Star-12

362 62 8
                                    

"Bang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang...aku itu...gimana?"

"Hah?"

Hanzel menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Wajahnya benar-benar menunjukkan raut kebingungan. Bagaimana tidak, adik bungsunya tiba-tiba bertanya tentang dirinya sendiri pada Hanzel.

"Dek...ini bikin tugas udah bikin abang frustasi. Kamu jangan nambahin bingung. Abang nggak boleh nyontek Felix sama Sky soalnya."

Hanzel memasang wajah teraniaya. Dua saudara kembarnya itu sungguh kejam. Tugas itu harus selesai lusa dan dia belum melakukan apa-apa. Sedangkan Felix dan Sky sudah menyelesaikannya lebih dulu dan tidak memperbolehkan Hanzel melihatnya.

"Maaf bang...aku ganggu ya?"

Tidak...tidak... Arsean tidak boleh mengeluarkan wajah itu. Hanzel tidak mengira jika Arsean akan semanis ini. Bagaimana mungkin adiknya berubah terlalu banyak hanya karena hilang ingatan? Ah ya...hilang ingatan mungkin bisa mengubah kepribadian juga. Begitulah Hanzel berpikiran.

"Nggak kok... enggak. Abang becanda aja. Habis ini abang rayu Felix aja buat ngajarin abang."

Bilangnya merayu, padahal dia akan merengek setengah memaksa pada Felix nantinya.

"Susah banget ya bang?"

Hanzel langsung menutup semua buku-bukunya. Kata mamanya Arsean tidak boleh berpikir terlalu berat. Dan menurutnya, memikirkan pelajaran itu juga termasuk berpikir berat. Jadi dia akan menjauhkan segala macam pelajaran ketika bersama Arsean.

Tidak salah sebenarnya. Tapi pemikiran Hanzel memang agak lain.

"Tadi kamu tanya apa? Apanya yang gimana?"

"Ya...aku... Gimana aku dulu?"

"Dulu...dari dulu kamu adek ku toh. Adek terkecil ku. Adek gemes kesayangan kita semuaaa~..."

Arsean mengernyit. Sepertinya keputusannya bertanya pada Hanzel sedikit tidak tepat. Tapi melihatnya tiba-tiba terdiam dan memasang wajah serius membuat Arsean bingung.

"Kamu kenapa sibuk banget nyari tau masa lalu kamu sih dek? Padahal kalau kamu pengen kenangan, kita bisa buat sekarang juga."

"Nggak gitu..."

"Sam...plis...jangan memaksakan diri ya. Abang cuma nggak suka liat Sam sakit."

Senyuman Hanzel terlihat sendu. Dia memang menyayangi Arsean meski kadang hanya bisa bertingkah konyol hingga membuat adiknya kesal. Namun dari semuanya, Hanzel tidak suka melihat adiknya sakit dan sedih. Karena ketika adiknya sakit, maka seluruh rumah akan ikut bersedih.

"Iya. Maaf bang."

Arsean menunduk. Merasa bersalah karena bertanya. Keluarga ini begitu menyayangi Arsean. Lalu kenapa dalam buku itu Arsean seperti tertekan?

"Jangan semua dipendam sendirian ya. Kamu punya abang-abang yang selalu siap sedia bantu kamu."

Benar. Semua anggota keluarga Baizhan menyayangi Arsean. Bahkan adik dari Eliana juga terlihat begitu menyayanginya. Lantas kenapa Arsean merasa sendirian? Kenapa tak bisa mengungkapkan semuanya dan memilih untuk memendamnya?

Little Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang