Star-38

229 47 0
                                    

"Lebih baik kamu pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lebih baik kamu pergi."

Tapi si empu tetap berdiri di tempatnya. Ia belum mengutarakan maksud kedatangannya kemari.

"Arbyan Carel...saya minta kamu pergi sekarang."

"Tidak sebelum aku bertemu nenek."

"Ibu sedang tidak ingin ditemui."

"Tolong katakan ini penting."

Yang lebih tua menghela nafas. Dia tahu cucu sulung nyonya-nya sama keras kepalanya. Mengusir pun tiada guna.

"Katakan maksud kamu, akan saya sampaikan pada ibu."

"Aku mau menyampaikannya sendiri."

"Untuk apa lagi kamu datang kemari?"

Yang ditunggu Carel pun tiba. Sang nyonya Suhadi datang dengan angkuhnya.

"Lepaskan papa."

"Apa maksud kamu."

"Biarkan papa sama mama. Jangan suruh mereka berpisah."

"Saya tidak pernah menyuruh mereka berpisah."

"Tapi nenek selalu punya cara agar appa dan mama berpisah!"

"Jangan meninggikan suara kamu!"

Suasana di ruang tamu makin tegang. Wanita yang menjadi tangan kanan sang nyonya, yang tadinya menerima kedatangan Carel juga tak bisa berbuat apa-apa.

"Apa salah papa? Papa yang udah bawa perusahaan sampai maju sepesat ini. Papa yang selalu berusaha bikin mama bahagia. Papa yang tulus...mau nerima aku sebagai anaknya. Apa salah papa ke nenek sampai nenek begitu benci sama papa?"

Suara Carel berubah parau. Ia ingin mengeluarkan semua isi hatinya namun tak bisa.

"Tau apa kamu Carel? Apa yang dikasih Chandra sampai kamu berani bentak saya seperti ini?"

"Kasih sayang. Papa kasih aku kasih sayang yang tulus. Meskipun tau aku bukan darah dagingnya. Meski aku anak dari lelaki yang telah menyakiti mama sebegitu dalamnya. Papa nggak pernah benci aku sedikitpun. Papa nggak pernah bedakan kasih sayangnya ke aku."

Carel tidak melebih-lebihkan. Apa yang ia katakan adalah benar adanya. Chandra begitu baik hingga tak pernah membedakan perlakuan dan kasih sayang terhadapnya. Begitupun Chandra yang selalu mengajari adik-adiknya untuk tetap saling mengasihi sekalipun mereka dewasa nanti. Tidak boleh ada rasa iri dan perselisihan antar saudara. Semua harus bisa diselesaikan bersama-sama.

"Aku mohon..."

Carel tidak peduli dengan harga diri dan keangkuhan yang selama ini ia perlihatkan. Kini dengan segala kepasrahan, Carel berlutut di hadapan neneknya. Meminta sedikit belas kasihan untuk keluarganya. Papanya memang benar, neneknya memang memiliki kuasa hingga dapat melakukan segalanya. Dan sebesar apapun kuasa yang ia miliki sekarang belum mampu menandingi kuasa yang dimiliki neneknya.

Little Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang