*Alasan mengapa kita harus bertahan dalam ketidak nyamanan adalah bersyukur atas kepercayaan Pencipta dalam membiarkan kita ada dan hirup udara Dari - Nya *
💕............................................💕
Doni sudah menyiapkan sarapan untuk saudaranya yang akan bekerja dan sekolah. Ariel yang sedang menyeruput teh menoleh pada Zain sudah rapi dengan seragam miliknya, namun Si bocah kerepotan dengan dasi yang melingkari lehernya. " Bang ini gimana sih?" Keluh Zain hampiri Nazriel.
"Udah SMA masih aja gak bisa, timbang begini doang dek, !" Celetuk Ariel sembari memasangkan dasi tulaten.
"Biasanya bang Hasan yang bantuin." Sahut Zain dengan senyum polos,
Doni menggeleng malas melihat sikap manja si bungsu."Makanya dek, harus mulai belajar mandiri. Jangan apa-apa tuh dibantu, nanti kalo kita menikah gimana? Lagian malu dong! entar kalo kamu punya pacar, masa mau minta dipasangin Dia!" Celetuk Doni.
Ariel menggulam senyumnya akan ucapan Si sulung pada si bontot.
"Iya-Iyah! Nanti belajar, yak kali minta bantuan pacar, lagian Zain juga belum kepikiran kesana bang !" Bantah Zain."Belum tentu, ada yang mau juga" goda Ariel.
"Eh jangan salah, Di sekolah Cewe pada ngantri loh yang minta dijadiin pacar. Cuman aku ajah yang gak minat!" Memekik Zain menempelkan bokong di kursi
"Udah berisik kalian berdua, Riel panggilin Abang loe tuh, Tumben jam segini belum keluar dari kamar" perintah Doni sambil menaruh dua porsi Nasi goreng di atas meja.
Tanpa penolakan Ariel pun berjalan menuju kamar Abang Raihan, dan menerobos masuk tanpa mengetuk sama sekali. "Ya salam, Bang Ray--" berdecaknya sebal mendapati pemuda didepannya masih bersembunyi dibalik selimut bathcover miliknya. "Woyy! Raihan loe kagak Ngantor?" Teriaknya.
Mengenggeliat Pemuda berparas Tampan itu membuka pelan matanya yang amat lekat "Euhm, Gue Cuti dodol" seru Raihan menarik selimut yang dia tutupkan pada wajahnya.
"Terus loe mau lanjut tidur? Yang nganter Zain sekolah siapa?" Tuntut Ariel. " Elo oncom, kan loe juga Cuti--"
Ariel membelalak akan sahut si Abang."Gue mau istirahat sepuasnya
hari ini" timbal Raihan dibalik selimutnya.Ariel menghembus napas panjang, lalu kembali ke meja Pantry dengan langkah santai.
"Mana Raihannya hah?" Ucap Doni.
"Katanya Cuti dan mau Tidur seharian, Zain kamu hari ini Abang yang Antar yah." tutur Ariel.
Angguk Zain mematuhi usulan Ariel.
"Kamu yakin mau sekolah Ajah?" Ujar Doni sambil mengunyah sesendok nasi kemulutnya."Euhm, Lagian udah sehat juga kan, kelamaan libur malah nambahin tugas susulan aja bang" timbalnya.
"Ya udah habisin sarapanmu, Jangan sampai kesiangan" Untai Doni.
Suara lantunan musik ibu dari
Iwan fals mengalun merdu ditelinga Zain di sepanjang perjalanan menuju sekolah. Sudah jadi suatu keharusan baginya, mendengarkan musik lewat earpond terlebih dengan lagu kesayangannya. sedikit banyak mendengar musik bisa meringankan kerinduan Zain terhadap sang ibunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
L-E-N-T-E-R-A "Lima Simbol Sakral" [End]
Ficción General"Dimana keadilan yang kalian janjikan?" Jangankan memenuhi janji itu, sekedar mendengar saja. Kalian enggan!" Seorang pemuda berjalan terseok di tengah terik matahari sambil membawa sepanduk bertuliskan keluhannya. "Bebaskan Hasan prakasa putra, K...