(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA)
"Bisa gak sih kamu jangan cuek sama aku?!"
"Ribet, mau putus?"
Mengejar cinta pacarnya sendiri? Ini yang di alami Jihan Diana.
Faegan Dirgantara bukanlah tipikal manusia dingin dan juga hemat bicara seperti di no...
"Hujan jadi saksi nyata. Gue cemburu untuk pertama kalinya."
-Faegan-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Part ini panjang hampir 3000 kata.
****
"Awalnya gue kira Vani itu cewek lugu dan polos, dia bukan tandingan Jihan. Mangkanya gue sempet kasian sama Vani, tapi kalau dilihat-lihat lagi kayaknya dia gak sepolos itu," ujar Dion menatap Vani di meja seberang. "Entah dia bego atau polos yang pasti dia gak bisa baca situasi. Muka om Randu sama tante Dissa keliatan gak nyaman dia duduk di sana."
Bara baru kembali dari toilet dan bergabung dengan teman-temannya.
"Di angkat?" Cakra bertanya dan mendapatkan gelengan.
"Akhir-akhir ini Papa nya jadi keras, gue khawatir dia depresi. Tapi dia gak angkat telpon gue," ucap Bara.
"Liat meja Faegan, wajar dia gak jawab telpon lo."
Bara menoleh dan menemukan gadis yang ia khawatirkan duduk disana dengan nyaman. Baguslah, Bara fikir Jihan akan mengurung diri dan menyakiti dirinya sendiri lagi. Setidaknya melihat gadis itu tersenyum dengan tulus sudah cukup untuk Bara.
"Itu Vani?" tanya Bara memastikan. Tangannya mulai mengepal. "Kenapa dia duduk di sana?"
"Tanya aja sama yang punya acara," sahut Dion malas. Baru saja pertemanan mereka membaik, Faegan sudah kembali membuat jengkel. "Nyerah gue, terserah dia aja."
Cakra memotong steak dengan tenang, namun tiba-tiba dia menggores dan menekan pisau ke piring hingga bunyi decitan mengerikan terdengar.
"LO NGAPAIN CICAK?!" seru Dion ngeri sendiri.
Cakra tidak menjawab, dia mengusap ujung mata pisau ke ibu jarinya lalu menusukan pisau itu hingga darahnya keluar. "Ternyata tajam," gumam Cakra kemudian.
"Teman lo makin gila, Bar," bisik Dion dengan muka pias.
Bara memperhatikan Cakra lekat-lekat. Pria itu tidak pernah bertindak tanpa alasan. Lalu Bara menatap ke meja Jihan, cewek itu diam-diam memasukan pisau steak ke tasnya lalu dia pergi setelah bilang ingin izin ke toilet.
Sial. Bara langsung berdiri dan mengejar Jihan. Gadis itu gila, Jihan adalah perempuan paling gila yang pernah Bara tau. Tindakannya tidak pernah terduga, dan yang pasti dia tidak pernah ragu menyakiti dirinya sendiri ketika terpuruk atau merasa sedih.
Beberapa saat kemudian Bara menemukan Jihan, cewek itu ada di halaman belakang dan sudah mengeluarkan pisaunya.
"Jihan! Jangan goblok lo!" Bara langsung merebut benda itu. Kedua pupil Jihan melebar terkejut saat melihat Bara.