Star-52

377 48 9
                                    

Namun pembicaraan yang diharapkan Jeandra tak pernah terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun pembicaraan yang diharapkan Jeandra tak pernah terjadi. Pertemuan terakhir mereka harus berakhir dengan air mata. Pertemuan terakhir untuk selama-lamanya. Sang nyonya yang terlihat baik-baik saja nyatanya menyimpan sendiri kesakitannya. Entah karena egonya, atau karena tak ingin merepotkan putra-putrinya. Beliau menghabiskan waktu terakhirnya dengan anak dan cucunya. Sesuatu yang mungkin telah beliau inginkan sejak lama.

"Mama sudah tenang. Sam juga sudah berdamai. Mama pasti senang di sana." Ucap Chandra ketika Eliana kembali terdiam sendirian.

Tanpa dijelaskan pun Chandra tahu istrinya itu tengah melamunkan sang mama yang telah tiada. Sekalipun hubungan mereka buruk sebelumnya, tak pernah ada rasa benci antara keduanya. Hanya ada kecewa dan penyesalan setelahnya.

Eliana hanya bisa mengangguk dan menyamankan diri dalam pelukan suaminya. Anak-anak yang ada di sana juga tak ada yang berkomentar. Mereka membiarkan papa dan mamanya saling berbagi kenyamanan. Fokus mereka kini malah tertuju pada si bungsu yang tengah terlelap di samping Arsky. Mungkin efek terapi tadi membuat Arsean lelah hingga begitu cepat terlelap.

Arsky sedikit mengangkat kepala sang adik dan Felix dengan cepat menaruh bantal agar tidur adiknya lebih nyaman.

"Kapan ya Sam bisa jalan kayak dulu lagi?" Gumam Hanzel.

Meski ada banyak kemajuan, tapi Arsean tetap tidak diperbolehkan memaksakan kakinya entah itu untuk berjalan atau berlari. Kerusakan yang terjadi pada kakinya cukup parah. Tapi untungnya tidak membuat Arsean harus kehilangan kakinya.

"Nggak masalah Sam nggak bisa jalan lagi. Aku bisa jadi kakinya Sam yang bakal bikin dia bisa pergi kemanapun dia mau." Ucap Arsky.

Itu bukan hanya ucapan belaka. Arsky telah berjanji pada dirinya sendiri.

"Iya. Sam masih punya kita yang bakal antar dia kemanapun dia mau pergi. Jangan nanyain hal-hal yang bisa bikin dia sedih dong." Protes Felix.

"Iya maaf."

Hanzel pun akan melakukan hal yang sama. Tapi dia hanya berpikir, pasti Arsean dalam hatinya juga menginginkan untuk dirinya bisa berjalan dengan normal. Sungkan itu pasti ada sekalipun keluarganya tidak keberatan. Hanzel hanya tidak ingin Arsean terlalu memikirkan dan itu akan menghambat pemulihannya.

"Banyak kemajuan yang terjadi. Kita harus bersyukur untuk itu. Sementara kita buat Sam nyaman dulu ya. Kalau pikirannya tenang pasti penyembuhannya juga cepet." Ucap Chandra.

Ketiga kembar mengangguk. Pandangan mereka kini tertuju pada Arsean yang tidur begitu lelap. Tak tahu apa yang ia mimpikan, mereka berharap Arsean akan hidup lebih baik setelah ini. Bukan lebih baik karena tidak ada lagi nenek atau orang-orang yang membencinya. Namun lebih baik dalam setiap urusannya.

 Namun lebih baik dalam setiap urusannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang