Star-15

342 59 5
                                    

"Kenapa mama pulang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa mama pulang?"

"Je...kalau kamu lupa mama masih mama kamu sama Lian. Kamu jangan jadi anak durhaka."

Tawa sarkas langsung menggema dari bibir Jeandra. Netranya yang tajam langsung menatap tak suka. Andai bukan karena Eliana dan Arsean, dia tak akan sudi lagi kembali ke tanah air dan bertemu sang mama. Biar saja di cap durhaka dan semacamnya, Jeandra tak peduli. Apalagi setelah menghilang tanpa kabar sebelumnya, kini tiba-tiba kembali muncul di rumah kakaknya. Untung baik Arsean dan Eliana sedang ada di rumah sakit. Setidaknya Jeandra masih punya waktu untuk mengusir mamanya.

"Durhaka? Siapa yang habis bikin keributan trus langsung ilang?"

Bibir sang mama langsung tertutup rapat dan rautnya berubah keruh mendapat sindiran dari Jeandra. Namun sedetik raut itu berusaha terlihat seperti biasa.

"Apa maksud kamu? Mama nggak bikin keributan."

"Kalau bikin Arsean kecelakaan sampai koma itu nggak bikin keributan, trus apa? Mama juga langsung ilang. Itu yang kata mama kalau mama masih jadi mamaku sama kak Lian?"

"Kamu nuduh mama? Mama nggak bikin anak bungsu kakak kamu kecelakaan sampai sekarat. Dia sendiri yang bikin ulah. Udah tau di bawah umur masih nekat bawa mobil. Lagian kalau dia mati, beban kakak kamu pasti juga hilang."

Jeandra menganga tak percaya. Beban katanya? Mamanya mengatakan jika Arsean adalah beban untuk kakaknya.

"Mama sadar apa yang mama bilang? Beban? Ma...kak Lian itu pertaruhkan nyawanya dan hidupnya buat bawa Sam ke dunia. Dan mama seenaknya bilang Sam itu beban?"

"Je...kakakmu pertaruhkan nyawanya demi bocah penyakitan itu. Kalau Chandra nggak maksa Lian buat hamil lagi, nggak bakalan Lian ada dalam kondisi itu dulu."

"Bang Chandra nggak maksa kak Lian buat hamil lagi ma."

"Kalau emang nggak, harusnya mereka cukup sama Carel dan kembar. Bukan nambah anak lagi yang akhirnya jadi beban. Harusnya setelah menikah kakakmu itu bahagia dan menikmati hidupnya. Bukan malah merawat bocah penyakitan."

"Ma...mama sadar nggak sih apa yang mama bilang?"

Jeandra tahu jika sang mama memang tidak menyukai kehadiran Arsean. Namun tak tahu mamanya bisa mengucapkan kalimat sejahat itu pada keponakannya yang juga merupakan cucu dari mamanya.

"Kamu nggak perlu ajarin mama berucap. Mama sadar apa yang mama bilang. Chandra udah bilang bakal buat Lian bahagia kalau nikah sama dia. Tapi apa? Lian cuma dapat penderitaan. Dia harus ngurus bocah penyakitan itu entah sampai kapan. Mungkin sampai bocah itu mati."

"Ma!"

Jeandra tak habis pikir. Semudah itu ibunya mengatakan kematian tentang cucunya sendiri.

"Kamu makin lama makin jadi nggak bener kayak kakakmu ya. Kebanyakan bergaul sama Chandra yang nggak jelas asal usulnya."

Little Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang