Star-50

295 41 16
                                    

"Yeeeyy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yeeeyy...akhirnya lulus juga."

Hanzel dan Felix berpelukan. Meluapkan perasaan senang karena hari ini adalah hari kelulusan trio. Sedangkan Arsky malah memasang wajah bosan. Lulus sekolah menengah atas berarti dia harus bersiap untuk kegiatan yang lebih banyak dan itu menurutnya sangat melelahkan padahal belum ia lakukan. Dengan kurang bersemangat Arsky berjalan menuju papa dan mamanya serta si bungsu yang telah menunggu.

"Papa...mama..."

Arsky memeluk papa dan mamanya secara bergantian. Ia juga merendahkan tubuhnya untuk memeluk Arsean yang duduk di kursi roda. Hanzel dan Felix berlari untuk menyusul Arsky hingga membuat orang-orang di sekitar menoleh karena kehebohan mereka.

"Abang kok cemberut aja?" Tanya Arsean melihat wajah Arsky yang tidak secerah kedua kakaknya.

"Dia pasti males lulus. Males nyari kuliah. Males ikut kegiatan kuliah yang banyak." Jawab Hanzel.

Arsky hanya memandang kesal Hanzel. Tapi memang benar yang dikatakan si kembar tertua itu. Arsky adalah tipe makhluk yang lebih suka menyendiri dan rebahan sepanjang hari.

Arsean yang mendengarnya hanya mengangguk saja. Dia sedikitnya ingat jika abangnya yang termuda ini memang tidak suka banyak berinteraksi dengan orang-orang selain keluarganya.

"Ceritanya nanti lagi yuk. Abang kayanya udah nungguin."

Eliana mengecek handphonenya dan mendapati pesan dari si sulung. Mereka memang berjanji untuk makan di salah satu restoran langganan mereka dulu untuk merayakan kelulusan si kembar dan kesembuhan Arsean.

Si kembar tentu langsung bersemangat, berebut siapa paling cepat sampai mobil dan Eliana mendengar jika mereka akan mempertaruhkan lauk kesukaan mereka jika mereka lambat menuju mobil. Chandra hanya geleng-geleng saja. Dia juga segera mendorong kursi roda Arsean menyusul ketiga abangnya.

Sedangkan Eliana memandang keluarganya. Inginnya berandai-andai. Jika saja kecelakaan hari itu tak terjadi, mungkin mereka tidak hanya merayakan kelulusan si kembar, tapi juga kelulusan si bungsu dari sekolah menengah pertama. Sayangnya semua hanya jika, jika dan jika. Seharusnya ia bersyukur Tuhan masih memberinya kesempatan karena Arsean masih ada di sini, bersama di tengah-tengah keluarga mereka.

"Mama ayooo..."

Teriakan Felix membuyarkan lamunannya. Eliana tersenyum sejenak lalu menyusul suami dan anak-anaknya.

"Mama kok malah bengong?"

"Ayo ma...keburu makanannya dihabisin bang Carl"

"Iya. Pasti nanti lauk kita disembunyiin dulu."

Celotehan-celotehan kembar hanya membuat Eliana geleng-geleng. Entah sejak kapan Carel berubah menjadi jahil dan suka mengusili adik-adiknya. Kejadian tempo lalu pasti membekas pada ingatan si kembar karena si sulung yang menjahili mereka.

Little Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang