Star-49

254 46 10
                                    

Setelah melewati banyak perdebatan, akhirnya Arsean diijinkan untuk pergi ke makam Harsa yang diceritakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melewati banyak perdebatan, akhirnya Arsean diijinkan untuk pergi ke makam Harsa yang diceritakan. Carel dan Eliana yang kali ini menemaninya. Ketiga kakaknya yang lain ingin ikut menemani, namun terhalang kesibukan mengurus kelulusan. Sedangkan Chandra juga memiliki pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan.

Ketiganya tiba di salah satu pemakaman elit yang terkenal di ibukota. Arsean sedikit bingung namun memilih tak bertanya. Ia hanya diam dan duduk di kursi rodanya. Meskipun sudah bisa berjalan, dokter tetap menyarankan agar ia tak memaksakan diri untuk berjalan terlalu lama. Maka saat Carel mengusulkan agar ia memakai kursi roda, Eliana langsung menyetujuinya dan Arsean hanya bisa pasrah saja.

Eliana mendorong kursi rodanya dalam diam, sedangkan Carel membawa buket bunga segar dan beberapa bawaan lainnya. Setelah berjalan beberapa saat, mereka menuju sebuah makam dengan sebuah foto yang menghiasinya. Arsean beberapa kali mengerjapkan mata. Berharap apa yang dilihatnya hanya halusinasi semata. Namun semakin dekat, ia bisa melihat dengan jelas seraut wajah yang ada dalam bingkai itu. Wajah yang begitu mirip dengannya.

"Ini..."

"Namanya Harsa Bagaskara, seperti yang abang bilang sebelumnya." Carel menjelaskan.

Abangnya itu berjalan lebih dekat dengan makam, merunduk untuk meletakkan buket bunga yang dibawanya. Setelahnya Carel berjongkok dan menangkup kedua tangannya untuk berdoa.

Arsean masih mengamati wajah yang begitu mirip dengannya. Seperti dirinya sendiri yang ada di bingkai itu. Eliana pun sadar jika sedari tadi Arsean tak lepas memandang foto di atas pusara itu. Ia sendiri tak percaya kala Carel menunjukkan foto seorang pemuda yang katanya baru saja menjadi korban atas kelalaiannya membawa kendaraan.

Seseorang di foto itu begitu mirip dengan putranya. Bahkan Eliana berkali-kali mengecek bahwa putranya masih berada di kamar perawatan. Namun ketika dia melihat sendiri jenazah remaja bernama Harsa itu, Eliana benar-benar mengakui jika wajahnya sangat mirip, tak ada bedanya dengan Arsean putranya. Bak pinang dibelah dua.

"Awalnya mama ngira jika itu kamu. Tapi mama sadar saat itu kamu sendiri sedang koma." Ujar Eliana.

Arsean mengalihkan pandang pada sang mama yang kini juga menatap foto milik Harsa.

"Mama sempat khawatir kenapa malam itu Carel nggak pergi ke rumah sakit padahal udah janji. Paginya abang kamu datang sambil nangis. Dia cerita semua yang terjadi malam sebelumnya. Papa yang temani Carel urus semua. Bahkan Carel mau dipenjara demi mempertanggung jawabkan kelalaiannya. Tapi karena dari pihak Harsa nggak mau menuntut dan memilih berdamai, Carel bebas."

Eliana memandang sendu putra sulungnya yang tak kunjung menggeser posisinya.

"Walaupun bebas secara hukum, tapi hatinya masih merasa bersalah. Apalagi Harsa begitu mirip kamu. Memikirkan kamu nggak bertahan setelah kecelakaan itu saja kami nggak sanggup, apalagi melihat kamu terbujur kaku. Maka dari itu Carel meminta ijin untuk memberikan tempat peristirahatan yang pantas untuk Harsa. Meski semua yang Carel lakukan nggak akan pernah mengobati rasa bersalahnya."

Little Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang