Seperti Carel yang keras kepala, Chandra pun demikian. Kondisi Eliana dan keluarganya saat ini cukup membuatnya yakin untuk melakukan aksi nekat ini. Dia tak ingin Eliana semakin sakit dan putranya yang lain menderita karena dirinya yang tak tegas dan tak becus menjadi kepala keluarga. Maka dari itu, Chandra kini berlutut dengan meletakkan segala harga diri yang ia punya demi meminta kepada nyonya besar Suhadi yang tak lain adalah ibu dari Eliana. Meminta tolong agar beliau berkenan untuk membantu pencarian Arsean.
"Tidak punya malu kamu berlutut seperti itu?"
"Saya hanya meminta tolong untuk Eliana."
Tawa sinis terdengar. Chandra tak peduli jika ia akan dimaki atau dihina seperti biasa. Toh sejak awal dia telah mendengar segalanya dari orang tua Eliana. Merendahkan dirinya juga tak akan masalah, yang terpenting putra bungsunya segera ditemukan dan Eliana tak perlu lagi hidup dalam kekhawatiran.
"Bukannya kamu dan Eliana sendiri yang bilang tidak akan meminta tolong apapun setelah kalian keluar dari rumah ini? Sudah lupa?"
Tidak. Chandra tidak lupa. Dia telah berjanji untuk membahagiakan serta melindungi Eliana dan keluarganya. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Disaat keluarga tertimpa musibah seperti ini justru Chandra tak bisa melakukan apa-apa.
"Kamu benar-benar tidak punya malu, Chandra. Janji-janji yang kamu ucap tidak pernah bisa kamu realisasikan. Kamu cuma bikin hidup Lian menderita. Harusnya kamu mundur sejak awal. Lian tidak setara dengan kamu."
Chandra menutup kelopak matanya menahan sesak. Benar sekali. Apa yang dikatakan memang tidak salah. Chandra hanya anak seorang pribumi, rakyat biasa. Berbeda dengan Eliana yang jika dilihat dari kastanya saja sudah jauh berbeda.
"Tolong... Saya tahu saya memang tidak bisa melakukan apa-apa. Tapi tolong...tolong lakukan demi Eliana. Saya...saya tidak bisa melihat Eliana sakit dan sedih. Semuanya menyakiti saya dan anak-anak. Tolong...tolong lakukan demi Eliana..."
Suaranya serak karena menahan tangis. Ingin rasanya Chandra berteriak dan menyerukan betapa sesak dan sedih hatinya. Semua beban yang ia tanggung sendirian selama ini. Semua ketakutan dan kekhawatiran yang ia tanggung sendiri. Chandra ingin mengeluarkan semuanya. Harapannya saat ini hanya nyonya Suhadi. Kekuasaan wanita itu tidak main-main dan Chandra yakin Arsean akan ditemukan lebih cepat.
"Jika saya mau membantu...apa yang akan kamu kasih?"
Perlahan Chandra mendongak, memberanikan diri untuk menatap netra angkuh yang selalu memandangnya hina itu. Dia tahu sejak menginjakkan kakinya kemari, jika tidak ditolak maka ia harus merelakan sesuatu yang ia miliki demi bisa merayu sang nyonya besar.
"Apapun yang saya punya." Jawabnya lirih tapi penuh keyakinan.
"Jika saya minta kamu pergi meninggalkan Lian dan anak-anak mu, apa kamu bersedia?"
Harusnya Chandra tidak perlu kaget karena jauh sebelumnya ia telah bersiap-siap mendengar kalimat ini. Namun ia tetap tidak percaya jika semua yang ia lakukan tak pernah ada harganya di depan nyonya Suhadi. Chandra tetaplah Chandra yang hina dan tak berguna. Tapi semua akan ia lakukan demi Eliana dan keluarganya. Maka dengan berat hati, Chandra mengangguk dan mengiyakan pertanyaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Star
أدب الهواة"Dia adalah bintang yang terlempar di antara dua galaksi dunia yang berbeda." ▶️ Saya hanya meminjam tokoh, namun nama dan ide cerita adalah murni dari pemikiran saya. ▶️ Cerita berpusat pada Arsean (Hyunjin). ▶️ Saya membuat cerita karena hobi, buk...