41 - Hari Tanpanya

61.9K 5.8K 6.4K
                                    

Angkat telunjuk yang seneng dapet notif?!☝🏻

VOTE DULU SEBELUM BACA🤍

•••••••••

"Perpisahan itu konsekuensi dari sebuah pertemuan. Tapi satu yang pasti, perpisahan bukan akhir tapi pintu untuk pertemuan selanjutnya."
-Cakrawala Dyxva-

****

Ini adalah hari minggu, Jihan di seret Dion pagi-pagi sekali untuk ke rumah Cakra. Dion tidak banyak bicara setelah tau soal kepindahan seluruh keluarga Faegan dari mulut Jihan, tapi dia tidak menangis seperti terakhir kali. Karena Dion tau, Jihan adalah yang saat ini paling perlu di hibur.

Niatnya Dion mau membawa mereka semua ke markas untuk bersenang-senang, tapi sialnya ada satu personil yang masih bergelut dengan ranjang nyamannya. Tidur ganteng sambil memeluk sebuah boneka harimau seukuran tubuhnya.

Jihan sedikit menahan tawa di ambang pintu kamar Cakra. "Jadi gini rupa cowok paling galak waktu tidur di rumahnya?"

"Cakra luarnya doang keras, dalemnya kaya yupi. Ketutup muka serem doang," ucap Dion lalu melangkah masuk untuk membangunkan Cicak pemalas itu.

Jihan meraih ponsel lalu diam-diam memotret Cakra dan mengirimkannya ke Lili.

Jihan
Kasian, kalah sama boneka

Lili👑
BNGST AGHHH HARUS GUE CULIK SI TAMPAN ITU
SHARELOCK HANN GUE BAWA ANAK BUAH BONYOK GUE

Jihan
Asal lo tau saingan lo harimau

Lili👑
Rina aja bisa gue tebas ye apalagi boneka gituan doang

Jihan
No komen
Liat sendiri aja

Jihan sungguh-sungguh mengirim lokasi pada Lili. Saat Dion menjemputnya dengan motor biru bernama Bismillah, Jihan sudah izin sejak itu untuk mengajak Lili. Dion setuju, dia malah senang karena akhirnya Jihan punya teman yang waras dan layak. Sangking terkenal angkuh, gadis itu tidak punya teman selain Dion dan yang lainnya.

"CICAK KEBAKARAN, CAK. KEBAKARAN!" Dion berteriak tepat di sebelah telinga Cakra.

Cakra menggeliat pelan, lalu menonjok Dion dengan mata tertutup. Setelah itu, di berbicara dengan suara serak. "Tinggal siram anjing."

Cakra kembali tertidur, Dion meringis memegangi sudut bibirnya yang perih. "BANGUN CAK! UDAH JAM TIGA SORE!"

Jihan langsung melihat ponselnya. Padahal baru pukul delapan pagi.

Tidak ada sahutan dari Cakra, cowok itu mengeratkan pelukan pada si harimau yang dia beri nama Zuru. Tidak terlihat ada tanda-tanda akan membuka mata.

"Cape bet gue, Han," ucap Dion. "Tidur kaya mayat dia."

"Cakra, bangun! Pacar kamu di belakang udah berisik minta makan!" Pangeran datang dan berdiri di ambang pintu. Jihan, Dion, dan Pangeran saling menatap karena cowok itu tetap tidak bergerak.

"Woi!" Pangeran melempar sendal rumah yang ia pakai hingga mengenai wajah Cakra. "BANGUN LO!"

Jihan tersentak karena teriakan mengerikan Pangeran di sebelahnya. Tapi tetap saja tidak ada pergerakan dari Cakra. Laki-laki yang mengenakan t-shirt putih tanpa lengan itu tetap tertidur nyaman.

JANGAN CUEK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang