Star-18

300 58 0
                                    

Biasanya mereka hening, tapi tak sedingin ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biasanya mereka hening, tapi tak sedingin ini. Suasana makan malam kali ini terasa lebih dingin dari biasanya. Meskipun biasanya tak ada percakapan selama makan, tapi selalu ada si kembar yang membuat ulah hingga sang nyonya rumah mau tak mau berucap untuk melerai. Hanya denting alat makan yang menemani makan malam mereka hari ini.

Melihat raut wajah sendu Eliana sejak menyiapkan makanan membuat mereka tak enak hati untuk bertanya
bertanya. Pasti ada hubungannya dengan kedatangan nenek mereka.

"Mama mau bicara." Ucap Eliana setelah mereka menyelesaikan makan malamnya.

Chandra mengusap punggung tangan Eliana yang bisa di jangkaunya. Berusaha kembali meyakinkan apakah istrinya benar-benar akan membuat keputusan. Namun anggukan pelan Eliana.embuat Chandra paham jika keputusan itu sudah bulat.

Semuanya tak lepas dari pandangan keempat putranya. Mereka penasaran dengan apa yang akan dikatakan sang mama. Begitupun Carel yang mungkin bisa menebak apa yang akan dikatakan Eliana.

"Kita akan pindah."

"Pindah? Pindah rumah? Papa ada proyek luar kota lagi?" Tanya Hanzel heran.

Tentu saja heran. Biasanya selama apapun proyek yang didapat oleh papanya, mereka tidak akan pindah. Papanya lah yang akan mengalah tiap bulan untuk pulang mengunjungi mereka.

"Nggak ada. Papa kalian mungkin nggak akan kerja lagi."

Terkejut. Tentu saja. Mereka semua bingung dengan ucapan Eliana. Apa maksudnya Chandra tidak lagi bekerja? Bukankah Chandra adalah direktur di perusahaannya sementara Carel masih belajar?

"Mama tau kalian pasti punya banyak pertanyaan. Tapi mama tau kalian mungkin bisa nebak alasan mama bikin keputusan ini."

"Karena nenek ya?" Tebak Felix.

Eliana diam. Tapi mereka tahu jika jawaban Felix adalah benar. Apalagi Carel tadi sempat bercerita jika kondisi Arsean kembali drop setelah neneknya mengunjungi si bungsu Baizhan.

"Mama nggak maksa kalian ikut mama. Apalagi trio yang udah di tingkat akhir nggak mungkin juga pindah sekolah. Tapi mama berusaha pindah nggak terlalu jauh dari sini. Jadi kita tetep bisa ketemu kapan aja."

"Aku ikut mama." Ucap Arsky yang sedari tadi diam.

Semua kini memandang ke arahnya. Arsky hanya membalas dengan tatapan malas andalannya.

"Aku juga ikut."

Felix mengikuti Arsky. Dia tak bisa hidup jika berpisah dengan kedua orang tua serta saudaranya.

"Aku juga."

Hanzel tentu mengikuti kedua adik kembarnya. Mereka telah bersama sejak dalam kandungan dan tidak akan terbiasa jika tidak melihat salah satunya setiap hari.

"Kalian bisa disini sama bang Carl. Mama papa tetap akan jenguk kalian kok."

"Abang nggak ikut?"

"Kenapa?"

Little Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang