit sisa tanah di belakang yang mungkin akan mereka jadikan ruangan laundry.

Harusnya ini lebih dari cukup untuknya. Tapi Chandra masih berpikir tentang istri dan anak-anaknya. Apakah mereka bisa hidup serba sederhana? Jika dirinya tak perlu ditanya. Hidupnya sederhana meskipun sang ayah adalah seorang abdi negara. Lalu Eliana? Apakah bisa istrinya yang sejak kecil dimanja dan selalu dijejali kemewahan hidup sederhana bersamanya?

Tepukan pada bahunya menyadarkan Chandra. Carel memandangnya dengan bingung karena dia yang sedari tadi hanya terdiam dan memandang kosong ruangan.

"Papa kenapa?" Tanya Carel.

Chandra menggeleng. Tidak seharusnya dia khawatir. Justru tugasnya disini adalah berusaha sekeras yang ia bisa demi istri dan anak-anaknya.

"Duduk Carl." Ajak Chandra.

Keduanya kini duduk. Carel menyodorkan air mineral yang ia beli sebelumnya. Menyangka jika papanya sudah pasti melupakan untuk minum demi membenahi semua.

"Maaf ya kamu nggak bisa ikut tinggal sama mama."

Carel menggeleng.

"Itu keputusan ku sendiri. Lagipula di apart lebih deket sama kantor. Mau kesini juga tinggal gas aja. Nggak perlu khawatir."

Carel tak perlu khawatir. Dia malah khawatir dengan papanya. Pasti Chandra memiliki banyak keluh kesah yang disembunyikan.

"Papa yakin kasih jabatan itu ke aku? Nggak mau ambil posisi lain di sana?"

"Yakin, Carl."

"Nggak takut kalau itu perusahaan bangkrut?"

Chandra malah tertawa.

"Emang kamu mau bikin bangkrut?"

"Enggak sih. Ya siapa tau aku nggak bisa pegang, nggak kayak papa."

Senyuman Chandra berikan.

"Papa percaya kamu bisa. Kamu bahkan lebih potensial daripada papa."

Chandra benar. Carel sebenarnya bisa menggantikan dirinya. Hanya saja si sulung malas dan masih ingin membantu Chandra tanpa mau mengambil jabatan direktur utama. Sayangnya, kini mau tak mau Carel harus mengambil posisi papanya karena masalah ini.

"Trus papa kerja dimana habis ini?"

"Pasti ada aja kerjaan. Kamu nggak perlu khawatir."

Chandra bahkan belum memiliki bayangan akan kemana karena semua terlalu tiba-tiba. Apalagi kekhawatiran yang memenuhi kepala membuatnya hampir tidak memikirkan apa lagi rencana kedepannya.

Little Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang