Star-46

257 47 29
                                    

Eliana tak bisa memproses apa yang sebenarnya terjadi hingga entah tangan siapa menariknya untuk mundur. Lalu orang-orang yang baru datang mengerubungi putranya. Mengatakan hal-hal yang tidak ia mengerti bahasanya. Semua semakin jauh hingga Eliana tak tahu lagi berada di mana. Yang ia ingat terakhir kali hanya suara Chandra yang berbicara.

'Ikhlaskan saja, ya.'

Eliana menggeleng kala kelopak matanya terbuka. Kepalanya menggaungkan kata ikhlas yang sama.

"El...kamu udah sadar?"

Suara maskulin namun lembut milik Chandra membuat Eliana menoleh ke arah suaminya. Ada kelegaan yang terlihat namun tak bisa menghilangkan kekhawatiran yang ada dalam hatinya.

"Sam?"

Chandra tentu sudah menduga pertanyaan yang terlontar jika istrinya sadar nanti. Apalagi Eliana tak sadarkan diri setelah melihat Arsean kejang dan kembali dinyatakan kritis oleh dokter.

"Sam udah nggak apa. Nanti ya kita lihat kalau kamu sudah agak kuat."

Tapi Eliana adalah wanita yang keras kepala. Tak peduli kondisi tubuhnya yang masih sedikit lemas dan kepalanya yang pening. Ia bangun dan berusaha untuk turun dari tempat tidurnya meski dihalangi oleh Chandra.

"El, mau kemana?"

"Aku mau liat Sam."

Eliana bersikeras ingin melihat si bungsu. Hatinya merasa tak tenang sebelum melihat Arsean. Ia ingin memastikan kondisi sang putra dengan mata kepalanya sendiri. Maka yang bisa Chandra lakukan hanya membiarkan. Tak ingin membuat keributan yang akan membuat Eliana lebih tertekan. Chandra menggandeng istrinya menuju kamar rawat Arsean.

Eliana ingin cepat-cepat. Tapi tubuhnya yang lemas membuat langkahnya juga tidak maksimal. Ia ingin cepat melihat si bungsu. Ia takut mimpinya menjadi nyata. Mimpi di mana ia harus merelakan si bungsu yang berpamitan untuk pergi dari sisinya. Pergi selamanya.

"Sebentar El..."

Chandra membukakan pintu kamar milik Arsean. Keributan yang sebelumnya ada kini menjadi hening kala kedua orang tua mereka tiba.

"Mama udah sadar?" Felix bertanya.

Tapi bukan itu fokus Eliana. Yang ia fokuskan hanya si bungsu yang kini sedang menatapnya. Kelopak mata yang ia tunggu berhari-hari untuk terbuka kini menatapnya. Perlahan ia berjalan mendekati tempat tidur. Dan ketiga kembar yang paham pun menyingkir untuk memberi mama mereka tempat.

Little Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang