8 - Balikan?

95.1K 6.6K 778
                                    


"Balikan? Emang kita pernah putus?"

-Faegan-

-Faegan-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••••

"Cak, Jihan Cak! Jihan!" Dion berkata heboh sambil memukul-mukul pundak Cakra. Matanya melihat sosok gadis dengan sweater hijau yang memasuki area sekolah. "Astaga neng Jihan, akhirnya sekolah juga!"

Cakra mendorong wajah Dion dengan kejam agar menjauh darinya. "Jarak dua meter," tegasnya. "Gue alergi kena nafas lo."

Disebelah Cakra, ada Bara yang tersenyum tipis melihat kehadiran Jihan. Tiga pria tampan itu duduk di tangga sekolah, kegiatan rutin mereka setiap pagi sebelum bel masuk. Duduk-duduk santai sambil melihat murid berlalu-lalang tanpa tahu jika kehadiran mereka disana membuat para siswi tidak fokus. Ganteng banget!

Mereka adalah devinisi satu circle yang good looking. Faegan, Bara, Cakra, dan Dion memiliki pesonanya masing-masing. Namun yang paling menawan sejauh ini adalah Cakra, sayang sekali tampangnya membuat ngeri duluan untuk mendekat. Apalagi setahu mereka Cakra sudah punya kekasih yaitu Rina, sahabat Jihan yang sudah pindah dari sekolah ini.

"Jihan cerah banget pake warna hijau, kaya daun bunga mawar yang seger," ucap Dion saat Jihan menaiki tangga menuju kelasnya. "Cantik, menawan, Jihan memang terbaek!"

Jihan tersenyum pada Dion. "Dion juga menawan pake topi merah gitu, persis saos tomat di atas omelette."

Cakra menahan tawanya. "Omelette basi Dion, mah."

"Berisik lo cicak!" Dion mau menabok Cakra, namun melihat tatapan tajamnya saja membuat Dion ngeri duluan. "Ampun, bos. Becanda!"

"Gue anter ke kelas," ucap Bara lalu meraih tangan Jihan dan langsung membawanya pergi menjauh dari teman-temannya.

"Ini bukan arah ke kelas gue," ucap Jihan.

"Kita perlu ngobrol," ucap Bara lebih serius. "Kali ini lo gak bisa ngehindarin gue lagi."

Jihan dan Bara berhenti di koridor paling sepi. Kedua mata Bara menatap Jihan lekat-lekat, memastikan keadaan gadis itu secara keseluruhan. "Masih sedih?" tanya Bara.

Jihan menggeleng. "Gak ada gunanya gue sedih. Papa udah terlanjur nikah sama perempuan itu."

"Tunangan sama gue," Bara menaruh kedua tangannya dibahu Jihan. "Gue bakal bawa lo jauh dari penderitaan ini, gue bisa buat lo jauh lebih bahagia tanpa mereka. Lo tau kan gue gak pernah main-main sama omongan gue, Han?" tutur Bara lembut.

JANGAN CUEK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang