23 - Penyesalan

107K 7.2K 3.4K
                                    

Aku baru sadar banyak penulisan yg salah, terutama huruf kapital untuk penyebutan "Abang" dari Faegan ke Feyla. Maaf ya gais, kadang aku nulis kaya kerasukan. Gatau gimana prosesnya tiba-tiba selesai gitu aja, maaf banget nanti aku revisi😭

Ohiya satu lagi, Lili satu kelas sama Jihan. Aku lupa juga. Maaf lagi😭

Sapa seneng ketemu aku lagi? Angkat telunjuk!☝🏻

****

"Kalau lo hilang, udara gue juga hilang Jihan."

-Faegan

****

"Jihan, gue denger lo menang Olimpiade Fisika. Ini gue beliin buat hadiah selamat," Lili meletakan sekotak cupcake lucu di meja Jihan. "Sekalian ucapan maaf karena kemarin-kemarin gangguin lo mulu."

Jihan menaikan alisnya. "Udah berhenti jadi babu-nya Vani?"

"Udah," Lili tersenyum miring. "Bangsat emang. Gue kena tipu dayanya selama ini."

"Baguslah kalau lo sadar."

"Lo mau ke kantin?" suara Cakra terdengar dari meja belakang. Cowok itu memasukan tangan ke kantong celana, matanya bertemu dengan Lili hingga membuat Lili langsung mengalihkan pandangan. "Dion sama yang lainnya udah nunggu kita."

Jihan mengangguk. "Bentar, dikit lagi selesai," cewek itu buru-buru menyelesaikan tulisannya lalu merapihkan semua peralatannya ke tasnya.

Lili tidak berkutik saat Cakra dan Jihan meninggalkan kelas. Sepertinya dia harus mencari waktu lain untuk mendekati Jihan. Tapi sialnya Jihan selalu di kelilingi oleh teman-teman Faegan. Bara, Cakra, Dion, tiga pria itu termasuk circle yang lumayan berpengaruh di sekolah. Sulit menembus mereka. Jadi mustahil mendekati Jihan untuk sekarang.

Padahal Lili begitu tertarik untuk mencoba berteman dengan Jihan. Setelah dia nilai baik-baik, Jihan itu sangat cantik, anggun, dan lumayan tenang. Walau ekspresi wajahnya menyebalkan, namun dia selalu terlihat berkelas. Di tambah setiap barang yang dia gunakan. Tidak satupun yang tidak bermerk.

Dandanan Jihan itu sederhana, namun harganya selangit. Berbeda saat Lili memperhatikan Vani, pakaiannya mencolok, perhiasan juga melekat banyak, meskipun terlihat cantik tapi tetap saja tidak bisa di bandingkan dengan Jihan.

"Harusnya dari awal gue deketin Jihan! Rumor kalau dia sombong harusnya bukan apa-apa buat gue. Toh gue juga sama sombongnya kan?" Lili menghentakan kakinya kesal.

Pokoknya Lili akan berusaha untuk membuat Jihan menjadi salah satu temannya. Dengan begitu dia bisa dekat dengan Cakra tanpa menempuh jalan menjijikan seperti kemarin. Cakra pasti akan baik padanya jika Lili ada di pihak Jihan.

*****

"Faegan mana?" tanya Dion.

"Sama Alexa," sahut Bara. "Tadi gue liat mereka di ruang Kepsek."

Mereka semua langsung menatap Jihan yang makan dengan lahap tanpa terganggu.

"Apa?" Jihan mengedip polos. "Kenapa ngeliatin gue kaya gitu?"

"Biasanya lo langsung kesurupan kalau tau Faegan sama cewek lain," ucap Dion. "Tumben ini kalem?"

"Tenaga gue udah abis," jawab Jihan kembali makan dengan lahap. "Di rumah abis tengkar juga sama Vani. Dia gak mau pindah sekolah dan ngerengek sampe gendang telinga gue budek."

JANGAN CUEK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang