🍁. Masa muda✓

190 31 10
                                    

"Ariel...!" Menoleh pria berparas tampan pada sosok gadis berkucir kuda, yang kini berlari dan melingkari leher ariel

Si pemuda yang tengah nimbrung dengan saudara nya di kantin itu, tercekat gembira dan mendongak kecil

"Ehm, Riana?" Decak Ariel melihat gadis manis kesayangannya.

"Lagi sarapan kah?"
"Yups, sini duduk cuby." menepuk kursi kosong disebelahnya.

"Yah cimoy aku bawa martabak telor loh, mama yang buat mau, gak?"

"Wih sini buruan!" sahutnya melembai dengan iris penuh Napsu.

"Yeh, cepeut loe urusan begini !" sewot Ariel pada Si Abang.

"Asli cuma buat Ariel aja Na?" Timbal Raihan.

"Gak dong, buat kalian juga ada,
tara ~" Riana mengeluarkan sekotak dus nasi.

"Loe mau jualan Hah? banyak ini mah!" Asal Jeplak Hasan.

"Ya, bagi-bagi dong San." Menaik turunkan alis nya, tunjukan wajah tengilnya. Dengus kecil Hasan.


"Ck, Riana-Riana muka loe tuh, minta gue cubit yah." goda Hasan, Raihan menyikut adiknya.

"Heh gila loe, cewe sodaro masih loe goda juga, tapi Riana kok suka sih sama nih bocah !" gedik dagunya pada Ariel yang mendelik sinis pada Raihan.

"Nih, anak bau bawang, dah gitu dia nih suka banget--" kalimatnya tertahan akibat bekapan dimulutnya.

"Sssstt akh !" Ariel mencomot bibir Kakaknya hentikan kalimat tak mutu Raihan.

"Gak usah didengar my cubi, nih orang penuh dengki, ck!" Ariel Sindir Raihan.

Riana cekikikan pelan tanggapi sang Pacar. " Ariel ~" serunya dengan nada mendayuh. Raihan langsung menepuk dan hempas tangan ariel.

"Oncom tangan loe Riel--" pekiknya.

"Bau asin tuh!" sewot Raihan

"Ganggu dah loe bang, sono cari pacar sendiri, sirik amat" balik mencibir Abangnya

"Iye akh, nanti tunggu bentar " sahut raihan mencomot martabak yangada didepan mata.

"Tunggu apa?" Tatapnya bingung.

"Tunggu Riana putus dari loe..." enteng Raihan.

"Bang loe bener Sialan yah!" Ariel mengaleng leher kakaknya.

"Riel,rgh, Canda doang gue mah, sorry... !" Meronta lepaskan diri dari serangan sang adik. Bel sekolah tanda masuk berbunyi.

Terbahaknya puas. "Boleh bang ,ntar dipikir dulu siapa tahu bosen sama nih bocah" timbal enteng Riana.

"Ekh ayang hati- hati loh, jangan dong!" balas Ariel dengan muka ketakutan. Hasan meliriik jijik dan memasukan martabak ke mulut Ariel.

"Mamam tuh bucin Hooooo! masuk masuk !" Teriak Hasan beranjak. Dan mengiring Raihan

"Udah bang miris amat loe, ayok masuk!"

L-E-N-T-E-R-A "Lima Simbol Sakral" [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang