🍁Terperangkap.✓

154 12 0
                                    

"Kadang sendu yang tergurat penuh sembilu hadir sebagai pengikis luka yang tak mampu kita sembuhkan"

🍁......................................🍁
Happy reading
..................................................

Tubuh kerempeng Hasan dengan ringannya terhempas oleh dorongan kasar dari Lelaki bertubuh kekar itu.
Badan Hasan sudah dipenuhi lebam usai dipukuli petugas kepolisian tersebut.

"Rrrrggghh... "Hasan meringis perih saat punggungnya menghantam dinding penjara.

Dengan pandangan kabur, Hasan melirik kedua kaki lelaki bongsor itu mendekati Dia yang sudah tersungkur dilantai.

Napas Hasan tersengal, dia membuka dengan susah payah kelopak matanya tuk bisa menangkap raut muka lelaki didepannya kini.

"Su-sudah saya bi-bilang kalian salah orang" Hasan kembali membela diri. Lelaki itu tersenyum smrik dan berbisik di telinga Hasan yang semakin kehilangan kesadaran.

"Dasar bodoh, seharusnya kamu mengakuinya agar semuanya lebih mudah--" dengus Guntoro sosok pria yang kini asyik meremat kerah Hasan.

Dia sungguh sudah kehilangan tenaganya. Dua jam dia dibawa masuk kedalam ruang kedap udara dan diintrogasi oleh para petugas.

Dan disana tubuhnya dijadikan bahan samsak oleh Guntoro karena dirinya tak kunjung mau memberikan jawaban yang ingin mereka dengar.

..........

Tiga jam yang lalu

Entah apa yang terjadi pada dua sahabatnya, isi kepalanya sudah dibebani berbagai problema, sedikit pun tak terbayang oleh Hasan bahwa dia akan bermalam di dinding jeruji.
Pikirannya kalut bak langit berselimut kelabu.

Dengan kasar tubuhnya digiring masuk sebuah ruangan berkedap udara, batinnya semakin dibuat gelisah ketika dia melihat tiga lelaki berperawakan beringas berdiri tegap dan menatapnya tajam. Benar saja kecurigaan Hasan

Didalam ruangan itu, dia diintrogasi dengan berbagai pertanyaan yang terkesan menyudutkan dirinya.

Braakk....

Hasan dibuat meringis ketakutan akan suara sarkas lelaki didepannya yang mendekatkan wajahnya.

"Cepat katakan dimana Abi manyu menyelundupkan barang-barang itu!"

Hasan menggeleng cepat akan todongan Guntoro,"Sa-saya tidak tahu" jawabnya dengan suara bergetar

"Bohong!" Guntoro naik pitam.

"Percuma kamu ngelak, bukti sudah ada didepan mata, apa lagi yang
mau kamu elak hah!" Geram lelaki berkumis tipis itu kembali sudutkan Hasan.

"Kemana kalian sebar barang haram itu jawab ?" Tuntut Guntoro.

Hasan cuma bisa menggeleng
kepalanya. "Sa-saya benar- benar tidak tahu--" Keluh bibirnya dengan berkeringat dingin. "Ba-barang itu bukan milik kami" bergetar suara Hasan jelaskan apa yang terjadi.

Guntoro tertawa geli mendengar setiap penuturan Hasan.

"Dan kamu harap kita percaya ucapan kalian?bego! kita lihat sekeras apa kalian bertahan"bisik Guntoro.

Dua lelaki kekar di belakangnya mengambil alih dan menjerat tubuh Hasan, Sedang Guntoro melirik dari ujung kepala sampai kaki Hasan dengan sinis dan remeh. Tanpa belas kasih tubuhnya menjadi samsak Guntoro lagi.

L-E-N-T-E-R-A "Lima Simbol Sakral" [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang