.🌺dikambing hitamkan.✓

196 15 0
                                    

*.ketika Allah jatuh cinta, maka bersiaplah untuk diasingkan oleh semesta, Karna Dia ingin kamu cukup jadi milik-Nya saja. Setia bercumbu Rayu dalam setiap Sujud mu pada-Nya*.

"Gue terpaksa mengingkari nurani tuk melepas diri, akan jerat hampa yang enggan kunjung pergi" Andri.

🌺........................................................🌺

Seorang pemuda hitam manis itu dengan tampang lesunya berjalan gontai menuju toilet untuk mengambil wudhu dan laksanakan sholat Tahajud, usai memeriksa Andri tertidur pulas di Sofa. Dengan leluasa
Hasan pun mulai membasahi lengan dengan air wudhu di ruang mungil di tempat Kost milik Andri tinggal.

Seusai itu dia keluar dari sepetak bilik kamar mandi itu, Meliriknya jengah pada dua manusia yang sudah ikut tertidur pulas saling memeluk satu sama lain, diiringi suara dengkuran yang cukup mengganggu gendang telinga Hasan.

Berdecaknya sebal hingga Dia bergumam sendiri ditengah dingin dan heningnya malam. "Ck, enak banget Tuh Dua manusia. Adem ayeum bae, Dasar pelor lu, sedangkan Gue yang dari tadi pengen rehat ada Ajah halangannya," risik Hasan. Menggeleng kepalanya Tak habis pikir akan tingkah Iyan juga Arga. Alias dua sohibnya yang super freak , harus dia kenal di seantero Jagat Raya.

Dua temannya itu sengaja menemani Dirinya menginap di kos-kosan Andri bermaksud jagain sahabat mereka, sekalian biar kalo tuh anak kumat atau kebablasan mau ngelakuin hal yang tidak diinginkan alias niat minta drugs. Mereka udah standby buat bantuain Hasan nahan badan bongsor Andri, kalau tuh anak kalap lagi.

Tapi, sejak datang ke kontrakan yang banyak ngeluarin tenaga dan pikiran siapa lagi kalo bukan Hasan, karna keduanya cuma pelanga pelongo bak orang kebingungan. Yah mau gimana lagi. Cuma dirinya-lah yang punya pengalaman soal perkara yang Andri alami. Mereka sejak sore cuma jadi babu dadakan, mengikuti setiap arahan Yang Hasan Intrupsikan.

Mengurus orang Sakau, tidak semudah yang dibayangkan. Bukan cuma menguras tenaga tapi juga pikirannya, dia harus fokus dan mengontrol emosi ketika si pasien tengah melantur dan berontak mati matian, gak jauh beda kaya kalian ngurusin orang yang kesurupan masal. Hati musti tetep Adem hadapin ucapan penuh makian dan badan musti bugar buat ngimbangin Perlawanan brutal dari si pasien yang lagi hilang akal.

Disetiap gerak ruku dan sujudnya Hasan begitu tumaninah, khusyuk melantunkan lafadz doa penuh hikmat. Kini Pemuda itu pun menolehkan kepalanya kearah kanan, sambil mengucap salam sebagai pemungkas Syarat sholatnya. Usai menoleh dan berucap salam yang kedua, Hasan akhirkan dengan mengusap wajah. Sembari gumamkan Istigfar tiga kali dari mulutnya. Dengan manik yang berbinar, dia menengadahkan kedua tangannya mulai mengeluhkan segala resah, gelisahnya. Pada sang pemilik semesta. Usai membacakan Doa pembuka Hajat yang Dia langitkan.

" Ya Allah ya rabb, ampuni segala dosa dan khilafku, yang sudah melampaui batas ini, Ya Allah..." lirih Suara itu mulai diselipi tetesan embun yang jatuh dari pelupuk matanya. Makin menguraikan segala curahan hatinya, yang cuma diketahui oleh Dia dan sang holik saja.

"Ya Allah... hanya padamu lah, aku berserah dan padamu lah aku meminta pertolongan, tiada daya dan upaya. Selain pada kuasa mu sang pemilik alam semesta." Tanpa terasa usai bercumbu rayu dalam doa dan lantunan menyuarakan qalam qalam langit yang sudah Satu jam dia lirihkan, perlahan mata Hasan makin berat nan terkatup pelan dan menarik jiwanya jatuh dalam keterlelapan.

Pemuda itu Terbaring tanpa sadar diatas sajadah yang Dia gelarkan dilantai, bahkan suara pekikan Ayam sudah bergema dilangit hitam yang temaram. Seolah menandakan sang Fajar mulai beringsut pelan dari tempat persembunyian.

L-E-N-T-E-R-A "Lima Simbol Sakral" [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang