47 - Amarah

59.9K 5.9K 8.4K
                                    

ABSEN ABSEN DI SINI!

Harusnya update dari kemarin tapi sinyal disini WJAHAJAGAG bales wa aja susah sangking jeleknya. Tengah malem ada sinyal, tapi akunya yang KO😭👊🏻

Aku sedang tidak di rumah prennn, keluar dari zona nyaman. Ternyata seru, tapi cape gak ada sinyal kaya di hutan😇

*****

Faegan bergerak sendirian, Bara juga sama. Bara mencari Jihan dengan otot sementara Faegan bergerak dengan otak. Dia memanfaatkan adiknya untuk menemukan Jihan. Feyla adalah peretas handal, dengan memberikan nomor telpon Jihan, gadis itu langsung menemukan lokasinya.

Namun kini, Faegan sedikit memiringkan kepala tidak yakin begitu sampai di tempat yang Feyla berikan. Rumahnya sendiri?

"Faegan? Loh, kamu kembali?" pria yang kini sibuk mencuci mobilnya itu langsung menghampiri Faegan, menatap seorang laki-laki yang baru saja turun dari motor sport hitamnya.

"Om Mega, apa kabar?" sapa Faegan ramah, mana mungkin dia tidak mengenal seseorang yang membeli rumahnya sendiri?

"Baik, saya selalu dalam keadaan baik. Kamu bagaimana? Kenapa berubah fikiran? Padahal saya kira kamu serius tidak akan kembali lagi."

Faegan terkekeh. "Saya ikut keputusan Mama. Dia minta kembali, saya mana bisa menolak?"

"Saya suka itu, anak yang menyayangi Mamanya," puji Mega. "Mau mampir? Saya buatkan kopi?" tawarnya.

Faegan mengangguk. "Boleh."

Selama Mega membuat kopi, Faegan duduk di ruang tamunya. Rasanya nyaman dan hangat, seakan dia masih merasakan kehadiran Randu di rumah ini. Tempat ini penuh dengan kenangan bersama sang Papa.

"Silahkan diminum, kopi buatan saya selalu nikmat, kamu pasti suka," ucap Mega meletakan sebuah gelas di depan Faegan. Mega tersenyum lebar saat Faegan menyeruput minuman itu tanpa ragu.

"Kalau boleh tau, kenapa anda tertarik membeli rumah saya?" tanya Faegan.

"Ntahlah, saya suka rumah ini. Terasa hangat meski hanya melihatnya dari depan," jawab pria itu seraya menaikan kacamatanya. "Saya yatim piatu, tidak punya keluarga kecuali adik saya yang suka sekali terlibat keributan. Terakhir kali dia hampir di tangkap Polisi."

Faegan terkekeh. "Pasti hidup anda berat."

"Kamu memakan apa?" tanya Mega melihat Faegan mengunyah sesuatu. "Tidak sehat mencampur kopi dengan makanan lain!"

"Permen karet, saya jadi suka merokok belakang ini. Saya berusaha berhenti sekarang. Anda mau?"

Jawabannya membuat Mega lega. Hanya permen karet rupanya.

Tidak sopan menolak pemberian tamu, Mega mengambilnya dan memakan benda itu.

"Omong-omong adik anda pasti anak nakal," ucap Faegan tiba-tiba. "Saya tebak dia seorang pria."

"Benar," Mega menyeringai, sudah lewat lima menit sekarang, obat itu akan mulai bereaksi pada Faegan. "Maaf Faegan, saya benci adik saya tapi saya jauh lebih benci dengan orang yang menyakitinya. Kamu akan membayar dengan mahal," desis Mega.

JANGAN CUEK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang