"Dia adalah bintang yang terlempar di antara dua galaksi dunia yang berbeda."
▶️ Saya hanya meminjam tokoh, namun nama dan ide cerita adalah murni dari pemikiran saya.
▶️ Cerita berpusat pada Arsean (Hyunjin).
▶️ Saya membuat cerita karena hobi, buk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hah...apa kabar Indonesia. Sebenernya males balik tapi cece kesayangan lagi butuh bantuan."
Helaan nafas terdengar. Lelaki yang terlihat seperti remaja beranjak dewasa itu berjalan dengan santainya. Mengabaikan orang-orang yang memandanginya bak artis Korea. Lihatlah kacamata hitamnya yang bertengger pongah. Ditambah skinny jeans dan kaos tanpa lengan yang ia kenakan, juga beberapa aksesoris yang ikut meramaikan penampilan. Ah...jangan lupakan sepatu boot yang mengetuk dengan lantang, dirinya sudah seperti anggota band rock terkenal.
"Gue tau gue cakep. Tapi nggak usah segitunya kali mbak. Berasa jalan di red carpet." Gumamnya ketika banyak pasang mata tertuju padanya.
Padahal...mereka bukan terpaku pada wajah si empu. Melainkan pada ketiak yang terlihat malu-malu. Tentu saja karena jaket kulitnya hanya ditenteng di atas bahu.
"Panas banget sih. Salah kostum gue. Harusnya pakai kaos kutang sama celana pantai aja."
Mungkin jika ia benar-benar mengenakannya, maka petugas akan mengusir karena mengira dia orang dengan gangguan jiwa. Mana ada orang bepergian antar negara mengenakan kaos kutang dengan celana pantai?
Semua pertunjukan itu berakhir ketika si pemuda menaiki salah satu taksi begitu keluar dari bandara.
"Bye-bye para fans. Kasian banget pengen liat gue, tapi sayangnya gue sibuk."
Baiklah, lebih baik kita tinggalkan pemuda ini sejenak.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Udah?"
Anggukan pelan diberikan sebagai jawaban. Tapi ketika sang mama hendak meletakkan mangkuk yang masih berisi buburnya, remaja itu mengehentikan.
"Masih mau?"
Masih gelengan yang ia berikan.
"Sayang kalau dibuang."
Oh...
"Kalau udah kenyang nggak perlu maksa Sam. Nanti mama kok yang makan. Nggak akan dibuang."
Sebenarnya Arsean mau menghabiskan lebih dari setengah mangkuk buburnya saja Eliana sudah senang. Karena biasanya si bungsu akan rewel tentang makanan saat dirinya sakit. Apalagi jika dianjurkan untuk memakan bubur yang katanya malah akan membuatnya sakit.
